[1738 words]
..........
Suara alarm berbunyi dari jam yang ada di nakas. Adit yang mendengar itu langsung bangun dari tidurnya mematikan alarm itu. Dia menoleh ke arah samping, Zahra masih tidur. Biasanya Zahra selalu bangun sebelum alarm berbunyi, mungkin Zahra kecapean karena mengurus hal tentang kedua orang tuanya.
Adit bergegas terlebih dahulu ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai Adit langsung membangunkan Zahra. Zahra langsung bangun dari tidurnya lalu mengambil air wudhu, sementara itu Adit sedang menyiapkan tempat Shalat untuk Zahra.
Zahra keluar dari kamar mandi dan langsung memakai mukenanya. Adit sudah pergi untuk sholat berjamaah di masjid.
Dua rakaat wajib sudah dilaksanakan, lalu silanjutkan dengan berdoa, setelah selesai Zahra langsung melipat alat Sholat miliknya.
Setelah selesai melipat alat Shalatnya Zahra langsung menyiapkan baju untuk Adit setelah itu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Bagaimana pun keadaannya Zahra harus tetap menjalani kewajibannya, itu yang diajarkan oleh mamahnya pada Zahra.
Zahra mengambil bahan makanan yang ada didalam kulkas lalu memotong sayuran yang diambilnya. Zahra akan membuat sup. Saat memotong sayuran Zahra merasakan pusing dikepalanya. Pasti ini akibat karena Zahra menangis terus kemarin. Zahra mencoba untuk tidak merasakan sakit itu namun nyatanya Zahra tidak bisa menahannya sakit itu mengambil alih, akhirnya Zahra tergeletak pingsan di dapur.
Adit baru saja kembali dari masjid. Dia langsung pergi ke kamar untuk mandi. Hari ini dia akan kembali bekerja, karena ada hal penting yang harus Adit lakukan dan tidak bisa di wakilkan. Untungnya Zahra sudah mengizinkannya. Setelah selesai mandi, Adit memakai baju yang sudah disiapkan Zahra lalu pergi ke dapur. Namun melihat jam masih jam 6 kurang, Adit rasa sepertinya Zahra belum selesai memasak jadi Adit putuskan untuk membereskan kamar dahulu, kasihan jika Zahra terlalu kecapean, pasti tenaganya habis karena terus menangis.
5 menit waktu untuk Adit mebersihkan tempat tidur, sebentar? Memang karena tidak terlalu berantakan. Adit langsung pergi ke dapur untuk sarapan. Saat sampai di meja makan dia tidak melihat Zahra ada disana. Adit masih tetap diam disana, mungkin saja Zahra sedang ke kamar mandi atau keluar sebentar. Namun Zahra tidak datang juga.
Akhirnya Adit memutuskan untuk mencari Zahra ke semua sisi rumah, mulai dari ruang tamu kemudian ke kamar bekas orang tua Zahra, bisa saja Zahra ke sana. Namun Zahra tidak ada disana. Adit bingung, kemana dia harus mencari?
Di semua tempat Adit tidak menemukan Zahra, dia kembali lagi ke dapur. Adit mencoba berpikiran positif mungkin saja Zahra keluar untuk membeli bahan atau bumbu yang kurang. Tetapi saat Adit hendak mengambil air, langkahnya terhenti melihat Zahra yang tergeletak di bawah. Zahra hanya diam di bawah, rasa lemas menjulur ke tububnya.
"Astagfirullah Za!" Adit langsung terduduk untuk melihat Zahra.
"Kamu kenapa, Za? Kenapa gak minta tolong sama Aa?" Zahra menggeleng pelan. Dia terlalu lemas untuk menjawab.
Tidak ada tabggapan dari Zahra, Adit mencoba membuat Zahra berdiri, nanmu detik berikutnya, Zahra kembali terduduk lagi. Akhirnya Adit memutuskan untuk menggendong Zahra, memindahkannya ke kamar. Sampai di kamar, Adit membaringkan Zahra di tempat tidur.
"Za, kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Adit dengan nada khawatir.
Zahra mencoba bangkit dari tidurnya, tetapi tidak bisa karena terlalu lemas. Adit yang melihat hal itu langsung membantu Zahra ahar bisa duduk. Zahra menggeleng setelah dia berhasil duduk.
"Mungkin aku terlalu kepikiran aja sama mamah dan papah makanya kecapean."
"Yakin gak papa?"
Zahra menggeleng lagi sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra's Life
General Fiction[Completed] Update : Tiap Kamis Hidup Zahra langsung berubah saat Ibunya memberitahukan mengenai janjinya dulu pada sahabat dekatnya, perjodohan Zahra dan anak teman Ibunya, Adit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Zahra memang mengetahui hal itu...