Part 16 | Mama Vei (Revisi)

485 28 0
                                    

Vei..

Sanggupkah aku menjauhimu?

》》》》

Author:
Icisnrjnh227

Devih_Lestari

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》》

“Ngapain lo pegang pegang?!” tanya Vei tajam yang sedikit mengagetkan Xalio.

“Yaelah.. cuma liat doang. Ternyata lu cantik juga pas kecil. Ini foto mama lo?” tanya Xalio dengan tampang yang dicobanya agar terlihat biasa saja.

“Hm..” dehem Vei mengiyakan sambil menarik figura ibunya dari tangan Xalio.

Xalio sudah menduga bahwa wanita itu ialah orang yang telah melahirkan Vei. Namun mendengar langsung kenyataannya dari Vei bahwa itu foto mamanya, Xalio tetap merasa tercengang.

Saat ini, keadaan Xalio semakin tidak tenang. Ia merasa tidak enak. Mengapa takdir seolah mempermainkannya?

"Lo kenapa deh? Kok pucet, Lo sakit?" tanya Vei saat melihat wajah Xalio, dia coba tempelkan punggung tangannya ke, namun Xalio mengelak. Vei hanya mendecak.

“Yodahlah, ayo ke ruang makan, kita makan dulu, biar nggak ngerengek bilang nggak dikasih makan pas sampe rumah lo!” ujar Vei ketus, sambil berlalu mendahului.

“A-ayo” jawab Xalio dengan terpatah patah..

“Ngapa lo jadi kayak ajis gagap ya? Ohh iya sekarang lo jadi Xalio gagap hahaha” ledek Vei dari depan. Sepertinya Vei sudah lebih banyak berbicara ya

Setelah itu Letta dan Xalio ikut makan bersama. Setelah makan bersama, Letta dan Xalio pun pulang ke rumahh masing masing

“Thanks for everything” ucap Letta yang so pake bahasa inggris dan dengan di centil centilin gayanya.

“Nuhun jeung sakabehna” ucap Xalio yang tetap mencoba mengenyahkan segala pikirannya dengan guyonan menggunakan bahasa sunda pada Vei, dan itu sukses membuat Vei tertawa.

“Hm..” ujar Vei sambil tersenyum tipis.

“Ehhh ko gue nggk ngeliat ayah lo ya Vei?” tanya Letta penasaran.

“Ngapain lo tanya ayah gue!” jawab Vei cepat yang tidak merasa mereka mempunyai kepentingan dengan ayahnya.

“Yaelahh, selaw napah. Gak bqkal gue ambil juga. Gue mau pamit lah” jawab Letta terkekeh melihat sikap antisipasi Vei, yang di angguki oleh Xalio.

“Udah lah pulang aja lo lo pada nggk usah pamit sama ayah gue. Dia lagi istirahat.” jawab Vei santai.

“Oke” Letta dan Xalio pun pulang ke rumah masing masing.

Sebelum benar benar pulang, Xalio memperhatikan sekali lagi rumah Vei. Ia melihat Vei yang perlahan tertelan pintu, punggungnya sudah tidak terlihat lagi. Takdir apa yang sebenarnya Engkau takdirkan Tuhan? Apa yang akan dia lakukan setelah ini? Masihkah dia dekat dengan Vei?

Vei merasa dirinya saat ini lelah sekali. maka ia putuskan untuk tidur, beranjak ke kamarnya dan tidak lama kemudian Vei sudah terlelap.

Saat Vei tertidur, Vei bermimpi bertemu dengan mamanya. Mamanya terlihat begitu cantik seperti yang biasa dia lihat. Vei mendengar mamanya berkata,

“Vei.. anak mama tersayang." ucapnya pelan yang kubalas dengan pelukan. Betapa Ia merindukan pelukan ini. Vei merasa tidak ingin terbangun. Dia ingin seperti ini terus dengan Ibunya. Mama..

"Vei.. Kamu tahu ini semua bukan salah ayahmu. Jadi tolong hentikan kebencianmu terhadap ayahmu. Sudah saatnya kamu menerima keadaan sayang." jelas ibunya yang menambah keras tangisan Vei. Tanpa beraturan, Ia anggukan kepalanya cepat. Baik. Kalau itu yang ibunya inginkan, dia akan melakukannya.

"Sayangi ayahmu seperti yang biasa kamu lakukan. Bersikap baiklah kepada Yuni dan Ayasha. Oke?" lanjut ibunya. Namun Vei menggelengkan kepala pedih.

"Tapi dia udah ngambil ayah Ma.." balasku pilu, ibunya malah tertawa. Kenapa ibunya malah tertawa di situasi seperti sekarang?

"Kamu tahu itu bukanlah ingin Yuni Nak. Berbaikanlah dengannya. Dia sudah bersikap bqik denganmu." pinta Ibunya dengan lembut.

"Ikhlaskan lah mama untuk pergi.. Jangan terus menyimpan benci terlalu lama kepada ayahmu ataupun kepada Yuni. Dan juga, mama harap kamu tidak membenci orang itu. Kamu harus percaya, pergunya mama ini memqng sudah takdir. Oke sayang? Mama sayang Vei." ujar Ibunya untuk terakhir. Vei melihat tubuh ibunya semakin menghilang namun senyuman ibunya masih terus terpatri.

"Mama!" teriak Vei, terbangun dengan penuh air mata. Vei tidak terlalu mengerti apa yang ibunya ucapkan terakhir tadi.

“Mama.. aku masih rindu mama. Kalau memang itu yang mama inginkan, akan kucoba Ma.." lirih Vei sedih.

Vei bangun dan langsung mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat isyanya, Vei ingin menenangkan dirinya dan ingin memohon ampunan kepada Allah SWT.

“Ya Allah ampuni Vei.. Vei sudah menyimpan sifat buruk ini kepada ayah Vei sendiri. Ampuni Vei ya Allah. Vei akan berusaha untuk menghapus kebencian ini. Mohon berilah Vei ketabahan-Mu, keikhlasan-Mu.

Ya Allah, tenangkanlah hati Vei, sabarkanlah, ikhlaskan lah untuk menerima kenyataan ini Robbana atina fidunya hasanah wa fil aa khirotihasanah wakina a’jabannar.. amiin ya robbal alaminn.”

》》》》》

Ig author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang