•23

654 115 30
                                    

Pada akhirnya Kun berhasil melerai dua orang itu, meski dia harus terpaksa jalan di antara mereka berdua. Di mana tangan Yuta kalau engga megang pipi Sicheng, dia iseng menepuk pantat Kun yang kerap kali tak disadari Sicheng namun terlihat dari wajah Kun yang memerah diam-diam.

"Aku mau main basket, udah lama engga main basket." Kata Ten pas mereka lewat game itu. Kun mengangguk.

"Ayo. Koinnya tadi mana?"

"Ih Kun, aku mau main bola! Ayo main futsal!" Yuta menarik tangan Kun, mencoba mengambilnya. Sicheng sadar dong, iyalah keliatan banget, 'kan Kun lagi dipegangin sama dia. Sicheng langsung cemberut lagi.

"Aku mau main tembak-tembakan! Kun-ge ayo!"

"Dih gimana 'sih? Mainin yang paling deket dulu lah!" Ten protes sambil nunjuk game basket itu.

"Oh mainin yang deket dulu kayak kamu mainin si Johnny? Haha!" Ejek Yuta puas.

"WOY YUTA NGAJAK BERANTEM?!"

"IYA! KENAPA? GA SUKA?! PANGGIL AKU PAKE HYUNG!"

Dan ketika Ten akan menjambak rambut Yuta, Yuta langsung kabur dan bersembunyi di belakang Sicheng, dan tak sengaja mendorong Kun menjauh.

"AKU MAU DIBUNUH SETAN THAILAND!"

"SINI KAMU YUTA! SINI BERANTEM SAMA AKU!"

"WIN BANTUIN HYUNG AHHH!"

"IH YUTA-HYUNG APA SIH?!"

Melihat keadaan semakin barbar dan beberapa pasang mata melihat mereka, Kun berniat langsung melerai, tapi dia justru ditarik dari sana.

"Kun, ayo."

Kun melihat lengannya yang dipegang oleh Doyoung, kemudian melihat punggung lebar Doyoung. "Tapi mereka..?"

"Ntar juga capek."

Bener.

Kun membiarkan Doyoung menuntunnya.

"Main ini yuk?" Doyoung menunjuk ke arah game tembak-tembakan zombie yang bentuk tempatnya seperti mobil mini. Jadi mereka harus masuk gitu.

"Boleh." Sebenernya Kun engga mau. Zombienya keliatan seram, tapi Doyoung sudah memasukkan koinnya jadi dia menurut saja. Kun dan Doyoung pun duduk bersebelahan, Doyoung mengambil pistolnya dan Kun mengambil bagiannya dengan ragu-ragu.

"Kenapa Kun? Takut ya?"

"Engga." Sedikit. Kun ga takut kok, dia cuman ga suka dikagetkan saja dengan keberadaan zombie yang tiba-tiba dan banyak.

"Ini cuman game kok." Kata Doyoung santai. Kemudian game dimulai.

Karakter Kun terus saja berjalan pelan, sementara Doyoung sudah maju jauh daripadanya. Dan sebelum dia dapat mengikuti Doyoung, dia diserang segerombolan zombie. Kun tak sempat menembaki karena terlalu banyak.

"Aku mati." Kun menghela nafas dan menaruh pistolnya kembali. Wajahnya tidak terlihat bahagia, tapi tidak juga sedih. Hanya kecewa, dia selesai secepat itu.

"Masa 'sih? Engga tuh." Ucap Doyoung tanpa mengalihkan pandangannya, tangannya masih memegang pistol dengan sangat keren.

"Aku mati, Doyoung. Liat itu di layarnya game over." Kun memajukan bibirnya.

"Ohya?" Doyoung menembak sekali lagi, kemudian tersenyum ke arah Kun dan menaruh pistolnya. "Tapi kok di hati ku engga?"

Kun menatap Doyoung bingung, kemudian tertawa garing, "Ehhhh.."

"Bercandanya lucu." Katanya langsung, merasa malu. Tapi saat Kun melihat wajah Doyoung yang serius, senyumnya langsung hilang.

"......kamu pasti bercanda lah. Masalahnya 'kan kamu ada Jungwoo, terus aku ada.."

"Engga tuh," Doyoung sekarang menghadap ke arah Kun. Tangannya masih memegang pistol dan menembaki. "Aku 'kan jarang bercanda."

Doyoung menaruh pistolnya, dari layarnya terdengar bahwa dia telah memenangkan game. Kun memundurkan wajahnya, tapi keadaan terlalu sempit. Di sana terlalu sempit. Suara berisik tiket keluar dan Kun merasakan sesuatu yang hangat di bibirnya.

"Kalau bosan sama Winwin, ke aku langsung ya. Kita bisa kok kayak Johnny-hyung dengan Taeyong-hyung dan Jaehyun." Doyoung tersenyum senyum miring dan mencabut tiketnya, kemudian keluar dari tempat game itu duluan.

Ketika Kun akhirnya keluar juga, dia melihat tiga orang yang tadi ditinggal sudah mengerumuni Doyoung, seperti sedang menginterogasi nya.

"Aku cuman main." Kata Doyoung sambil melepaskan tangan Ten dari kerahnya. Kemudian dia tersenyum ke arah Kun yang masih memerah. "Ya 'kan?"

Kun menatap Doyoung sebentar, kemudian menatap Sicheng yang wajahnya sudah siap menampar hyungnya kapan pun, kemudian mengangguk. "I-iya, cuman main aja kok." Kun lalu tersenyum. "Yuk, gantian. Tadi 'kan Doyoung, sekarang giliran gamenya siapa?"

"AKU!!" Yuta dan Ten saling dorong untuk memegang tangan Kun. Sementara Sicheng hanya diam memerhatikan Kun, dan mendecak.

Dasar pembohong.

.

.

.

double update karena ujianku telah selesai~ 💕💕

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang