Sementara itu, Khamsu yang terduduk sambil menahan serangan hawa dingin sudah tidak begitu meperhatikan Dalik dalam menangkap hantu. Kedua tangannya didekapkan kebadannya untuk mengurangi rasa dingin. Namun hal itu seperti tidak berpengaruh. Bahkan perlahan kesadarannya mulai berkurang. Pandangannya sudah mulai kabur dan suara disekitarnya terdengar menggema semakin pelan. Saat itulah terdengar suara Dalik menghentak seperti mengeluarkan tenaga dalam lalu semua gelap. Khamsu pun pingsan.
Pada saat Dalik menyerang hantu perempuan, bersamaan dengan pingsannya Khamsu, tiba – tiba sebuah pancaran tenaga dirasakannya datang dari berbagai penjuru arah angin.
Zuuuung. Pancaran tenaga yang sangat dahsyat dirasakan oleh Dalik. Tenaga yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, dan membuat sedikit rasa takut didadanya. Walau hanya sepersekian detik, namun pancaran tenaga dirasa sangat nyata. Ia melihat kesekelilingnya guna mencari sumber tenaga tersebut. Bahkan hantu perempuan yang sudah melarikan diri karena serangannya meleset pun tidak diperhatikannya. Namun usaha pencariannya tidak berhasil. Lalu ia meningkatkan penglihatan gaibnya guna melihat lebih dalam lagi. Berharap tenaga tersebut tersembunyi disuatu tempat disekitarnya. Lagi – lagi usahanya gagal. Ia hanya melihat seseorang yang tergeletak ditanah dengan pancaran tenaga yang tidak beraturan dan warga yang berkerumun. Warga pun memperhatikan dirinya yang seperti kebingungan. Melihat hal itu, Gimin mendekati Dalik. "Bagaimana mbah Dalik, apa sudah ditangkap hantunya?"
Dalik yang masih kebingungan sedikit terkejut "Owh belum pak, hantunya sudah kabur." Jelasnya.
"Syukurlah, tapi...nanti datang lagi kesini apa ndak ya?" kata Gimin ragu – ragu.
"Mudah – mudahan tidak pak. Nanti saya akan pasang penangkalnya." Dalik memberi penjelasan supaya Gimin tenang."Pak Gimin, ada orang pingsan." Tiba – tiba seorang warga berteriak memanggil Gimin.
Dalik, Gimin dan para warga sontak menoleh kearah sumber suara. Nampak seorang warga sedang jongkok memperhatikan Khamsu yang pingsan."Permisi sebentar mbah Dalik." Gimin bergegas menuju tempat Khamsu yang pingsan. "Siapa Tam?" tanya Gimin kepada warga yang jongkok.
"Ndak tau pak, bukan warga kita."
"Oh.. ayo bawa kedalam rumah." Gimin memberi perintah, seketika beberapa warga laki – laki melangah untuk memberi bantuan. Khamsu digotong menuju rumah terdekat, sedangkan Gimin berjalan kearah Dalik.
"Sekali lagi, terimakasih atas bantuan embah mengusir hantu yang meresahkan kami." Kata Gimin sambil menjulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Sama – sama pak." Jawab Dalik sambil menjabat tangan Gimin. "Oh iya, saya mau lihat yang pingsan tadi." Ujar Dalik.
"Mari – mari ikut saya." Sebelum melangkah, Gimin memberi pengumuman kepada warga yang masih menunggu hasil penangkapan hantu. "Bapak ibu, hantunya tidak ditangkap, tapi sudah diusir oleh mbah Dalik. Silahkan bapak ibu pulang." Lalu Gimin memberi tanda pada Dalik untuk berjalan. Wargapun membubarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)
FantasiMunculnya pertanda senjata sakti yang telah lama menghilang, memicu perang masa lampau terulang kembali. Ambisi - ambisi serakah untuk menguasai dunia mendapatkan perlawanan. Perjalanan musti dilakukan demi tercapainya ketrentaman alam ini. Akan te...