I.7

470 31 0
                                    

"Wah selamat datang mbah Dalik." Ucap seorang tinggi besar berkumis tebal kepada sibaju biru yang membalas dengan senyum dan mengangguk hormat. Baju coklat, celana hitam menambah wibawa sipenyambut tamu. Lalu keduanya bersalaman. "Saya Gimin, kepala keamanan dusun." Sibaju coklat memperkenalkan diri, "Terimakasih sudah mau membantu kami, tapi maaf kepala dusun sedang ke kotaraja." Ucap Gimin.

"Sama – sama pak , saya coba semampu saya." Ucap Dalik sibaju biru ramah. "Silahkan, itu pohon sengon yang paling besar." Gimin memberitahu sambil menunjuk kearah pohon yang dimaksud. Dalik mengangguk dan berjalan kearah pohon yang ditunjuk Gimin.

Dibelakang kerumunan warga, Khamsu berusaha melihat apa yang terjadi didepan. Namun kesulitan melihat karena terhalang warga lainnya. Ia lalu menaruh pikulannya dan berusaha maju.

"Ada apa pak?" tanya Khamsu pada seorang warga ditengah usahanya maju kedepan. "Ada orang pinter mau nangkep hantu. Namanya mbah Dalik" Jawab warga. Mendengar jawaban tersebut, Khamsu semakin ingin maju kedepan. Ia pun sedikit memaksa dengan mendorong pelan warga lain agar bisa memperolah jalan.

Tiba – tiba, ditengah usahanya ia merasakan dingin disekujur tubuh dan denyutan didahi diantara kedua matanya.Khamsu pun heran, ditengah kerumunan massa yang seharusnya panas ia merasa kedinginan. Namun rasa heran dikalahkan oleh penasaran. Ia tetap maju untuk melihat penangkapan hantu. Hingga pundaknya dipegang oleh seseorang "Berhenti, jangan maju lagi." Ternyata Khamsu sudah berada dibarisan paling depan keruman warga. Dilihatnya pria berbaju biru sedang menepuk – nepuk pohon sengon lalu mundur lima langkah. "Wah itu mungkin mbah Dalik." Ucap Khamsu dalam hati.    

BUMANDHALA : MENJAGA BUMI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang