Hari ini rencananya, Bila akan menaiki grab sepulang sekolah karna ia ingat Verrel tidak mengizinkannya menaiki angkot.
Bila pun duduk di halte sekolah untuk menunggu grab datang, dia sudah berpisah dengan semua teman temannya.
'Bila!' tepuk seseorang yang mengagetkannya.
'ehh' Bila pun memalingkan wajahnya. Terlihat banyak anak anak TF menghampirinya.
'ngapain disini?' tanya Veno.
'mau mesen grab' jawab Bila dingin.
'jangan dulu pesen, santuy dulu disini' ucap salah satu dari mereka.
'kenapa?' tanya Bila heran.
'maraneh tunggu disini, urang mau ke pk bentar' ujar Veno.
'siap siap' ujar yang lain.
'minjem hp dong bil' ujar kaka kelas yang Bila tidak tahu namanya.
'kan aku mau pesen grab' balas Bila.
'udah nanti aja, minjem dulu'
'yaudah nih' Bila pun memberikan handphone nya.
'ini ada tulisan penyimpanan internal penuh'
'iya emang' jawab Bila malu.
Tiba tiba Bila memajukan bibirnya beberapa centi ke depan dan terlihat seperti menahan nafas sesak.
'ai maraneh eta asep roko ke si Bila' ucap Verrel yang datang bersama Veno sambil mengipas ngipas asap roko menjauhi wajah Bila.
'Verrel peka' ucap Bila dalam hati.
'kalo ngeroko jauh jauh dari Bila, Bila gasuka asep roko' ucap Verrel yang masih menjauhkan asap dari Bila.
'ah siah di belakang si Bila mah ngeroko jiga kereta api, teu berhenti berhenti' ucap Veno.
Verrel pun hanya memelototkan matanya ke arah Veno. Veno terdiam.
'kirain ga ngeroko, bibirnya pink gitu padahal' ucap Bila dalam hati.
'hayu pulang' ajak Verrel membukakan pintu mobilnya untuk Bila.
'hah ngga ah naik grab aja' jawab Bila kaget karna Verrel membawa mobil.
'udah ikut aja sama Verrel' ucap Veno.
'ih yaudah' Bila pun menurut.
'duluan nya' pamit Verrel.
'tiati brow' ucap yang lainnya beriringan.
'kita jalan jalan dulu bentar' ucap Verrel.
'yaudah ikut aja akumah' Bila hanya pasrah.
Mereka pun berjalan jalan mengelilingi Bandung sampai Verrel tiba tiba memasukan mobilnya ke salah satu mall di Bandung.
'kenapa kesini?' tanya Bila.
'kita beli baju dulu ya' ajak Verrel.
'heran' Bila pun menuruni mobil Verrel duluan.
Setelah masuk ke dalam mall Bila hanya bingung dengan Verrel.
'rel beli baju mau kemana sih, kenapa ga langsung pulang aja?' tanya Bila.
'Riweh Udah Nurut Aja Atuh' Verrel mencubit hidung Bila.
'sakit anjir' Bila memegang hidungnya yang sudah merah.
'cepet cari baju' suruh Verrel.
'yang mau beli siapa yang nyari siapa' jawab Bila tak acuh.
'ah yaudah we tungguin' Verrel pun meninggalkan Bila.
'kebalik anjir harusnya cowo yang nungguin cewe belanja ih kesel' Bila berbicara sendiri.
Tak lama kemudian Verrel datang dan sudah berganti pakaian, ia pun menyuruh bila untuk berganti pakaian dengan baju yang sudah ia belikan. Bila hanya pasrah.
Bila pun keluar dari fitting room setelah selesai. ia langsung marah marah tak jelas pada Verrel karna tiba tiba dibelikan baju.
'cantik' Verrel tak sadar mengucapkan itu.
'inget Andrian' pikir Bila yang amarahnya tiba tiba hilang setelah mendengar itu.
'hayu pulang' ajak Bila dengan wajah malu.
'iya ayo'
Mereka pun menuju mobil dan segera pergi dari mall tersebut.
'ya Allah ya gusti Verrel kenapa ke cafe?' tanya Bila sabar setelah Verrel memarkirkan mobilnya di sebuah cafe.
'udah ikut aja cerewet pisan' jawab Verrel jutek sambil memainkan handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SISI BILA
Teen Fiction-based on true story- Verrel Januar Angga, salah satu murid yang pintar dan terganteng di sekolah yang terbawa perasaan ketika sering curhat kepada seorang wanita hitam manis yang juga pintar yang bernama Bila Raquella Cantika, yang merupakan sahaba...