Zahra's Life #7 - Revised ✅

2.1K 75 0
                                    

[1973 words]

.............

Disinilah mereka sekarang. Di tempat gaun pengantin. Zahra sedang menunggu Adit yang tengah mencoba bajunya. Rencanya, baju yang mwreka pesan sekarang akan di gunakan saat setelah selesai Akad. Untuk akad nikahnya, tetap menggunakan kebaya seperti orang pada umumnya. Kebaya berwarna putih dengan bawahan berupa batik. Setelah Adit selesai, baru giliran Zahra yang masuk.

Tirai ruang ganti pakaian mulai terbuka. Disana sudah ada Adit yang telah menggunkan baju dengan serba putih. Emmm dia terlihat keren. Sungguh.

"Gimana ?" tanya Adit.

Zahra yang sedang melamun langsung tersadar "Ha?!" tanya Zahra bingung.

"Gimana ?" tanya Adit lagi.

"Hmmm... Ok." Zahra tersenyum dan menggunakan jarinya membuat isyarat 'ok' "Warna putihnya aku suka. Ini itu kaya keliatan lebih gimana gitu dari pada yang pertama tadi. Terus simpel juga dan gak terlalu banyak tempelan-tempelan atau pariasi. Jadi ok." lanjut Zahra.

Adit mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya pada mbak pelayan.

"Saya yang ini aja."

"Gak mau coba lagi yang lainnya mas, disini kami masih banyak stok yang lebih bagus menurut saya, dan mungkin mas suka," tawar pelayan itu lembut.

Adit tersenyum lalu menggeleng "Gak usah, kata calon istri saya ini udah bagus. Saya juga nyaman makainya. Jadi yang ini saja." ucap Adit sambil melirik sedikit ke Zahra.

'Calon istri' ulang Zahra dalam hati. Yaampun Zahra tak dapat meyembunyikan senyum manis dengan lesung pipit itu sekarang. Zahra sedang sangat senang. Meskipun hanya dua kata. Tapi disana tersirat beberapa makna.

"Yaudah kalau gitu. Berarti yang ini udah jadi ya?" tanya pelayan itu sopan.

Adit lagi-lagi mengangguk.

"Sekarang giliran mbak nya untuk nyoba."

"Saya boleh liat desain-desain yang ada disini dulu gak. Jadi saya bakal milih beberapa. Nanti biar saat nyobain gak terlalu kewalahan," usul Zahra.

"Ahhh, boleh seklai mbak. Ini desainnya." ucap pelayan tersebut sambil menyerahkan sebuah buku yang cukup tebal.

Zahra langsung mengambil buku tersebut dan melihat-lihat isi dalamnya. Adit yang daritadi menyimak disana, sekarang mulai duduk di kursi yang ada di samping Zahra dan membantu memilihkannya.

Akhirnya setelah melewati perdebatan yang cukup panjang, mereka berdua telah memilih 3 gaun yang akan dicoba.

Yang pertama. Itu memang gaun yang indah, dengan ekor yang menjuntai di belakang dan penutup jaring yang berada di kepala yang sama panjangnya dengan gaun.

"Gimana ?" Tanya Zahra.

"Bagus" Jawab Adit.

Zahra tak menyangka, Adit akan nge respon seperti itu saja. Tak ada yang lainnya. Zahra bergegas menuju ke kamar ganti lagi. Namun, sebelum Zahra berbalik Adit mengucapkan sesuatu.

"Cantik" puji Adit.

Zahra yang samar-samar mendengar hal itu hanya bisa tersenyum, lalu dengan cepat pergi ke ruang ganti untuk mengontrol emosinya yang sekarang ini sedang tak terkontrol.

'Ternyata gini rasanya dibilang Cantik, pantes aja Meta senengnya minta ampun kalau ada yang puji dia. Tapi aku bener-bener gak nyangka. Mamahku pun jarang mengucapin kalau aku cantik' batin Zahra dalam hati.

Gaun yang kedua. Hampir sama seperti yang pertama. Hanya saja ada tambahan jubah yang sama menjuntai sampai ke kaki.

Yang ketiga. Ini agak berbeda. Terlihat lebih sederhana. Gaunnya juga tak menjuntai sampai bawah seperti yang kedua sebelumnya, hanya menutupi kaki saja. Tak ada jubah ataupun jaring. Tapi tetap terkesan indahnya.

Zahra's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang