•15

925 153 20
                                    

"Malam ini Kun-ge tidur di kamarku aja ya. Jangan sama Xuxi."

"Kok gitu?"

Sicheng membalik badannya. Sekarang berdua lagi berbaring samping-sampingan di atas kasur Sicheng. Engga ada kontak apapun, bener-bener cuman terlentang dan melihat langit-langit kamar Sicheng yang ada poster dirinya yang ditempel oleh Yuta.

"Aku ga mau Kun-ge kenapa-napa."

"Kenapa ga kamu aja yang ke kamarku? Aku 'kan cuman berdua sama Xuxi," Kun berbalik memandang Sicheng. Sicheng memajukan bibirnya.

"Xuxi ganggu."

"Terus kamu mau ngusir dia? Gitu?"

"Iya."

Kun mengkerutkan keningnya. "Kamu jahat."

"Ya, emang." Sicheng memutarkan bola matanya.

"Aku engga mau ngusir Xuxi. Xuxi orang baik, kamu aja yang pindah ke kamarku kalau mau." Final Kun. Dia engga akan berbuat brengsek ke adik kesayangannya itu. Yukhei itu anak baik, Kun tahu. Dia tahu diri dan engga akan main nyosor kayak Taeil. Kalau Sicheng masih engga percaya, ya tinggal dia aja yang ke kamar Kun, apa susahnya?

"Cih. Yaudah. Kamu gapapa tidur sama Xuxi," Sicheng mendecak. "Kalau kenapa-napa, aku engga tanggung jawab."

"Oke! Siapa takut!" Dan kenapa Kun menganggapnya ini sebagai sebuah tantangan, oh tolonglah jangan tertular kebodohan Sicheng. Tapi semuanya terlambat.

"Kalau kamu panggil aku Ge, ada konsekuensinya." Sicheng tersenyum miring. "Kamu, aku, berdua aja. Semalam."

Dan Kun meneguk keras ludahnya. Wajahnya memerah kesal.

"K-kalau aku menang, berhenti berpikiran mesum sebelum umurmu cukup, dasar bocah!"

"Cih. Hanya beda setahun saja, Ge. Jangan bertingkah seakan-akan kamu ini jauh lebih tua sepuluh tahun dariku." Sicheng berkedip melihat Kun yang bangun dari kasurnya. "Eh... Mau ke mana?"

"Ke kamar, lah. Ga kuat sama orang mesum. Malam!" Kun pun keluar dan membanting pintu. Dia keluar dengan perasaan sebal. Enak aja, Lucas itu bukan orang sembarang orang, ya! Kun tahu Yukhei kayak gimana, dia engga mesum kayak Sicheng.

Kun kembali ke kamarnya. Pas dia masuk, si Yukhei ternyata lagi tengkurap di atas kasur Kun sambil mainin kakinya ke atas ke bawah. Fokusnya ke arah ponsel genggam di tangannya. Melihatnya membuat Kun tersenyum. Tapi Kun tidak menyapanya. Dia hanya berjalan mengitari dari situ, berniat mengganti baju. Barulah saat Kun membuka lemari, Yukhei bersuara.

"Ehhh Kun-hyung~" Sapa Yukhei. Kun yang melihatnya jadi gemas. Memang 'sih, kalau orang lihat pasti banyak yang berpikir bahwa Yukhei ini orangnya dewasa, bobrok, dan segala prasangka kepadanya, padahal aslinya dia cuman bayi besar, alias manja. Apalagi sama Kun. Dia aja cuman berani nangis di depan Kun, kalau di orang lain mah dia sok kuat gitu.

"Ngapain Xuxi?" Kun duduk di pinggir kasur. Yukhei tersenyum dan menunjukkan layarnya.

"Anak anjing, Kun-hyung. Mainannya dikasih tahu sama Haechan." Yukhei terkikik ketika dia melihat anak anjing virtual nya menggonggong. "Lucu ya?"

Kun tersenyum.

"Iya lucu." Kayak kamu.

"Kun-hyung seharian ke mana aja? Kayaknya diembat sama Win-hyung terus deh," Yukhei tiba-tiba taruh ponselnya di sebelah dia dan cemberut. "Sama akunya kapan?"

"Ih Xuxi, kamu jangan ngomong gitu ya di depan Winwin. Dia cemburuan tau."

"Perasaan waktu Kun-hyung cemburu, Win-hyung b aja. Kok sekarang giliran Win-hyung yang cemburu, Kun-hyung harus nahan diri?" Yukhei mencibirkan bibirnya. "Sebel, aku kayaknya cuman pelarian doang."

"Engga lah Xuxi, aku mah tetep sayang sama kamu," Kun tertawa. "Eh tapi seriusan. Kamunya jangan ngadu ke Winwin ya. Nanti aku ga bisa manjain adik kesayanganku lagi." Kun pun mencubit pipi Yukhei. Yukhei terkikik. Sumpah, Yukhei cuman mau manja sama Kun aja. Dia engga akan begini ke orang lain.

"Coba aku kenal Kun-hyung duluan, beneran deh. Aku pasti bakal bahagiain Kun-hyung terus, engga akan ada Yuta-hyung yang bakal gangguin hubunganku sama Kun-hyung."

"Hus kamu, udah ah ngomong kayak gitunya." Kun hanya tertawa saja meresponnya.

Yukhei tiba-tiba saja menarik Kun dan menindihnya di bawah dirinya. Kun yang tertindih langsung terkejut karena wajah Yukhei yang dekat sekali.

"Aku serius, loh. Kalau Hyung engga bahagia kenapa masih bertahan?" Suara Yukhei memberat. Lah, ini kenapa lagi!?

"Ha? Kamu ngomong apa 'sih?" Kun berusaha untuk tetap positif. Ayo, mungkin Yukhei mabok apa gimana kita engga tahu. Siapa tahu sebelum Kun datang dia minum-minum dulu, 'kan umurnya sudah cukup. Tapi kalau Kun cium juga, tak ada bau alkohol apapun.

"Kun-hyung hari ini kenapa wangi sekali 'sih?" Tanya Yukhei pelan, nyaris berbisik. "Kun-hyung.. kamar kita 'kan jauh ya dari kamar Win-hyung... Engga apa-apa 'kan sekali-kali aku merasakanmu juga?"

Wait.

Fuck.

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang