Pukulan Pertama 3

369 29 0
                                    

Makhluk gaib sudah berada dihadapan Khamsu dan hendak menyerang. Tiba – tiba disamping kiri Muroto, Jasirin dan samidi terbuka sebuah pintu gaib. Namun ketiganya tidak melihat hal itu. Dari dalam pintu muncul Seorang perempuan separuh baya berpakain serba merah. Sebuah kain putih terikat kencang dipangkal lengan sebelah kanannya. Kain itu bergambar lingkaran hitam dengan kotak persegi yang melintang mendatar ditengah lingkaran.

Muroto, Jasirin dan Samidi tertegun perempuan berbaju merah tiba – tiba berjalan disamping mereka.

"KACAPURI" ucap perempuan berbaju merah sambil menghentakkan kedua tangan pelan kearah depan disusul melompat kearah Khamsu. Ketiga orang yang dilewatinya hanya melongo kebingungan.

Setelah disamping Khamsu, perempuan tersebut langsung mengangkat tangan kanannya keatas setinggi dada dengan telapak tangan menghadap kedepan. Sebuah bola api berwarna merah melesat kearah mahkluk gaib. Blarr. Kepala makhluk gaib hancur tak berbekas terkena bola api. Tubuhnya yang sudah tanpa kepala ambruk ketanah dan menghilang jadi asap. Khamsu heran dengan kedatangan perempuan berbaju merah yang begitu tiba – tiba. Ia tidak melihat cara kedatangan perempuan berbaju merah yang melewati pintu gaib

Si perempuan lalu berjalan kearah kerta. Ia lalu duduk bersimpuh dengan kaki kanan, sedangkan kaki kiri posisi jongkok dengan telapak kaki sebagai tumpuan. Kemudian ia memeriksa kondisi Kerta. Terlihat telapak tangan si perempuan berbaju merah ditempelkan keperut Kerta. Cahaya putih bersinar dari telapak tangan tersebut. Ia sedang berusaha menyalurkan energi untuk pengobatan. Sementara itu, Khamsu yang sudah bisa berdiri berjalan mendekat kearah Kerta dan perempuan berbaju merah

"Terima kasih atas bantuannya Lokra Ratri." Terdengar oleh Khamsu, Kerta berbicara kepada perempuan berbaju merah yang hanya mengangguk sambil terus menempelkan telapak tangan keperut Kerta.

Setelah beberapa saat terdiam, "Maaf, saya terlambat datang. Padahal saya langsung berangkat begitu melihat tanda bola api."

"Tidak mengapa Lokra Ratri."

"Ah.. terimakasih juga saya ucapkan padamu." Kerta melihat kearah Khamsu yang sudah berdiri didekatnya. Lokra Ratri yang sedang memberi pengobatan kepada Kerta menoleh kearah Khamsu.

"Apa anak ini juga sudah menolongmu?" Tanya Lokra Ratri sambil melirik kearah Kerta

"Betul Lokra Ratri. Sepertinya anak ini mempunyai tenaga dalam." Ujar Kerta

'Sepertinya? Apa kamu yakin?"

"Mmm...saya sendiri kurang yakin. Pada saat saya beri pertanyaan, jawabannya membingungkan." Jawab Kerta

"Terimakasih sudah menolong rekan saya." Ucap Lokra Ratri hanya bisa menoleh dan mengangguk kearah Khamsu, karena tangannya masih melakukan pengobatan.

"I..iya bu Lokra." Khamsu yang merasa tidak membantu, merasa gugup dan bingung.

"Hehe... panggil nyi Ratri saja." Ujar Lokra Ratri sambil tersenyum.

"Baik." Khamsu mengangguk.

"Sudah lama kamu menguasai tenaga dalam?" nyi Ratri bertanya kepada Khamsu.

"Ndak tahu." Sambil menggeleng kecil.

"Berlatih dimana?"

"Ndak tahu." Lagi – lagi sambil menggeleng kecil.

Mendengar jawaban yang serba tidak tahu, nyi Ratri pun melirik kearah Kerta. Kerta pun hanya tersenyum, sebab ia sudah mengalami hal itu. Nyi Ratri akhirnya kembali berkonsentrasi dalam pengobatan Kerta.

Setelah beberapa saaat, "Sudah cukup." Ucap nyi Ratri sambil mengangkat telapak tangannya dari perut Kerta.

"Terima kasih." Kerta mengangkat tubuhnya dan duduk bersila, nyi Ratri tetap dalam posisinya.

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang