[2174 words]
..........
Bandung, 4 April 2019
Tak seperti minggu-minggu sebelumnya, hari ini Zahra tak sesibuk biasnya karena entah alasan apa pa Ilham berhalangan tak masuk hari ini. Jadi Zahra bebas, terlepas dari hari yang cukup melelahkan. Karena hari ini jadwalnya hanya pa Ilham saja. Jadi Zahra tak perlu ke kampus, dia bisa membereskan rumah dengan total.
Seperti biasnya, setelah makan Adit pergi ke kampus. Zahra sudah berbicara pada Adit jika sekarang dia libur karena dosennya berhalangan masuk.
Setelah Adit pergi, Zahra mulai membereskan rumah, mulai dari mengelap barang-barang. Membereskan tiap ruangan, menyapu, mengepel, mencuci. Pokonya segala pekerjaan yang ada di rumah.
Setelah selesai mengepel, Zahra lanjutkan dengan menyiram tanaman yang ditanam oleh Adit. Sebenarnya Zahra yak suka dengan tanaman, soalnya mengurusnya itu repot belum lagi kalau daunnya gugur malah buat berserakan dimana-mana. Tapi karena Adit kebalikan dari Zahra, dia suka tanaman. Mau tak mau Zahra pun harus bisa menerima kadatangan tanaman itu. Lagian dosa juga kan kalu kita gak ngerawat tanaman, dia masuk kedalam makhluk hidup yang harus dijaga dengan baik. Zahra menyirami tanaman sembari menunggu lantai yang tadi dipel olehnya kering.
Saat Zahra tengah sibuk menyirami tanaman, dia mendengar suara motor datang ke arah rumah ini. Itu Adit, Zahra bingung bukannya dia harus kuliah. Belum juga satu jam tapi udah balik lagi. Zahra menaruh selang dan berjalan ke arah Adit.
"Assalamualaikum A, loh kok udah pulang? Belum juga satu jam." Zahra menyalimi tangan Adit.
"Iya. Tadi pas sampai kampus ternyata ngedadak pihak akademik bilang hari ini libur karena ada rapat. Jadi ya balik lagi," jelas Adit.
Zahra hanya ber-oh ria menanggapi penjelasan dari Adit.
"Yaudah, kalau gitu masuk gih sana. Tapi hati-hati jalannya soalnya lantai baru dipel tadi jadi masih agak basah. Aku mau lanjutin nyiram dulu," titah Zahra.
Adit hanya mengangguk, menurut apa yang diperintahkan oleh Zahra. Setelah Adit masuk ke rumah, Zahra kembali meneruskan pekerjaannya yang belum selesai.
Setalah selesai menyiram tanaman Zahra lantas masuk kembali ke dalam rumah. Untungnya pekerjaan bersih-bersihnya sudah hampir beres tinggal menyetrika pakaian saja.
Zahra langsung bergabung dengan Adit yang tengah santai menonton film di televisi. Inilah kegiatan mereka berdua jika sedang berada di rumah, menonton film.
Zahra langsung duduk di samping Adit dan menyenderkan kepalanya di pundak suaminya itu. Adit sempat melihat sekilas ke arah Zahra kemudian melanjutkan kembali menonton filmnya. Selama beberapa minggu ini, Zahra sepertinya tak canggung lagi terhadap Adit. Buktinya, dia bahkan lebih banyak berbicara dan melakukan kontak fisik, misalnya seperti sekarang ini.
Adit juga sama halnya dengan Zahra, rasa canggung audah tak ada lagi. Namun, beberapa kali dia akan terkejut saat Zahra bersikap seperti ini. Namun untungnya Adit bisa dengan cepat mengatur dirinya.
"Za, bosen gak?" tanya Adit tiba-tiba.
Zahra mengangkat kepalanya di bahu Adit lalu menatap mata Adit yang sudah berbalik ke arahnya.
"Hmmm ... lumayan."
"Jalan-jalan yuk?"
"Kemana?"
"Kemana aja. Yang penting keluar. Bosen banget ini. Mumpung lagi libur juga."
Zahra nampak menimang-nimang, lalu dia tersenyum. "Ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra's Life
General Fiction[Completed] Update : Tiap Kamis Hidup Zahra langsung berubah saat Ibunya memberitahukan mengenai janjinya dulu pada sahabat dekatnya, perjodohan Zahra dan anak teman Ibunya, Adit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Zahra memang mengetahui hal itu...