Waktu pulang pun tiba, Bila yang tengah berjalan pun dihampiri Verrel.
'bil pulang sama siapa?' Verrel melontarkan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya.
'angkot' jawab Bila ketus.
'kenapa ga sama cowo yang lain lagi, kan banyak yang mau anterin kamu pulang teh'
'ide bagus tapi aku ga tertarik'
'jadi asli mau naik angkot?' Verrel berjalan mundur menghadap Bila.
'hm'
'aku ga izinin kamu naik angkot' Verrel memegang dagu Bila membuat Bila menatap Verrel heran.
'kenapa?'
'bahaya, yaudah tunggu disini bentar' Verrel pun meninggalkan Bila.
'nunggu itu gaenak! emang kenapa sih eta budak?' ucap Bila heran.
Verrel pun kembali lagi dengan membawa motor trail miliknya.
'kalo naik motor ini gapapa?'
'aku sukanya motor yang kecil kecil lucu'
'hm vespa ya? yaudah aku tukeran motor dulu ya sama Andrian' Verrel hanya bercanda.
'eh udah udah ini aja gapapa' jawab Bila panik.
'yaudah sini naik pegangan' Verrel pun menyalurkan tangannya.
Bila pun menaiki motor tersebut dengan feel yang berkata 'pasti sakit pantat'
Nih motor Verrel. Bila gasuka.
Sepanjang perjalanan mereka lewati sambil Verrel mengajari Bila tentang jenis jenis dan bagian bagian motor yang mereka lihat dijalan.
'ultah kita mau digimanain?' tanya Verrel.
'hah kapan?' Bila lupa.
'besok lah masa gainget'
'ohiyaiya'
'mau digimanain?' Verrel bertanya lagi.
'gatau'
'mau kado apa?' Verrel pasrah.
'gausah' jawab Bila padahal Bila ingin segala sesuatu yang berbau stitch dan minion hahaha.
'yaudah pokonya besok balik sama aku lagi' Verrel pasrah dengan jawaban Bila.
'ih apa apaan' Bila memukul pelan punggung Verrel.
'ga apa apaan' jawab Verrel sambil mengedipkan sebelah matanya di spion.
'kesel ga' ucap Bila melihat itu.
'ngga' Verrel santai.
'ih Verrel ngejawab wae' Bila mulai kesal namun ngakak.
'hahahaha'
'anjing ga' teriak Bila saat ada polisi tidur dan Verrel tetap mengebut.
'eh siah kasar nanti sampe rumah mulutnya aku jiwir' Verrel masih santai.
'keceplosan' jawab Bila tenang.
'cewe gabaik ngomong kasar kalo akumah bebas' Verrel menyetir dengan melepaskan kedua tangannya sebentar.
'naha gitu?' Bila heran. Bila sudah biasa menghadapi orang yang memboncengnya dengan sedikit atraksi.
'ganteng mah bebas' Verrel melakukan hal yang sama seperti tadi.
'ew' Bila mencubit perut Verrel.
'sakit ebel' Verrel modus memegang kembali tangan Bila, membuat Bila jadi memeluknya.
'ih pegang pegang' Bila mencoba melepaskannya namun tidak bisa. Verrel menyetir dengan 1 tangannya.
'pegangan teu daek cicing' Verrel mengeratkan genggamannya pada lengan Bila.
'pemaksaan orang gila' Bila pasrah.
'suka suka' jawab Verrel tenang.
'papahhhh' Bila tiba tiba teriak pada saat mobil lamborghini didekatnya.
'hah siapa' tanya Verrel panik.
'gatau siapa akumah cuma teriak' jawab Bila dengan wajah tak berdosa.
'dasar budak leutik' Verrel sudah terbiasa dengan kegilaan Bila.
'malu ga rel?' tanya Bila tertawa.
'udah biasa kamu mah kan malu maluin' Verrel tertawa.
'bae atuh jangan jaim' Bila mengangkat sebelah alisnya sombong.
'geleh banget' Verrel tertawa.
'nyampe nyampe jug hus masuk hum' usir Verrel bercanda.
'geleh' Bila pun turun.
'salim dulu' Verrel menyalurkan tangannya.
Bila pun salim pada Verrel.
'dadah' Verrel pergi.
'tiatiiii' teriak Bila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SISI BILA
Teen Fiction-based on true story- Verrel Januar Angga, salah satu murid yang pintar dan terganteng di sekolah yang terbawa perasaan ketika sering curhat kepada seorang wanita hitam manis yang juga pintar yang bernama Bila Raquella Cantika, yang merupakan sahaba...