Zahra's Life #46 - Revised ✅

2K 61 0
                                    

[4402 words]

.............

Bandung, 5 November 2019

Sudah hampir satu bulan semenjak kecelakaan itu, namun Zahra masih masih tetap setia di alam bawah sadarnya, entah apa yang sangat menarik di sana hingga Zahra enggan untuk membuka matanya. Mungkin saja Zahra sedang menghabiskan waktu bersama Rizvan dan Rizwan.

Adit menggelengkan kepalanya pelan. Tidak! Jika memang Zahra sedang bersama Rizvan dan Rizwan, Adit ingin Zahra hanya sementara di sana. Bukannya jahat dengan meninggalkan Rizvan dan Rizwan di sana tanpa Zahra, tetapi di sini juga banyak yang berharap kesembuhan Zahra, banyak yang menunggu Zahra agar membuka matanya kembali. Rizvan dan Rizwan sudah di jaga dengan baik oleh Allah di Surga sana.

Oh ya, mengenai Sinta dan Citra. Mereka sudah tidak ada kaitannya lagi dengan keluarga Adit, namun bukan berarti keluarga Adit yang mengusirnya. Melalui Alfin, Adit sudah mengurus segala keperluan Citra dan Vanya. Adit sudah berjanji, 'kan akan tetap memberi nafkah pada mereka berdua? Dari beberapa hari yang lalu Citra sudah tinggal bersama Banyu. Keluarga Banyu awalnya tidak setuju, tapi karena penjelasan Alfin, Adit dan Marvin mereka mulai setuju, memang memerlukan waktu yang cukup lama. Tapi ingat! Every Cloud Has A Silver Lining.

Lain Citra, lain juga Sinta. Karena perbuatannya yang sudah jelas-jelas menyalahi aturan, Sinta di haruskan untuk di penjara. Awalnya, Adit tidak ingin melanjutkan kejadian ini melalui pihak yang berwajib, Adit pikir yang dilakukan Sinta semata-mata hanya untuk mbuat anaknya senang, lagian Sinta juga sama-sama baru mengetahui kebenaran kalau anak yang di kandung Citra adalah anak Banyu. Adit juga memikirkan Zahra, Zahra pasti tidak akan melibatkan pihak berwajib sedikit pun walaupun karena kejadian ini banyak hal yang harus Adit dan Zahra derita. Tapi pada Akhirnya, Sinta tetap di masukkan ke perjara. Rina yang membuat laporan atas pelenyapan berencana. Mulai dari obat antidepresan yang di berikan secara berlebihan hingga akhirnya drama rem blonk yang menyebabkan calon anak-anak Zahra dan Adit harus terlebih dahulu bertemu dengan Allah. Tidak hanya itu, Zahra harus koma dan kehilangan kaki kanannya. Rina melaporkan hal itu karena memang harus. Kesalahan seperti itu di bebaskan begitu saja? Tidak mungkin! Rina tidak sebaik itu, ya.

Adit tidak bisa menolak keputusan Rina. Rina punya dukungan penuh dari Feri, Fira dan Alfin untuk memasukkan Sinta ke dalam penjara. Satu lawan tiga? Sudah jelas akan kalah.

Mengenai Alfin, Adit dan keluarganya sangat berterima kasih pada Alfin yang bergerak cepat dan merelakan segala waktunya untuk membantu Adit. Meskipun setelah kejadian itu Alfin terus meminta maaf pada keluarga Adit karena telah terlalu banyak ikut campur masalah mereka namun hal itu tidak ditanggapi serius oleh keluarga Adit. Malah kalau Alfin tidak seperti itu mungkin semuanya tidak akan terungkap jelas seperti ini.

Adit menghela nafas dalam. Sudah hampir prustasi karena Zahra belum menunjukkan peningkatan sedikit pun.

"Kapan kamu bangun Za," kata Adit, setelah sekian lama Adit tidak berbicara. Sebelumnya Adit hanya akan berbicara saat di perlukan saja, saat bersama dengan Zahra, Adit hanya terus memegang tangan Zahra sambil terus menatapnya, tidak ada kata yang di keluarkan dan kali ini Adit kembali mengeluarkan suaranya.

"Jangan terlalu sama di sana ... aku, Fira, Ayah dan Bunda, sangat berharap kamu segera kembali. Paling utama, aku Za. Sungguh, rasanya ... kosong."

"Za, kalau kamu lagi main sama Rizvan dan Rizwan disana, Aa gak apa-apa. Tapi jangan terlalu lama, Rizvan dan Rizwan sudah sangat bahagia bertemu dengan pencipta-Nya, tapi kamu masih harus di sini ... sama aku, Fira, Bunda, Ayah dan semua orang."

"Aa akan selalu nunggu Za, selalu!"

Adit mengeratkan pegangannya pada tangan Zahra, menundukkan kepalanya sampai menyentuh bangkar milik Zahra. Menghela nafas panjang lagi, Adit mencoba untuk kuat, Dokter bilang jika beberapa hari ke depan, Zahra belum juga menunjukkan kemajuan mereka akan dengan terpaksa mencabut alat yang menopang hidup Zahra. Hati Adit selalu sakit, setiap mengingat hal itu. Adit akan tidak sanggup jika harus benar-benar kehilangan Zahra. Sudah cukup hanya Rizvan dan Rizwan saja, jangan Zahra juga.

Zahra's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang