[2471 words]
.............
Bandung, 8 Februari 2019
08.15 WIBSuasana salah satu rumah di kawasan kali ini ada yang berbeda, terlihat ada rumah yang tampak indah dengan di dominasi hiasan kain-kain berwarna biru. Menarik perhatian setiap insan yang melewatinya.
Disana sedang berlangsung acara yang selama ini sudah dipersiapkan semaksimal mungkin oleh kedua belah pihak.
Di dalam sudah terdapat sang pemuda yang memegang wali dari tangan sang calon istrinya.
Suasana disini terasa sangan khidmat. Semua mata tertuju pada sepasang calon pengantin yang sedang duduk disana.
"Saya nikahkan engkau, Raditya Permana bin Feri Surya Permana, dengan putri saya, Zahra Aleysa Khoirunnisa binti Chandra Alexandra dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 20 gram dibayar tunai"
"Saya terima nikahnya, Zahra Aleysa Khoirunnisa binti Chandra Alexandra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Ucap Adit dengan lantang dan dalam satu kali tarikan nafas
"Gimana para saksi, SAH ?" Tanya pak penghulu
Semua orang yang ada disana berucap SAH. Kata syukur terucap dari mulut Adit. Ijab Qabul telah terlaksana tanpa ada hambatan.
Tari langsung memanggil Zahra yang ada di kamarnya untuk bergabung bersama tamu-tamu yang ada. Menemui calon suaminya.
Zahra datang dengan Tari yang ada disebelahnya, Zahra terlihat sangat cantik dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya. Zahra langsung didudukan di sebelah Adit.
Zahra terus menunduk disana, hingga instruksi pak penghulu yang mengharuskan Zahra mencium tangan suaminya, sebagai bentuk rasa hormat. Zahrapun mengangkat wajahnya.
Zahra mulai memiringkan sedikit tubuhnya agar bisa memcium tangan Adit dengan benar, setelah itu Zahra langsung mencium tangan. Setelah itu, giliran Adit diharuskan untuk mencium kening Zahra.
Mulai sekarang mereka berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri di mata agama maupun mata hukum.
Acara peenikahan berjalan dengan lancar, dan tak ada hambatan sama sekali. Sekarang Zahra, Adit, Tari, Chandra, Rina, Feri dan Fira sedang duduk di ruang keluarga rumah Zahra.
Mereka semua tengah mengobrol tentang acara tadi dan bagaimana kehidupan Adit dan Zahra setelahnya. Apakah akan tinggal dirumah Tari, Rina atau di rumahnya sendiri (nanti).
"Zahra sama Adit tinggal di rumah Bunda aja ya ?" Tawar Rina.
"Gak, gak Rin enak aja. Mereka berdua tinggal disini" Tari tak terima dengan ucapan langsungnya Rina.
"Gak Tar, pokonya dirumahku"
"Rumahku"
"Gak. Harus dirumahku titik"
"Rumahku!!!"
"Udah-udah" Chandra melerai pertengkaran antara kedua sahabat itu yang sama-sama tak mau kalah.
"Mending tanya sama Zahra dan Aditnya aja" Usul Feri yang langsung disetuji oleh semua orang.
Adit dan Zahra otomatis langsung saling berhadapan. Adit mengangkat alisnya, yang Zahra tangkep itu tandanya adi bertanya 'Gimana ?'. Zahra mengangkat kedua bahunya. Adit langsung mengangguk lalu mengalihkan lagi tatapannya.
"Kita ambil jalan tengahnya" Ucap Adit.
"Kak, ngomong tuh jangan setengah-setengah. Jalan tengah kaya gimana ?" Fira mulai kesal dengan kakanya, karena selalu saja ngomong singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra's Life
General Fiction[Completed] Update : Tiap Kamis Hidup Zahra langsung berubah saat Ibunya memberitahukan mengenai janjinya dulu pada sahabat dekatnya, perjodohan Zahra dan anak teman Ibunya, Adit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Zahra memang mengetahui hal itu...