Hari semakin sore, dagangan Khamsu hanya terjual sedikit. Karena terlalu siang ia sampai di pasar, hingga terlambat untuk menjual dagangannya. Hal ini disebabkan oleh kondisi badanya yang terasa mudah lelah hingga membuatnya harus beberapa kali istirahat ditengah perjalanan.
Waktu untuk berdagang telah usai, pedagang lainnya pun sudah banyak yang meninggalkan pasar. Tinggal beberapa orang saja sedang membereskan barang dagangannya termasuk Khamsu. Daun pisang dan daun singkong yang tersisa diletakkan pada keranjang yang diikat kesebuah pikulan bambu. Setelah semuanya rapih, ia segera meninggalkan pasar untuk pulang kerumah.
Belum setengah perjalan dari pasar, rasa lelah mengharuskan Khamsu untuk beristirahat. Beruntung ia sudah melihat gerbang dusun Klayan. Perhatiannya tertuju pada gardu jaga perbatasan desa. Ia memilih untuk beristirahat ditempat itu. Dilihatnya dua orang pria sedang duduk dan berbincang santai didalam gardu jaga. Satu orang berambut panjang berbaju coklat dan bercelana pendek hitam. Satu lagi berambut pendek barbaju putih lecek bercelana pendek warna coklat.
"Permisi kang, saya ikut istirahat disini ya?" Khamsu pun bersalaman dengan kedua orang itu. "Oh iya silahkan." Ujar sigondrong.
"Dari mana kang." Tanya sibaju putih lecek. "Dari pasar gedhe." Jawab Khamsu, kedua pria itu pun mengangguk - angguk lalu melanjutkan obrolan mereka.
"Si embah kok lama ya?" Khamsu mendengar sirambut gondrong berbicara. Sepertinya mereka sedang menunggu seseorang.
"Ho oh..sudah sore belum datang. Kalau datangnya malam kan serem." Sibaju putih menimpali.
"Kita tunggu dikebon aja lah." Ujar sirambut gondrong sambil berdiri dan diikuti si baju putih."Kami pergi dulu kang." Si baju putih berpamitan kepada Khamsu. "Oh iya ya silahkan." Khamsu menjawab sambil mengangguk, lalu bersandar pada dinding kayu gardu jaga sambil memejamkan mata.
Setelah beberapa saat, "Mari pak lewat sini." Terdengar seseorang berbicara agak keras diiringi suara langkah kaki. Suara perbincangan dari beberapa orang makin menambah ramai sekitar gardu jaga. Khamsu yang sedikit terkejut lalu membuka mata untuk melihat apa yang terjadi. Nampak beberapa orang berjalan mengikuti seorang laki- laki berbaju serba biru yang didampingi oleh penunjuk jalan. Khamsu berusaha mendengarkan pembicaraan mereka dari tempatnya duduk, namun tidak jelas terdengar. Merasa penasaran ia pun mengangkat pikulannya dan mengikuti warga desa secepatnya.
Setelah melewati beberapa rumah warga, rombongan itu sampai disebuah kebun yang luas. Berbagai macam pepohonan besar dan kecil tumbuh subur. Dikebun tersebut sudah ada puluhan warga yang berkerumun dan memberi jalan ketika melihat kedatangan warga bersama si baju biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)
FantasyMunculnya pertanda senjata sakti yang telah lama menghilang, memicu perang masa lampau terulang kembali. Ambisi - ambisi serakah untuk menguasai dunia mendapatkan perlawanan. Perjalanan musti dilakukan demi tercapainya ketrentaman alam ini. Akan te...