Kalian pernah denger gak,
Kalau kalian itu mempunyai tujuh orang kembaran di muka bumi?
》》》》
Enjoy the story, keep reading!
Author:
Devih_LestariIcisnrjnh227
.
.
.
.
.***
Hari yang membosankan bagi Vei. Tidak ada sesuatu yang menarik, yang bisa dilakukan olehnya. Sehingga Vei memilih untuk berjalan jalan di pusat perbelanjaan yang dekat dengan apartemen kecil yang ditempatinya.
Awalnya berniat untuk menonton film hanya saja Vei urung. Vei lebih memilih untuk berdiam di taman yang menjadi bagian dari pusat perbelanjaan itu, setelah sebelumnya membeli satu buah novel di toko buku yang ada.
Vei duduk di bawah pohon sosis yang rindang.
Cuaca siang ini begitu cerah. Udara yang tidak cukup panas karena hari mendekati sore, juga angin yang meniupkan daun daun kering pohon sekitar Vei.
Setelah duduk bersila di bawah pohon, tanpa rasa takut kotor, vei memperhatikan sekitarnya.
Cukup ramai tempat itu dikunjungi oleh muda mudi yang memang berbelanja atau hanya bermain dan nongkrong.
Bahkan ada juga beberapa yang datang dengan keluarga kecilnya.
Jika dipikir, Vei memang terlihat menyedihkan. Ia datang sendiri tanpa teman atau siapa pun.
Dan yang dilakukan olehnya pun hanya berjalan jalan tanpa tujuan yang jelas.
Namun Vei tidak peduli.
Pikirannya melayang mengikuti burung burung yang terbang di langit sana.
Lebih dari tiga tahun sudah Vei lepas dari sekolah menengah atasnya.
Kini Vei tengah bekerja di sebuah perusahaan cabang di bidang property sebagai staf biasa.
Tiga tahun terasa begitu lama bagi Vei yang tidak benar benar menikmati hidupnya.
Bayangan tiga tahun lalu, terus saja menghantui pikirannya. Perasaan sesal, bersalahlah yang selalu mengganggunya.
Jika dipikir pikir, kejadian tiga tahun lalu bukanlah salah Vei. Hanya saja Vei selalu berpikiran bahwa dirinya ikut andil pada saat itu.
Xalio..
Nama itu yang selalu diingat oleh Vei sampai saat ini.
Meski cowok yang dianggapnya menyebalkan itu bukanlah siapa siapa bagi Vei, tapi kebersamaan yang dilaluinya dalam waktu dekat itu cukup membuat Vei merasakan sesuatu yang berbeda terhadapnya.
Cowok itu pula yang secara tidak langsung membuatnya kembali dekat dengan ayahnya yang sewaktu itu berperang dingin dengan dirinya.
Namun, cowok itu pula yang juga secara tidak langsung membuat hubungan dirinya dan ayahnya merenggang.
Vei menyesal.
Mengapa saat itu ia kekanak kanakan. Ketika ia mengetahui kebenaran yang terjadi pada ibunya, Vei begitu marah.
Padahal Vei tahu, cowok itu pun tidak sengaja dan pastinya tidak ingin membuat seseorang pergi oleh ulahnya.
Bahkan cowok itu mengatakan penyesalannya, permintaan maafnya. Vei terlalu egois untuk itu. Memilih mengabaikan permintaan maaf.
Vei tahu, jika ibunya masih hidup, pasti ibunya tidak akan suka dengan dirinya saat itu.
Seseorang yang memendam kebencian.
Sekarang Vei menyesal. Benar benar menyesal.
Vei terlalu mementingkan egonya untuk menjauhi cowok itu padahal di sisi lain ia tidak ingin.
Akhirnya, semua terlambat.
Vei belum menyatakan perasaan yang sesungguhnya terhadap cowok itu.
Cowok itu belum tahu kebenaran tentang perasaannya.
Tapi, waktu tidak mengijinkan.
Dia pergi untuk selamanya.
Dan itu menjadi hal yang sampai saat ini Vei sesali.
Hari yang semakin sore membuat Vei memutuskan untuk pulang.
Ketika tiba di depan gerbang selatan pusat perbelanjaan tadi, Vei berdiri di tepi jalan raya.
Vei berdiri memperhatikan jalan raya yang tidak ada sepinya. Sembari menunggu ojek online yang beberapa saat lalu dipesannya.
Vei memperhatikannya. Selalu. Jika dia datang kesini. Hal itulah yang selalu dilakukannya sebelum ia pulang. Memperhatikan jalanan.
Vei melihat banyak diantaranya yang diantar atau jemput oleh kekasih atau sopir pribadinya. Terkadang Vei iri melihatnya.
Kapan Vei merasakan hal itu, diantar jemput oleh seseorang yang spesial baginya.
Mana ada. Itu cuma ada di tv atau di novel yang dibacanya.
Siapa Vei yang hanya manusia biasa tanpa keahlian yang tidak punya siapapun untuk bisa seperti apa yang dilihatnya kini?
Pikiran Vei kembali melayang memperhatikan semuanya. Di tepi jalan, dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku jaket yang dipakainya.
Sampai.. netra hitam Vei tertuju pada mobil mewah hitam yang berhenti di depannya.
Seorang wanita cantik turun dari kursi penumpang dan menutup pintu mobil dengan kasar.
Vei melihat lagi seseorang di dalamnya yang menurunkan kaca mobil secara otomatis entah apa yang dikatakannya. Vei hanya diam terpaku melihat sosok itu yang nampak tidak asing dimatanya.
Seseorang yang selalu dipikirkannya, bahkan beberapa saat lalu.
Kini, sosok itu berada dihadapannya. Vei yakin dengan apa yang dilihatnya.
Sosok di dalam mobil itu begitu sama dengan seseorang yang dirindukannya.
Sesaat, napas Vei tercekat ketika mata tajam itu melihatnya.
.
.
.
.
.
.Voment ya kalau suka :)
Ig:
@devih_lestari
@iisnrjnh227
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Story: VEI (COMPLETED)
Novela JuvenilHidup seorang Vei Amara tidak lagi sama semenjak kematian ibunya. Tidak ada lagi Vei yang hangat, ramah, selalu memberi aura bahagia untuk setiap orang disekitarnya, yang ada hanyalah Vei yang dingin, cuek, dan pendiam. Ayahnya kembali menikah de...