"Ganteng-ganteng kok prilakunya aneh ya. Ck, minus satu kekurangannya."
-Letta-》》》》
Author:
Devih_LestariHappy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃》》》》》
Suasana di sekolah cukup ramai di penglihatan Vei ketika dirinya baru saja tiba. Vei tidak ingin peduli, Ia terus berjalan menuju kelasnya. Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang menghadangnya. Seorang gadis yang tidak asing bagi Vei. Teman sebangkunya, Letta.
"Stop! Berhenti duluu!" hadang gadia cantik itu. Membuat Vei kesal saja, Ia hanya memberikan tatapan nyalang seolah 'Apa Lo?! Awas kalo gak penting, Gue tendang Lo ke Antartika'. Ck
"Ada berita hebohh!! Ini tentang murid baru di kelas kita." hebohnya kepada Vei, yang hanya Vei balas dengan tatapan malasnya. Tidak tertarik dengan berita yang dibawakan oleh gadis itu.
Vei tidak habis pikir, bagaimana bisa gadis yang telah berhari-hari tidak sekolah itu masih tetap saja update mengenai sekolahnya termasuk kehadiran anak baru yang menyebalkan.
"Gue. Nggak. Peduli. Minggir" Ujar Vei dengan menekan setiap katanya dan mengusirnya karena menghalangi jalannya.
"Eh, ini benar-benar berita heboh lho!! Dan terpanas yang jadi tranding topik seantero sekolah. Masa lo nggak tau sih. Nanti lo kudet kan malu-maluin gue sebagai temen lo. So, mending kita ke lapangan yuk? Ikut foto-fotoin biar medsos gue rame." Letta memang tipikal orang yang cerewet yang sebenarnya sebelas dua belas dengan diri Vei yang dulu.
"Bodo." tanpa peduli, Vei melenggang pergi meninggalkan Letta.
"Lo nggak mau tau? Anak baru itu lagi beraksi di tengah lapangan lho. Kalau nggak mau tau biar gua aja kalau gitu yang lihat. Nanti gue kasih tau lo deh." Jelasnya dengan cepat menjauhi Vei yang berlawanan arah.
Vei yang mendengar itu, tiba-tiba teringat dengan kejadian di minimarket kemarin, Di mana Xalio, cowok gila itu meminta bantuannya untuk belanja dan sebagai imbalannya, Xalio akan melakukan apa pun yang diinginkan oleh Vei termasuk menuruti keinginan gila Vei.
Karena itu, Vei menepuk jidatnya daan segera berbalik arah menuju lapangan basket bahkan Letta yang melihat jadi bingung sendiri, pasalnya Vei mendahuluinya dengan berlari.
"Yak! Vei tunggungin gue." teriak Letta mensejajarkan dirinya dengan Vei.
》》》》》
Vei menutup mulutnya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Disana, di lapangan basket yang kini juga dipijak Vei, terlihat cowok aneh sedang berdiri dengan tangan yang direntangkan.
Yang membuat Vei hampir tertawa adalah apa yang menempel di tubuh cowok itu.
"Ckckck.. ganteng-ganteng kok perilakunya aneh ya.. ck, minus satu kekurangannya." gunam Letta yang berada di samping Vei dengan miris ikut melihat apa yang telah terjadi di sana.
"Ck.. Gue malah gak nyangka dia beneran lakuin itu." kata Vei menimpali
"Apa? Lo tahu kenapa cowok itu ngelakuin hal bodoh itu? Lo deket sama dia??" tanya Letta beruntun, terang saja dia penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
Tanpa menjawab pertanyaan Letta, Vei pergi menuju tengah lapangan, untuk menghampiri objek yang tengah menjadi sorotan hampir semua orang yang telah datang di sekolah.
"Xalio! Apa yang kamu lakukan?! Benarkan seragam kamu! Lepas semua atribut aneh itu." Perintah Pak Jelo sang guru olahraga pada Xalio.
"Bentar lagi pak. Nggak lama kok. Lagian saya ini yang ngelakuinnya, kok bapak yang repot." dalih cowok itu. Kurang ajar emang.
"Apa kamu nggak malu dilihatin sama semua orang?" tanya pak Jelo yang kesal melihat sikap keras kepala Xalio.
Xalio melihat sekitarnya, memang banyak yang kini memperhatikannya dengan tatapan aneh, memotretnya bahkan tanpa sungkan ada yang menertawainya, tapi Xalio tidak peduli.
Yang dipedulikannya hanya janji yang dibuatnya pada gadis yang disukainya.
"Saya nggak peduli pak, menepati janji lebih penting bagi saya dibanding rasa malu." kata Xalio dengan bangga, yang entah mengapa membuat Vei yang mendengarnya sedikit terkesan dengan apa yang dilakukan oleh cowok itu.
"Kamu ini kenapa sih?! Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan? Kamu sadar telah melakukan hal konyol ini? Berdiri di tengah lapangan?? Pake wig kribo warna-warni?? Pake tomat di hidung? Rumbai-rumbai plastik di pinggang kamu??" tanya pak Jelo yang tak tahan dengan apa yang dipakai Xalio.
"Nepatin janji pak. Tinggal.. em.. lima menit lagi kok. Mending bapak sana kembali ke ruangan bapak. Jangan repot repot sama saya pak. Tenang.. saya nggak papa kok nih buktinya, saya masih tampan kan?" kicau Xalio tidak nyambung dengan narsisnya kembali muncul.
"Cukup. Sekarang lo bisa berhenti." sela Vei pada perdebatan Xalio dengan pak Jelo.
"Eh Vei, udah dateng? Gue udah nepatin janji gue ya. Lo bisa lihat sendiri nih." Ujar Xalio dengan senyum lebarnya pada Vei setelah berhenti merentangkan tangannya.
"Dasar anak muda! Dari tadi bapak suruh berhenti gak didengerin. Sekarang, setelah ada gadis cantik langsung diturutin. Hhhh" ujar pak Jelo kesal dan pergi menjauh.
"Jadi.. apa yang harus gue lakuin sekarang?" tanyanya menggemaskan. Shit! Apa Vei bilang? Menggemaskan? Sepertinya otak Vei tertinggal di rumah.
¤¤¤¤¤
Ig Author:
@iisnrjnh227
@devih_lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Story: VEI (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Vei Amara tidak lagi sama semenjak kematian ibunya. Tidak ada lagi Vei yang hangat, ramah, selalu memberi aura bahagia untuk setiap orang disekitarnya, yang ada hanyalah Vei yang dingin, cuek, dan pendiam. Ayahnya kembali menikah de...