BAB I. PERTEMUAN

1.6K 49 2
                                    


"Penghianat busuk kau Durkala!!" Sesosok laki – laki bertubuh sangat ramping setinggi dua meter dengan telinga runcing terlihat marah. Dia memandang tajam kepada sosok didepannya yang bentuk tubuh masih serupa. Roman muka yang marah memerah sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang pucat. Kedua tangannya mendekap sebuah kotak kayu panjang.

"Huahahaha.... waktumu sudah habis Darmala, kerajaan dan alam PRARI akan menjadi milikku, Durkala." Sambil menepuk dadanya dengan tangan kanan penuh percaya diri, Durkala mengumbar ambisinya.
Dua makhluk hitam yang berdiri disebelah kanan dan kirinya pun terlihat sangat yakin usaha mereka bakal berhasil tidak lama lagi. Makhluk hitam kekar berkepala anjing disebelah kiri dan satunya yang berbadan ramping berkuping lancip sudah bersiap melakukan serangan.

"Oohh rupanya itu tujuanmu. Selama aku masih ada, ambisimu hanya khayalan belaka." Darmala menjawab keangkuhan Durkala

"Kalian berdua diam disini, aku yang akan maju sendiri." Durkalala memberi perintah kepada dua makhluk hitam. "Bersiaplah, akan aku habis..haaahhhkkk." Belum selesai berbicara, ucapan Durkala terhenti tiba – tiba. Darah segar mengucur deras dari mulutnya. Tanpa diduga, makhluk hitam berkepala anjing menghujam punggung Durkala hingga tembus ke dada menggunakan kuku tangannya yang tajam. Serangan yang tidak terduga seketika menewaskan Durkala, tubuhnya terkulai jatuh ketanah bersimbah darah. Darmala sangat terkejut dengan kejadian didepan matanya. Ia mundur beberapa langkah menjauh.

"Makhluk rendah banyak omong." Ucap si kepala anjing sambil mengkibas – kibaskan tangan kanannya yang penuh darah Durkala. Ia berusaha membersihkan darah yang berlumuran sepanjang lengannya. Ia lalu jongkok dan mengelap sisa darah ke pakaian Durkala.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang