Part 6 | Tawaran (Revisi)

756 39 0
                                    

"Kayaknya kita jodoh ya...."
-Xalio-

》》》》

Author:
Devih_Lestari

Icisnrjnh227

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》

Cuaca siang ini begitu terik, Vei yang tengah mengendarai motor menuju rumahnya selepas sekolah, memilih untuk singgah di minimarket sebelum gang rumahnya. Vei memberhentikan motornya tepat di depan minimarket, kemudian masuk ke dalamnya.

Rasa sejuk ketika pertama memasuki minimart itu Vei rasakan. Sebenarnya tidak ada niatan Vei untuk berada disana, namun karena cuaca diluar yang begitu panas. Vei rasa, satu stik es krim bisa mengatasi panasnya.

Tiba di dalam tidak langsung membuat Vei mengambil es krim seperti tujuannya tadi, melainkan Vei berputar-putar di dalamnya. Pikirnya, siapa tahu ada yang ingin dibelinya nanti.

Hampir setengah jam Vei memutari seisi minimarket itu akhirnya tetap tidak menemukan yang mungkin di inginkannya. Kembali pada tujuan awal, ke depan untuk mengambil es krim yang di inginkannya. Pulang ke rumah dan rebahan adalah apa yang akan Vei lakukan setelah ini.

Namun, ketika Vei berbalik, sesuatu membuat Vei hampir terjungkal ke belakang.

"Wahhh..... kayaknya kita jodoh ya..." orang mengesalkan yang Vei tidak ingin lihat tiba-tiba hadir di depannya.

"Lo?!" tunjuk Vei tidak sopan ke wajah cowok itu, setelah dirinya mundur sedikit. Pasalnya, wajah cowok itu tepat di hadapannya tadi. Sungguh, Vei tidak merasakan seseorang di belakangnya tadi.

Kemungkinan, jika saja Vei tidak cepat tanggap untuk mundur, dia bisa saja bertabrakan dan terjadi hal yang pasti tidak di inginkannya dengan cowok yang kini tengah memasang seyum aneh.

"Iya, ini gue yang tampan itu" katanya narsis dengan gerakan tangan mengusap rambutnya dan mata yang mengedip sebelah, jangan lupa senyum yang membuat Vei ingin melempari lelaki itu dengan sepatunya. ugh...

"Ngapain lo di situ ?!"

"Ngapain ya? Nyamperin jodoh kayanya."

"Cowok gila!" umpat Vei. "Ke minimarket itu buat belanja, bukannya ngecengin mbak-mbak kasirnya!"

"Duuuhh.... Yang cemburuu. padahal bukan itu loh maksudnya."

"Siapa yang cemburu?b Gak jelas loh. Apa deh, terserah Lo! minggir."

"Lo mau beli apa? Suini, biar gue bayarin tapi lo harus bantu gue beli semua yang ada di daftar ini. "

"Nggak, makasih. Gue bisa bayar sendiri."

"Lho kok gitu sih, gue bayarin, apapun deh. Tapi bantu gue ya."

"Terakhir gue periksa, Lo sama Gue gak sedekat itu deh sama Lo. Sampai Gue harus bantu Lo buat beli belanjaan." ini yang Vei tidak habis pikir. Perasaan dia tidak dekat, tapi kenapa cowok itu sok akrab sekali dengannya. Kayaknya dia seperti ini ke semua cewek ya?

"Tapi setelah gue periksa, kita itu dekat sampai makan pun dalam satu kotak yang sama"

"Apaan dah. Gak sedekat itu kali. Waktu itu Gue kasihan aja lihat Lo yang kayak orang kelaperan. Kita gak sedekat dengan apa yang Lo pikirin."

"Emangnya Lo tahu, sedekat apa yang gue pikirin?"

"Tahu lah. Jauh-jauh Lo. Bisa-bisa, Gue tua sebelum waktunya kalau tetep ngadepin tingkah Lo ini." geram Vei menyingkirkan Xalio yang berada dihadapannya.

"Apa pun yang lo mau deh, Mau ya bantuin Gue." Vei mengabaikan Xalio yang terus berbicara.

"Gue akan lakukan apa pun yang lo mau deh, tapi Lo bantu gue." tawar Xalio lagi.

Vei yang mendengarnya pun berhenti melangkah. Merasa tertarik dengan penawaran Xalio kali ini.

Tiba-tiba senyum misterius tersungging di bibir tipis Vei, dan membalikkan badan untuk melihat cowok itu dengan jelas.

"Apa... pun?" tanya Vei memastikan, yang membuat Xalio curiga.

"Ya.. Apa pun." Meski begitu Xalio tetap mengiyakannya.

"Oke deal. Lo harus turutin mau gue setelah ini." Ucap Vei akhirnya tersenyum lebar.

Sebenarnya Vei cukup malu diperhatikan oleh pengunjung lain, sehingga Vei memanfaatkan penawaran Xalio saat ini untuk menghindarinya.

"Kok gue jadi curiga ya.." ungkap Xalio merasakan firasat buruk melihat persetujuan Vei kali ini.

"Berhenti curiga. Sekarang lo ambil troli biar gue bisa mulai cari aoa yang Lo butuhin. Oke siniin dulu daftarnya." Balas Vei mengambil paksa secarik kertas yang masih dipegang Xalio.

"Oke, kita bisa mulainya dari.. peralatan mandi." Gumam Vei sambil mulai mencari barang barang yang telah tertulis di secarik kertas itu.

Ini fix.m, keputusan yang buruk, Xalio merasa ini akan jadi buruk. Memikirkannya saja membuatnya merasa lunglai.

"Duh.. kayaknya gue salah ngasih penawaran dehh" Gumam Xalio tak berdaya. Nasi sudah jadi bubur, Ia menatao punggung Vei yang mulai menjauh darinya.m dengan perasaan tak menentu.

Xalio merasa, dia akan menyesali apa yang dimulainya beberapa waktu lalu.

¤¤¤¤¤

Ig Author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang