[1968 words]
..........
Terhitung sudah lebih dari 2 minggu Citra tinggal di rumah Zahra dan Adit. Sikap Zahra pada Adit sudah kembali normal seperti biasa. Zahra bersikap seolah tidak pernah ada masalah di antara mereka berdua. Hal itu menguntungkan tentunya bagi Adit, namun terkadang dia merasa sedikit kesal saat menyadari jika Citra dan Ibunya tinggal bersama dengannya dan Zahra disini.
Pernah terpikir oleh Adit, apa Zahra tidak sakit hati. Kenapa Zahra bersikap seolah tidak tau apa-apa. Tidak peduli pada semuanya. Zahra menganggap semuanya seperti angin lalu yang datang hanya untuk mampir sebentar. Kecewa? Tentu saja! Harusnya Zahra marah padanya, membentaknya atau memukulnya. Dengan seperti itu Adit mengetahui kalau Zahra memang mencinainya.
Katakanlah Adit bodoh menginginkan hal itu hanya karena ingin mengetahui Zahra mencintainya atau tidak. Terlalu kekanakan? Memang iya! Selama pernikahan mereka Zahra hanya satu kali mengatakan jika dia mencintai Adit, itupun karena paksaan dari Adit saat dia menang tantangan dari Zahra.
Sebetulnya Adit tidak ragu jika Zahra tidak mencintainya. Dia yakin, bahkan sangat yakin! Tapi saat melihat Zahra yang cepat baik kembali karena masalah ini keraguan itu memaksa masuk dalam diri Adit. Dia tahu ini salah, tapi apakah kalian tidak akan curiga? Kesalahan sebesar ini dimaafkan begitu saja apalagi ditambah dengan mengikhlaskannya untuk dibagi, jika bukan tidak cinta, maka apa? Tidak mungkin akan ada perempuan yang rela di bagi kecuali jika memang perempuan itu tidak peduli.
Entahlah! Adit tahu dia sangat bodoh dengan mempertanyakan hal ini. Dia tahu Zahra tidak mungkin bersikap seperti itu, tapi ada suatu hal yang mengatakan padanya jika Zahra bisa melakukan hal itu. Diri Adit berkecamuk memikirkan masalah ini.
Saat ini dia hanya menjalani hidupnya saja seperti biasanya. Mencoba bersikap biasa, seperti Zahra. Seolah tidak memikirkan apapun tapi dalam pikirannya semuanya bertubrukan tidak tau arah. Membuat keributan di kepala Adit. Adit hanya bisa berharap, masalah ini akan selesai. Walaupun sulit, tapi Adit percaya, masalah ini akan selesai. Mungkin Adit berharap di waktu dekat ini, dia bisa mendengar kalimat Cinta dari mulut Zahra untuk meyakinkannya jika Zahra memang pantas di perjuangkan, agar Adit lebih kuat menghadapi Citra dan Ibunya yang terkadang memonopolinya agar dekat dengan Citra dari pada Zahra.
Inilah Adit! Tidak peduli orang bilang apa. Adit tetap kekeuh dengan pegangannya. Katakanlah Adit seperti perempuan yang menginkan pernyataan Cinta langsung dari mulut orang itu sendiri. Itu memang benar! Bahkan sangat benar! Tapi memang itu yang Adit pegang. Jika benar seseorang sedang mencintai, sesulit apapun mengatakan 'Aku Cinta kamu' akan jadi sangat mudah untuk di ucapkan. Dan bodohnya Adit percaya pada hal itu dan sekarang dia menginginkan Zahra mengucapkan hal itu padanya.
Adit tidak ingin, jika pernikahannya berakhir dengan Zahra. Dia sudah bilang kan kalau dia mencintai Zahra? Bahkan sering. Namun balasan Zahra saat pengungkapan Cinta Adit hanya tersenyum lalu mengangguk terkadang ada semburat merah di pipinya.
Sekarang, Adit sedang menunggu Zahra dan Citra yang sedang bersiap. Mereka akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kehamilan Citra. Belakangan ini, Citra sedikit manja pada Adit. Dan hari ini Citra memintanya untuk mengantar check up ke dokter kandungan. Awalnya Adit menolak. Tapi karena bujukan dari Zahra, akhirnya dia pasrah. Dengan syarat Zahra harus ikut bersama mereka. Mau tidak mau, Citra menyetujuinya.
Zahra selesai terlebih dahulu. Dia masuk ke dalam mobil, di samping Adit. Adit melirik ke arah Zahra yang sedang memasangkan seatbeltnya tanpa menengok ke arah Adit.
"Maaf aku bawa kamu ke Rumah Sakit," cicit Adit yang masih melihat ke arah Zahra.
Zahra mendongkakkan kepalanya menatap Adit lalu mengangguk sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra's Life
General Fiction[Completed] Update : Tiap Kamis Hidup Zahra langsung berubah saat Ibunya memberitahukan mengenai janjinya dulu pada sahabat dekatnya, perjodohan Zahra dan anak teman Ibunya, Adit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Zahra memang mengetahui hal itu...