Zahra's Life #9 - Revised ✅

2.2K 88 2
                                    

[2677 words]

.............

Bandung, 8 Februari 2019
18.27 WIB

Zahra dan Adit langsung duduk di masing-masing sisi Fira yang sedang menonton TV. Fira nenoleh sebentar ke arah mereka berdua lalu fokus kembali ke TV.

Mereka bertiga asik menonton TV. Tanpa bicara, Adit langsung menyambar toples yang ada dipangkuan Fira.

"Ish, Kakak!. Kalau mau, ambil sana di dapur, minta aja sama Ibu." Fira langsung menggambil kembali toples yang ada pada Adit, namun Adit tetap memegangnya dengan erat. Hingga terjadi pertengkaran kecil yang tak bisa dihindari.

Sementara Zahra, dia hanya sibuk melihat pertengkaran Kakak beradik itu hingga akhirnya Tari datang ke sana.

"Loh ini kenapa kaya bete gitu mukannnya, Fir?" tanya Tari.

Fira tak menjawab hanya memajukan kepalanya ke arah Adit.

"Ada apa?, sini-sini! Cerita sama ibu." Tari menarik Fira agar bisa duduk di sampingnya.

"Kak Adit!, masa dia ambil kue yang dikasih ibu buat Fira sih, 'kan ngeselin," cemberut Vira.

"Ck." decak Adit pelan. "Nih," ucapnya lagi sambil memberikan toples yang tadi ada di tangannya.

Fira langsung mengambilnya dengan semangat dan memeluk erat toplesnya, lalu menjulurkan lidahnya pada Adit, untuk mengejek.

Adit memutar bola matanya malas. 'Biasanya juga gak pernah manggil diri sendiri sama nama, pasti mau ambil perhatian.' ucap Adit dalam hati, kesal.

"Kalau kamu mau, kamu bisa ambil di dapur Dit, disana ada banyak. Ibu sama Zara soalnya suka bikin kue, tapi gak tau siapa yang makan. Akhirnya selalu dibagiin ke tetangga. Tapi kayanya kali ini bakal ada yang ngabisin deh."

Adit langsung beranjak dari tempat duduknya. "Di mana Bu?" tanya Adit.

"Di dekat kulkas, ada lemari kayu. Kamu cari aja di sana, ambil sepuasnya."

Adit langsung pergi ke dapur untuk mengambil cemilan.

"Makasih Ibu, jarang loh Kak Adit kaya gitu ke Fira. Biasanya dia gak mau kalah kalau rebutan soal makanan. Tapi kali ini ... ahh senengnya." Fira memeluk Tari erat.

"Zara pengen ikutan juga," ucap Zahra tiba-tiba. Dari tadi dia hanya menyimak apa yang terjadi.

"Sini-sini!" Tari menarik Zahra agar bisa memeluknya.

"Eh-eh ini kenapa jadi acara peluk-pelukan?" Rina datang dengan Feri membuyarkan semuanya. Mereka bertiga lalu melepas pelukannya dan kembali ke tempatnya tadi.

"Gak, ya, 'kan?" tanya Tari sambil merangkul pundak Fira.

Fira dan Zahra mengangguk. "Iya gapapa. Fira cuma mau aja."

Feri mengerutkan alisnya bingung "Fi-ra," Feri mengeja "Sejak kapan kamu manggil nama sendiri pake nama kaya gitu, biasanya juga pake 'aku'?" tanya Feri heran yang diangguki oleh Rina. Selama di rumah, Fira tak pernah sekali pun panggil dirinya sendiri dengan nama, kata Fira terlalu manja dan lebay. Tapi sekarang? Fira malah memanggil dirinya sendiri dengan nama.

Fira menyengir lebar lalu mengangkat bahunya. "Gak tau Yah, kaya keucap gitu aja." jelasnya sambil terus menyantap makanan.

Feri mengangguk lalu beralih menuju TV yang ada di depannya, ikut menonton bersama.

"Adit mana?" tanya Feri.

"Tuh," Tari menunjuk pada Adit yang baru saja datang dengan dua buah toples pada masing-masing tangannya.

Zahra's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang