Zahra's Life #17 - Revised ✅

1.6K 65 2
                                    

[2205 words]

..........

Mereka bertiga mengobrol tentang apa saja, bahkan Alfin dan Eka sampai lupa akan tujuan awalnya kemari.

"Dit, gue ikut shalat disini ya?" tanya Alfin.

"Emang udah adzan?" Adit malah balik nanya kepada Alfin.

"Udah, sekarang jam setengah satu," jawab Alfin.

"Astagfirullah, kenapa bisa kelupaan gini. Oh ya, kalau lo mau shalat kamar mandinya pakai yang di belakang aja dan untuk tempat shalatnya di atas, di pintu yang sebelah kiri," ucap Adit lalu pergi ke atas untuk menyiapkan alat shalat di kamar yang ditempati Fira.

Setelah menyiapkan alat shalat di kamar Fira, Adit bergegas ke kamarnya. Di sana Zahra sedang duduk di atas ranjang.

"Udah bangun?" tanya Adit membuyarkan lamunan Zahra.

"Ah-iya. Udah," jawabnya.

"Gimana? Udah baikan?"

"Lumayan."

"Syukur kalau gitu, kamu mau shalat?"

Zahra mengangguk, "Kamu aja duluan pergi ke kamar mandi biar aku nyiapin perangkatnya," ucap Adit.

"Aku udah wudhu tadi. Biar aku yang nyiapin."

Adit mengangguk, lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelah itu mereka berdua melaksanakan shalat berjamaah bersama.

Setelah selesai, Zahra langsungengasi kembali perangkat shalatnya. "Kamu mau ikut turun gak, Za? Disana ada temen-temen baru Aa biar sekalian dikenalin."

Jujur. Zahra terkejut mendengar hal itu. "Emang gapapa A?" tanya Zahra dengan nada yang sedikit pelan.

"Ya gapapa lah. Masa kenapa-napa, lagian mereka gak akan gigit ko tenang aja. Udah jinak."

Zahra terkekeh kecil mendengar jawaban Adit. "Lain kali aja ya A kali ini aku masih agak lemes turun ke bawahnya."

"Yaudah kalau gitu, mau diambilin makanannya ?"

"Boleh."

"Tunggu ya!" ucapnya lalu mengusap pelan kepala Zahra kemudian turun ke bawah untuk mengambil makanan.

☁☁☁

Alfin dan Eka baru selesai melakasanakan shalatnya langsung kembali ke ruang tamu yang ada di bawah. Namun, di bawah dia tak menemukan Adit disana.

"Si Radit kemana, ya?" tanya Alfin pada Eka. Eka hanya menjawab dengan mengangkat bahunya.

"Eh Fin. Lumayan juga ya rumahnya si Radit, rapi gini. Keurus gitu bisa jadi incaran tempat nginep nih. Walaupun cukup jauh dari kampus tapi lumayan lah seengaknya hemat makan," usul Eka.

Alfin mengangguk setuju. "Heem ... Lain kali kita coba minta izin nginep di sini, kamar yang tadi kita pakai juga cukup buat tidur atau main mah."

"Iya, tapi lo tadi liat gak isi kamarnya gimana?" tanya Eka.

"Emang gimana? Perasaan biasa aja, gak ada yang aneh."

"Iya sih emang biasa aja bahkan belum ada pajangan apavpun tapi lo liat gak tadi di meja ada alat-alat make up tau gak."

Alfin mengerutkan keningnya, lalu menggeleng sambil berdecak pelan. Di Eka ini masih aja merhatiin hal kaya gitu. "Lo tanya sama si Raditnya aja nanti, dari pada nebak-nebak."

"Nah itu dia si Radit." Alfin menunjuk ke arah Adit yang baru saja turun dari tangga. Eka ikut mengalihkan perhatiannya ke arah Radit, namun bukannya menuju ke sini Adit malah menuju ke belakang.

Zahra's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang