Part 1 | Vei (Revisi)

2.3K 69 3
                                    

"Dunia belum berakhir hanya karena seseorang yang kau sayang, pergi untuk selamanya"
-Devih-

》》》》
Jadiiii.. Ceritanya aku pengen lanjut ceritanya Vei 2
Tapi aku pengen cerita Vei pertama ini nembus 1k votes duluu😭
Kumaha iyeee😭

Author:
Devih_lestari

Icisnrjnh227

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar Vei, mengawali pagi yang tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Langit kamar masih sama, namun tidak dengan perasaan Vei, rasanya begitu berat mengawali pagi tanpa seseorang yang paling ia sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit kamar masih sama, namun tidak dengan perasaan Vei, rasanya begitu berat mengawali pagi tanpa seseorang yang paling ia sayang.

Menarik nafas panjang dan mengehembuskannya dengan pelan, Vei beranjak dari tempat tidurnya dan berdiri di depan cermin yang menampakkan dirinya.

Kini di hadapannya nampak dirinya dengan rambut kusut yang terikat asal, serta wajah yang tidak menampakkan satu emosi pun.
Hilanglah Vei yang dulu selalu semangat mengawali pagi.

Kembali menghembuskan nafas berat, Vei berjalan lunglai ke kamar mandi. Bersiap-siap untuk menjalani kehidupan remajanya yang kini entah mengapa terasa membosankan, namun Vei harus tetap melaluinya setidaknya sebagai seorang pelajar.

Vei menuruni tangga yang langsung terhubung dengan ruang makan keluarga. Meja dengan dua kursi di dua sisinya telah terisi oleh ayahnya yang tengah minum kopi dengan koran di kedua tanganya.

Vei menghampiri ayahnya dan mungucap salam dengan pelan juga tanpa semangat, yang dibalas pelan pula oleh ayahnya. Vei memilih duduk di sisi lain. Di hadapanya telah tersedia beberapa roti tawar yang sudah ditumpuk dengan selai kacang di tengahnya.

Tidak hanya di hadapannya, tumpukan roti lain pun ada di atas meja untuk dua kursi lainnya yang masih kosong.

Kening Vei sempat berkerut berpikir siapa pemilik roti itu. Namun pikiran itu teralihkan oleh suara teriakan seorang gadis yang bertanya dimana letak seragamnya kepada seseorang yang disebutnya Mama. Itu terdengar di lantai dua rumah minimalisnya.

Ingatannya melayang pada kejadian dua hari yang lalu dimana ayahnya menikah dengan Bibi Yuni, sudah pasti teriakan gadis itu adalah teriakannya Ayesha, anak yang dibawa oleh istri baru ayahnya itu .

Napsu makan Vei menguap. Sudah sejak bangun tidur tidak ada semangat, adegan tadi membuat Vei semakin muak berada lebih lama disini.

Vei yang ingin memakan roti pun menjadi urung setelah mengingat semuanya, begitu bodohnya dia melupakan hal tersebut. Sungguh dia belum terbiasa dengan semua ini. Vei memilih untuk beranjak dari duduknya, dengan tas ransel yang hanya dipasang di satu bahunya. Vei lebih memilih tidak sarapan daripada makan bersama 'orang asing' itu.

"Mau kemana Vei?" tanya Ayahnya sebelum Vei benar-benar meninggalkan ruang makan itu.

"Sekolah." Jawab Vei singkat, tanpa minat untuk berbalik.

"Kenapa rotinya belum di makan? sarapan dulu sebelum berangkat." Vei melihat ayahnya yang membenarkan letak kacamatanya, masih dengan memegang koran harian itu, namun sesekali melirik Vei.

Ingin rasanya Vei teriak bahwa dia tidak ingin makan dengan 'orang asing' yang ayahnya itu sebut sebagai istri dan anaknya. Namun Vei merasa terlalu lelah, maka dari itu Ia mencoba mengabaikannya dan tanpa berbalik, Vei menjawab seadanya sambil mulai memasangkan sepatunya.
"Vei langsung berangkat saja. Takut kesiangan."

