Jungoo & Daddy
🐰&🐯Embun pagi ini terasa sangat lembab di hidung. Kabut pagi ini begitu dingin dan pekat. Matahari belum muncul, dan titik embun masih menjadi dingin yang khas. Semalam hujan tak mau berhenti. Merintik seolah begitu riang sampai enggan mereda.
Pagi yang meredup tanpa kehangatan, tak membuat ku surut dalam kedinginan. Bagaimana aku bisa merasakan dingin, jika sekarang ada lengan kekar yang masih mendekap di dada. Lengan dewasa yang merengkuhku penuh cinta.
Sosok yang menjadi satu-satunya alasan ku ingin selalu bertahan di dunia. Alasan dimana nafas terhembus tanpa beban. Tumpuan impian dan segala harapan. Dia bagaikan lilin di kegelapan. Titik cahayanya terasa begitu kuat.
“Kau sudah bangun?”
Dengar? Suara dalamnya yang khas selalu membuat ku merasa nyaman. Aku menenggelamkan wajah semakin dalam di pelukannya. Sosok yang melindungiku dengan segala cara. Dia yang membawa impian serta harapan yang sempat ku hempas.
Ayahku…
Pemuda yang baru berusia dua puluh tujuh tahun. Masih terlalu muda untuk memiliki anak sebesar diriku. Entah bagaimana dia di masa lalu. Aku tidak pernah tahu. Karena dia sama sekali tidak pernah menceritakan hal yang menyedihkan pada ku.
Awal ku ingat mengapa kini aku menggenggam tangannya adalah karena dia satu-satunya keluarga. Sisa dari reruntuhan masa silam yang tidak ingin ku ingat. Tentang bagaimana aku dan dia sampai memiliki ikatan darah.
Perasaan yang berkecamuk dalam hati ku adalah untuk terus selalu bersamanya. Ayah ku yang melakukan segala hal untuk ku. Sosok yang akan menjadi pelindungku sepanjang waktu. Makhluk yang paling menganggumkan yang Tuhan berikan dalam lembar hidup ku.
Penasaran apa yang telah dia lalui?
Penasaran mengapa dia begitu penting?
Langkah awal hidup ku tak sehangat pelukannya dalam balutan selimut tebal pagi ini. Banyak sekali lika-liku kehidupan yang Ayah lalui bersama ku dan karena aku. Dia adalah orang yang akan terus memperjuangkan hidup ku.
Sebelum terbangun di ranjang yang nyaman ini dalam dekapan Ayah, beberapa malam yang lalu adalah ingatan mengerikan yang tak ingin ku kenang. Tepat dimana aku kehilangan harapan, tepat ketika aku hampir saya menyerah, lalu membiarkan nyawa ku melayang sia-sia, Ayah datang.
Menyelamatkanku dan membawa ku pergi dari tempat mengerikan itu. Tempat itu, dimana ibu kandung yang telah melahirkan ku, menggadaikan nyawaku demi sekoper uang. Wanita itu pergi setelah menyerahkan ku pada orang-orang mengerikan untuk di jual kembali.
Ibuku tak menginginkan ku!
Aku ingat jika aku punya seorang pria dewasa yang selama ini sering bermain bersama ku. Kami tidak tinggal bersama tapi dia sering berkunjung. Sering membawakan ibu banyak uang juga mainan lalu peralatan sekolah untuk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel And His Guardian ( Vkook / Family )
FanfictionApa kau pernah lihat sosok malaikat tak bersayap? begitu murni dan mungil sorot matanya yang jernih tak akan tega untuk disakiti dan senyumnya, bagai sakura yang mekar kala purnama membulat sempurna, indah.