Happy Reading, chingu 😁
Thanks vote and comment my fanfic.
Note : FF ini bakal mendekati End ya hehe....Agak sayang juga tapi kasih kesempatan ma cerita baru kekeke. Ini ff menang banyak yo dari mulai keyadongannya, ups 😳😜, gambar plus partnya. 50 puluh lebih part!!! Seumur2 buat cerita itu gak pernah lebih dari 40. Paling banyak itu 32. Ada di Love Me Right tuh. Ini satu2nya ff author yang kerangka mind mappingnya paling buanyak akarnya. Mpe pusing kalau dilihat. Udah kayak jaringan otak gt hehe... oke deh.
Thanks untuk vote dan komen selama di ff ini ya...baik untuk yang masih setia sama yang udah gak baca plus gak vote n komen lagi tetep author ucapin makasih karena udah mampir ke lapak author ini. Thanks reader, salam sayang dari Author 😍😍😍
Romantic Zero
Part 52🔘🔘🔘
Rasa bersalah adalah hal yang wajar. Untuk menunjukkan kepedulian bahwa seseorang memiliki rasa itu sangat mencintai si objek. Tapi menjadi tidak wajar jika rasa itu diungkapkan kepada wanita yang sejarah hidupnya adalah seorang penindas. Bukan menindas melalui fisik tapi menindas orang lain dengan mulut tajam dan kelicikan.
Chan Yeol, Sehun, Kai dan Luhan terlanjur mengucapkan kalimat itu. Terlanjur mengutarakan bahwa Kim So Eun boleh memerintah apapun pada mereka. Tindakan yang cukup gegabah sebab So Eun sejatinya tetaplah picik untuk urusan memegang rasa bersalah orang.
Di mulai dengan menyuruh empat pria itu membersihkan rumah dengan meliburkan maid yang baru saja akan dipekerjakan oleh Kai di rumahnya. Rumah dibersihkan sebelum mereka pergi kerja. Seperti pagi ini tampak Chan Yeol membersihkan perabotan dengan kain lapnya. Sehun mengepel lantai. Luhan membersihkan kolam. Sementara Kai....
"Yak! Mau sampai kapan dipijitnya, tanganku sakit," omel Kai yang sekarang berada dibelakang So Eun memijiti punggung wanita itu. "Siapa lagi yang bisa kusuruh. Masa Luhan dan Sehun, nanti ada barang pecah dirumah ini," kata So Eun sambil melirik Chan Yeol yang memanyunkan moncongnya.
"Suruh suamimu itu,"
"Dia bakal menyentuhku ditempat lain,"
"Kepedean," Chan Yeol menggerutu sambil menggosok list tv dengan lap ditangannya. Di lihatnya tangan Kai yang terlihat seperti ingin mengacaki rambut So Eun dari belakang tapi jelas tidak berdaya..
"Hukumannya belum selesai ya?" tanya Yoosun yang menuruni tangga perlahan sampai ke lantai dasar. "Eomma," So Eun segera berdiri dan menghaburkan diri untuk memeluk wanita itu. Semalam karena ia tertidur, ia tidak sempat bertemu wanita itu.
Dipeluknya wanita itu dengan erat. Ia masih tidak mengerti mengapa saat mimpinya yang melihat kondisi disekitarnya putih, ia melihat wanita itu yang menariknya. Wanita yang dulu sangat dibencinya dan membuatnya malu dengan pekerjaan ibunya itu. So Eun kini bermanja-manja dengan masih memeluki Yoosun. Kai tidak mau kalah dengan ikut memeluk erat kedua wanita itu.
Yoosun tersenyum tipis. Dua makhluk yang sangat disayanginya dan telah menjadi ibu dan ayah untuk anak masing-masing tapi masih bisa bermanja-manja layaknya anak kecil haus kasih sayang terhadapnya. Yoosun melihat ke arah So Eun yang melepaskan pelukan lalu tersenyum manis padanya.
Jika diingatnya bahwa gadis kecilnya bersama Sang Joong itu berada di ujung kematian, mungkin Kai dan Chan Yeol bakal terkejut jika disampaikan soal itu. Tapi tidak akan diungkapkannya demi menjaga perasaan mereka. Yoosun sendiri tidak menyangka ikatan batinnya dengan So Eun ternyata sekuat itu. Sehari sebelum ia bermimpi menarik So Eun, ia ditemui mendiang suaminya, Sang Joong berkata untuk menjemput So Eun. Awalnya Yoosun tidak mengerti tapi setiap ia berkata pada Misun untuk bicara dengan So Eun selalu ada saja jawaban yang menurutnya terlalu dibuat-dibuat. Seolah So Eun dianggap ada padahal menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC ZERO
FanfictionKehidupan Kim So Eun dan Kai sesungguh sudah kacau sejak kematian ayah mereka. Namun selama mereka masih bersama, semua jadi terlihat baik-baik saja, sampai muncul seorang pria mengaku sebagai ayah tirinya....Park Chan Yeol mengatur hidup mereka, ya...