"Lebih baik sarapan dulu, ini masih pagi kok." Bibi Yuni yang baru datang dari arah dapur membawa nampan berisi dua gelas susu serta satu gelas teh.

'Sok perhatian' adalah kata yang menurut Vei cocok untuk wanita itu. Vei merasa bertambah muak, dan ingin segera pergi dari rumah.

"Assalamualaikum...." salam Vei tanpa membalas ucapan sok perhatian dari orang asing itu. Mengabaikan teriakan ayahnya yang memintanya berhenti karena bersikap tidak sopan kepada ibunya.

'Cih, Ibu?! Dia bukan ibunya. Vei gak punya ibu lain. Dan selamanya akan seperti itu.' Vei terlalu muak untuk menjawabnya, sehingga umpatan itu hanya terpendam di dalam pikirannya, hingga dirinya menghilang di balik pintu.

》》》》

Vei menghentikan laju motor beat-nya di parkiran sekolah. Dia bukanlah orang yang super kaya, bukan juga orang yang super miskin. Dia golongan orang menengah ke bawah.

Ayahnya memang memiliki mobil, namun tidak begitu mewah, setidaknya bisa digunakan untuk sehari-harinya Ia bekerja. Vei sendiri lebih nyaman untuk membawa motor beat-nya yang telah menemaninya untuk waktu yang lama itu

Melepaskan helmnya, kemudian Vei benarkan tatanan kerudung segiempat putih berendanya yang ikut berantakan tersapu helm. Setelahnya, Vei memasang earphone pada hape androidnya, dan memutarkan lagu attention dari Charlie Puth.

Vei berjalan ke arah kelasnya sambil membuka tas ransel model korea berwarna turkis kesukaannya. Kemudian Vei mengambil buku paket biologi dan juga kimia serta satu novel di dalamnya untuk Ia bawa dengan cara dipeluknya buku-buku itu. Kebiasaan yang selalu di lakukannya.

Suasana pagi ini cukup sunyi, hanya beberapa orang yang memang terbiasa datang pagi yang terlihat oleh Vei saat ini. Sambil berjalan menuju kelasnya, Vei melewati koridor kelas sebelas. Pikiran Vei tertuju pada sekolahnya yang kurang dari satu tahun lagi ia jalani.

Semua terasa begitu cepat, rasanya dulu baru saja melaksanakan masa orientasi, sekarang sudah mau menyelesaikannya saja. Vei jadi merasa sedih, mengingat ibunya sangat semangat di hari pertama ia menginjak SMA. Ingin ibunya, Vei bisa menjalani kehidupan SMA yang hebat. Merasakan hal yang setiap anak SMA rasakan. Hal yang selalu membuat Vei semangat sekolah.

Lamunan Vei terhenti ketika sesuatu menabraknya. Buku-buku yang yang Vei bawa pun jatuh berserakan. Untunglah saat ini Vei sedang tidak ingin marah-marah, yang hanya akan membuat harinya semakin hancur. Maka dengan santai Vei membereskan buku-buku miliknya itu sambil lalu, tanpa peduli apa atau siapa yang menyebabkan dirinya jatuh tadi.

¤¤¤¤¤

Ini cerita yang berhasil kami buat untuk melengkapi tugas bahasa indonesia, yang diberikan oleh guru bahasa indonesia kami.

Meski amatiran, semoga ceritanya tidak terlalu membosankan dan dapat mengisi waktu senggang kalian.

Penulis:
•》 Devih_Lestari
•》 Icisnrjnh227

Ide cerita:
•》 teman-teman dari kelas 12 ipa 1

Selamat menikmati cerita kami
Salam hangat,
12 IPA 1
SMAN 1 PARUNG PANJANG

¤¤¤¤¤

Ig Author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang