Mungkinkah ini saatnya untuk memaafkan?
》》》》
Author:
Icisnrjnh227Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃
》》》》》“Lo nggak papa kan? Nggk ada yang luka?” tanya Xalio penuh khawatir
“Makasih Xalio.” ucap Vei dengan tulus.
"Lain kali Lo pulang sama gue aja kalo gak bawa motor. Gue gak nerima penolakan." ujar Xalio dingin ketika melihat gelagat Vei yang ingin menolaknya.
“Makasih udah anter gue. Dan makasih sekali lagi buat yang tadi. Gue gak tau lagi bakal kayak gimana kalo gak ada Lo.” kembali Vei mengucapkan terima kasih. Entahlah Vei hanya tidak tau apa yang harus dilakukannya hingga dia hanya mampu mengucapkan terima kasih. Sepertinya dia akan menerima saran Xalio.
"Oke. Gak masalah. Gue juga suka kok nganter lo. Besok gue jemput." Cetus Xalio spontan, kembali ke sifat awal.
Vei yang awalnya hendak berjalan menuju rumahnya, terhenti mendengarnya. Kemudian berbalik ke arah xalio yang tetap duduk di atas motornya.
Ingin Vei menolak, tapi dia tidak kuasa. Baiklah. Anggap saja itu balasan atas apa yang telah cowok itu perbuat kepadanya hari ini. Iya, anggap saja itu ucapan terima kasihnya. Dengan begitu, Vei hanya mengendikan bahu tidak peduli, dan tentu saja Xalio anggap itu sebagai persetujuan. Senyum lebar terukir di wajah tengilnya hingga punggung Vei tidak terlihat lagi.
》》》》》
“Assalammualaikum” salam Vei setelah membuka pintu dan dijawab oleh Yuni.
Vei pun langsung beranjak ke kamarnya tanpa memperdulikan Bibi Yuni. Ayah Vei sudah pulang dari kantor lebih cepat dari biasanya karena ia kurang enak badan. Vei keluar kamar dan melihat Yuni yang tengah memijat pundak ayahnya di ruang tamu.
Vei benci sekali melihat itu, tapi diantara kebencian itu Vei jadi teringat mamanya dulu. mamanya pun seperti itu ketika ayahnya sakit pasti mama selalu memijat dan menyuapi makan ayahnya ketika sakit.
Melihat itu hanya membuat Vei sedih saja.
“Weyy ngapain lu!” Vei kaget karena ulah si Ayasha yang memukul bahu Vei.
“Apaan sih lo.” balas Vei datar. Memutar matanya hingga tidak lagi menatap ayah dan istrinya itu. Vei lebih memilih kembali ke kamarnya.
Baru saja merebahkan diri, posnselnya berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Dari 'Xalio Calon Pacar Vei'. Tunggu. Sejak kapan dia punya nomornya cowok itu? Dan apa-apaan namanya itu? Norak banget!
“hai gadis cantik, udah makan belum?” tanpa sadar Vei tersenyum setelah membuka pesannya. Entah mengapa ia merasa senang. Tunggu. Vei tersenyum? Sepertinya kalian salah lihat!.
Yang jelas ia merasa senang sekaligus kesal karena kemungkinan besar cowok itu lah yang mengotak atik ponselnya. Entah kapan cowok itu mengambil ponselnya dan memasukan nomornya dengan nama yang norak. Ck. Namun, vei tidak ambil pusing. Dia bukan tipe cewek yang terlalu kepo. Meskipun penasaran dengan kemungkinan lainnya, Vei simpan saja kebingungannya untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Story: VEI (COMPLETED)
JugendliteraturHidup seorang Vei Amara tidak lagi sama semenjak kematian ibunya. Tidak ada lagi Vei yang hangat, ramah, selalu memberi aura bahagia untuk setiap orang disekitarnya, yang ada hanyalah Vei yang dingin, cuek, dan pendiam. Ayahnya kembali menikah de...