[Prolog]
.............
Di ruangan ini, kali ini hanya terdengar suara bunyi sendok garpu dengan piring yang saling beradu. Suasanya sangat hening. Tak ada satu orang pun yang berani mengangkat suara.
Di balik suara perabotan yang terdengar, diam-diam tanpa diketahui gadis bekerudung mencuri-curi pandang pada pemuda berkacamata yang duduk di depannya kali ini. Digadang-gadang pemuda itulah yang akan menemani masa depannya nanti .
Perempuan berkerudung itu memang tak mudah tertarik pada orang lain, apalagi lawan jenis. Namun, entah mengapa kali ini pemuda berkacamata itu berhasil mematahkan sisi perempuan wanita berkerudung itu.
Perempuan berkerudung itu hanya bisa tersenyum dalam diam saat menyantap makanannya sembari memikirkan kenapa dia bisa seperti ini? Padahal dia hanya duduk dan makan, tapi kenapa serasa ada yang menggelitik perutnya saat makan.
'Perasaan aku makan nasi deh, bukan makan cacing, tapi kenapa di perut kaya ada yang nge gelitik gitu ya' batin wanita berkerudung itu.
🍦🍦🍦
"Jadi sudah ditetapkan, acaranya akan berlangsung dengan sederhana saja, tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan warga sekitar sini saja?" tanya wanita paruh baya yang mengenakan kerudung warna coklat tersebut.
"Iya bu, saya pikir seperti itu, setelah kami berdua mengobrol tadi. Lebih baik jangan terlalu besar, kami sepakat akan melakasanakannya sederhana saja," jawab pemuda berkacamata
"Kenapa? Apa kesannya kaya di tutupi kalau sederhana, dia 'kan putri satu-satunya Ibu. Ibu mau acaranya itu lebih meriah," jawab wanita paruh baya ini lagi.
"Ibu ngak gitu, kita gak nutupin, cuma mau sederhana aja. Kalau mau nutupin, ya gak usah ada acara aja. Ini kan tetap ada. Emang aku purti satu-satunya Ibu, tapi dari dulu aku udah mikirin ini, dan setelah coba di diakusikan, dia juga sama setuju jadi ya begini," jelas perempuan manis dengan lesung pipit yang menggunakan kerudung pastel itu.
"Yaudah kalau kaya gitu, mau gimana lagi. Ibu nurut aja." ucap pasrah wanita berkerudung coklat tadi.
"Bunda juga nerima. Ini acara kalian. Jadi kalian bisa atur sesuai keinginan kalian, mulai dari pembukaan sampai penutup, kami serahkan pada kalian," ucap wanita paruh baya lainnya
"Iya Bunda, kami berdua udah mgobrolin acara kasarnya kaya gimana tadi, jadi Bunda, Ayah sama Ibu gak usah khawatir," ucap pemuda kacamata itu lagi
Pemuda berkacamata itu hanya bisa tersenyum, mendengar penuturan dari masing-masing orang yang berada disini.
🍵🍵🍵
"Mbak, untuk dessert nya susu coklat banyakin ya."
"Lah ko susu colat sih?"
"Terus?"
"Pokonya harus ice cream."
"Dingin."
"Harus ice cream."
"Susu coklat."
"Ice cream."
"Susu coklat."
"Udah-udah, dua-duanya aja kalau gitu gimana?" tawar pelayan itu, melerai pertengkaran antara 2 orang ini.
☁☁☁
Suasana salah satu rumah di kawasan kali ini ada yang berbeda, terlihat ada rumah yang tampak indah dengan didominasi hiasan kain-kain berwarna biru. Menarik perhatian setiap insan yang melewatinya.
Di sana sedang berlangsung acara yang selama ini sudah dipersiapkan semaksimal mungkin oleh kedua belah pihak.
Di dalam sudah terdapat sepasang pasangan yang terlihat serasi sedang duduk berdampingan dengan tangan sang pemuda yang memegang wali dari tangan sang calon istrinya.
Suasana di sini terasa sangan khidmat. Semua mata tertuju pada sepasang calon pengantin yang sedang duduk disana.
☁☁☁
.............
Inilah takdir kehidupan. Datang dengan sendirinya
#Zahra'sLife
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra's Life
General Fiction[Completed] Update : Tiap Kamis Hidup Zahra langsung berubah saat Ibunya memberitahukan mengenai janjinya dulu pada sahabat dekatnya, perjodohan Zahra dan anak teman Ibunya, Adit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Zahra memang mengetahui hal itu...