Dimana aku?
Mengapa disini hening?
Bukankah seharusnya aku berada di pertempuran?
"Bangunlah,"
Sebuah suara memecah keheningan di ruangan putih ini.Bersamaan dengan suara itu, secercah cahaya masuk dan menyapa mataku. Perlahan, cahaya itu membuat ruangan gelap berubah menjadi putih.
Mataku hampir berair kala ruangan itu menjadi terang benderang, menusuk mataku.
Sesosok wanita bergaun putih dengan rambut ikal blonde menghampiriku, memosisikan badannya menghadap kearahku.
Senyum manis terukir jelas di wajah cantiknya.
"Siapa...?"
Tanyaku dengan nada pelan dan hampir menyerupai bisikan.
Wanita itu tersenyum.
Tangan mulusnya bergerak mengusap kepalaku."Kau aman, Hana Scarfille. Kau aman di tempat kami,"
Aman?
Memangnya tempat apa ini?
"Maaf, aku tidak bisa memberitahukan namaku. Tapi yang jelas, kau berada di zona aman yang diciptakan oleh Yang Mulia Natalie Scarfille. Lord kami." jelas nya menjawab segala pertanyaan di benakku.
"Dia mengutus kami mengamankan Anda dengan keamanan portal tingkat tinggi." lanjutnya sambil menatapku.
Aku berusaha bangun dari tiduran ku. Dia membantuku duduk dan aku berada di depannya.
"Mengapa?" tanyaku.
Jantungku terasa berdegup kencang.
Wanita itu menggelengkan kepalanya. Wajahnya seakan mengatakan bahwa aku tidak perlu mengetahui apapun.
"Jangan sembunyikan apapun dariku," desakku sambil berdiri. "Walau Natalie telah memerintahkan mu untuk tidak memberitahukan kepadaku apapun yang sedang terjadi, aku tetap mendesakmu untuk mengatakannya sekarang. Aku tahu dia tidak akan berani marah padaku ataupun membunuhmu, dia immortal kecil yang penyayang dan berhati lembut."
Wanita itu nampak membisu dan terdiam.
Aku menghela napasku, tanganku memegang pundaknya. "Sekarang, beritahu aku. Kumohon, aku kakaknya, dan tugas yang seharusnya seorang kakak lakukan adalah melindungi adiknya. Jika kau berada di posisi ku, apa kau tega membiarkan Natalie, Ratu mu itu akan terluka hanya karena ia berjuang sendiri?"
Tiba-tiba pundak wanita itu bergetar.
Isakan kecil keluar dari mulutnya.
Aku terpaku.
Apa yang membuatnya menangis? Apakah aku terlalu keras?"Mianhae.... Apa aku terlalu keras?" lirihku dengan nada bersalah.
Hening.
Seisi ruangan ini seakan bergerak gelisah karena isakan wanita itu.
Aura nya menjadi berbeda.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mencari tahu hal apa yang sebenarnya terjadi.
Tiba-tiba ada yang menahan tanganku.
"N-Nona Hana Scarfille.... B-Baiklah, akan saya ceritakan." ujarnya tiba-tiba, di mata nya nampak kumpulan kecemasan, kegelisahan, dan ketakutan.
Seakan secercah kebahagiaan saja tidak muat di dalam pikiran dan mata nya.
"Yang Mulia Natalie..... Dia—sengaja memerintahkan kami untuk mengamankan Anda. Beliau memerintahkan hal itu karena beliau harus melawan The Darkness Queen serta Phoenix. Beliau menggunakan mantra agar hanya melibatkan The Darkness Queen beserta Royal Phoenix di dalam pertempuran. Bahkan Yang Mulia Esme Scarfille yang juga merupakan seorang immortal, tidak dilibatkannya di dalam pertempuran. Yang Mulia Natalie menghentikan segala aktivitas di Underworld, menyisakan kami dan kedua musuhnya. Kami, merupakan elf tingkat menengah yang diperintah Lord Elvis atas permintaan Yang Mulia Natalie sendiri. Jumlah kami 25 orang untuk membantu mengamankan semua makhluk Underworld. Dan waktu kami—hanya sampai saat selubung atmosfer Underworld pecah."
Suaranya melirih dan bergetar pada kalimat terakhir.
Jantungku seakan berhenti berdetak kala mendengar itu.
Mengapa?
Mengapa Natalie melakukan semua ini?
Apakah ini akhir dari segalanya?
Apakah ini sejarah pahit Underworld?
Apakah ini adalah titik akhir perjuangan seorang immortal terakhir?
Apakah hanya sampai sini kisah Underworld yang tengah berlangsung?
"Please, tell me something!"
"How to help her?"
Rasa sakit itu menjalari tubuhku, merayap dengan hawa panas bagaikan api neraka, merambat menusuk tulang.
Namun kutahan sambil menggigit bibir bawahku.
Mencoba bertahan kala dua kekuatan itu berbenturan.
Dan....
DUUNG!!
Suara ledakan itu terdengar menggema, namun terasa tidak menggetarkan apapun, melainkan hanya angin kencang yang menyapu wajah ku.
Debu-debu beterbangan.
Gemuruh mulai terdengar.Dan disinilah aku, menerobos keluar dan terjatuh dari portal panas itu di sebuah tanah gersang.
Menatap kosong kearah sebuah kabut yang menghalangi pandanganku.
Aku mencoba bangkit.
GPS ku mencoba mencari sinyal.
Mencoba melacak keberadaan siapapun di tempat ini.Dan ya!
Akhirnya dapat juga!
Eh tapi tunggu.....
Sinyal ini terasa familiar....
"Hana......" tiba-tiba sebuah suara bisikan dengan nada kelelahan setengah mati terdengar dari balik bahu ku.
Aku berbalik dan melotot terkejut.
"T-TITAN?!!" ungkap ku dengan nada lirih namun terselip nada terkejut.
Dia mengangguk lesu.
Tangannya mencengkeram erat tanganku."A-ayo, cepat bantu Natalie. Dia tidak akan sanggup melawan mereka," bisik Titan sebelum akhirnya ambruk di tanah, tak sadarkan diri.
Hollaaaa ~
Author kambek nih hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] MY QUEEN ✔
FantasíaWerewolf, vampire, serta makhluk makhluk Underworld sangat membutuhkan pemimpin. Pemimpin mereka yang ditunggu tunggu selama satu abad adalah seorang immortal, makhluk yang abadi. Taehyung dan yang lainnya berusaha melindungi adik angkatnya dari ke...