part 22 | jahat (Belum Revisi)

404 22 0
                                    

Jangan biarkan kesialan turut larut dalam hidupmu,

Untuk itu, harus ada hal baik yang kudu dilakukan

Misalnya dengan menyatakan rasa sayangmu pada orang tua

》》》》

Author:
Icisnrjnh227

Devih_Lestari

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》》

“kebahagiaan atau kesedihan, pilihan yang amat menyakitkan bagiku”

-Vei amara-

》》》》》

Vei menghidupkan ponselnya, ia melihat banyak sekali notifikasi dari Xalio sampai 102 Pesan masuk, 205 panggilan tak terjawab dari Xalio. Ia muak dengan kata maaf dari Xalio Vei pun membantingkan hpnya ke bawah lantai.

ayah nya yang diluar mendengar ada keributan di kamar Vei, pun segera ke kamar Vei dan ia melihat kamar Vei yang berantakan dan ponsel yang pecah bergeletak di atas lantai.

“apa yang kau lakukan Vei?” tanya ayahnya yang begitu heran dengan apa yang telah dilakukan oleh Vei.

Vei tidak menjawab perkataan ayahnya ia hanya menangis dan menutupi dirinya dengan selimut yang tebal di kasurnya. ayahnya menghampiri dan ia mengelus pucuk kepala Vei.

“Vei ceritalah kepada ayah, apa yang terjadi terhadapmu?” Vei masih tak menjawab perkataan ayahnya ia mulai kembali membenci ayahnya tetapi ia berusaha untuk tidak membenci ayahnya karena mama nya lah yang menyuruhnya untuk tidak membenci ayahnya.

Vei membuka selimut dan duduk sejajar dengan ayahnya dikasur.

“ayahhh...” tangis Vei pecah ia pun langsung memeluk ayah ya yang begitu erat dan ayahnya terkejut mengapa putri sulungnya tiba tiba menangis dan memeluknya ayahnya pun membalas pelukannya dengan lembut dan penuh kasih sayang sambil menepuk nepuk punggung Vei menenangkan Vei agar tak menangis lagi.

“mengapa nak, ceritalah pada ayah” bujuk ayahnya agar Vei menceritakan segala hal yang terjadi padanya.

“ayah mama yah..hiks hiks hikss... aku sudah mengetahui siapa pelaku yang menabrak mama yah” tangis Vei semakin menjadi..

Ia mengucapkan semua perkataan itu dengan isak tangis yang mendalan. Ayahnya pun terkejut setelah mendengar perkataan dari Vei.

“siapa pelakunya?” nada bicara ayahnya pun sedikit meninggi .

“Xalio yah temen aku yah” Veipun melepaskan pelukan ayahnya ia menundukan kepalanya dan terus mmenerus menangis.

“ayah akan lanjutkan kasus ini ke hukum” tegas ayahnya sambil berdiri.

“jangan yah” cegah Vei sambil memegang tangan kanan ayah nya.

“kenapa jangan?” tanya ayahnya yang heran dengan emosi.

“ayah dulu menghentikan penyelidikan kasus ini, tapi mengapa ayah melanjutkan setelah ayah mengetahui pelakunya, bukannya ayah sudah tak peduli dengan kasus ini karena ayah sudah menikah lagi dengan bibi Yuni!” marah Vei kepada ayah nya.

ia kesal kepada ayahnya yang  mengapa tak dari dulu untuk melanjutkan kasus nya ini mengapa baru sekarang ia ingin melanjutkannya.

“ayah bukan tidak peduli dengan kasus ini Vei, ayah Cuma ingin mamamu tenang di alam sana, dan ayah menikah lagi karena ayah pikir kamu butuh seorang mama buat membimbing kamu nak” jelas ayah nya sambil mengelus pucuk kepala Veio dan Vei menepis tangan ayahnya ia sangat sangat kesal pada ayahnya itu.

“aku tidak butuh mama baru yah! tidak ada yang bisa menggantikan posisi mama, jadi pergi dari kamarku yah aku mohon pergi, Aku ingin sendiri yah” pinta Vei kepada ayahnya dengan cara baik baik.

ayahnya pun keluar dari kamarnya. Vei mengunci pintu kamarnya dan ia kembali menyelimutkan tubuhnya dengan selimut di kasurnya.

ia memejamkan mata dan ia mengepalkan tangannya dan ia memukul guling yang ada di pinggirmya.

“lo jahat Xalio lo jahattt, lo buat gue dilema antar memilih kebahagiaan atau keadilan bagi mama gue, disaat gue udah mulai membuka hati buat lo, tapi kenapa ada hal yang mengharuskan gue menutup hati untuk lo” Vei berbicara sambil memukul mukul guling tersebut seolah olah ia sedang berbicara kepada Xalio.

Vei terus menangis ia sangat sangat kecewa atas apa yang ia ketahui saat ini, Vei pun tertidur pulas setelah menangis.

》》》》》

Vei menggeliatkan tubuhnya yang baru saja terbangun.

ia melihat jam sekarang sudah jam setengah 10 ia bangun siang karena ini adalah hari libur sekolah jadi ia sengaja untuk bangun siang.

ia mendudukan tubuhnya yang baru terbangin dari tidunya, ia mengambil cermin kecil yang ada di meja dekat tempat tidurnya ia melihat wajahnya yang begitu absurd karena habis menangis semalaman.

ia melihat kantung mata yang sembab hidung yang merah dan muka yang pusat ja seperti mayat yang hidup. Ia pun berdiri berjalan menuju kamar mandi ia pun mencuci muka agar terlihat sedikit fresh tapi ternyata tetap saja seperti mayat hidup.

Vei membuka pintu kamarnya ia berjalan menuju dapur karena ia sangat lapar, ia bertemu dengan Yuni yang sedang mencuci piring.

Sekarang Vei tak ingin membenci bibi Yuni karena itu pesan mamanya yang ia terima lewar mimpi, Vei duduk di kursi meja makan ia memakan yang ada di meja makan yang sudah disediakan oleh bibi Yuni sebelum Vei bangun tidur,

“Vei ada apa dengan mu, kau habis menangis?” tanya bibi Yuni sambil menyentuh wajah Vei yaang begitu pucat dengan mata yang sembab.

yang di balas oleh senyuman yang hangat oleh Vei dan gelengan kepala kepada bibi Yuni.

“cerita sama mama kamu kenapa Vei” pinta bibi Yuni kepada Vei sambil mengelus pipi lembut Vei yang tirus itu.

“aku tidak papa Ma” jawab Vei yang sambil tersenyum, kali ini ia memanggil 'mama' kepada Yuni.

Yuni yang mendengar hal itu pun senang dan dengan spontan Yuni pun mencium pipi Vei.

Vei pun tersenyum kepada Yuni.

“yaudah kamu makan dulu aja. Mama mau lanjutin cuci piringnya ya Vei” pamit bibi Yuni kepada Vei yang dibalas anggukan kepala oleh Vei.

Vei pun memakan makanan dengan menangis karena ia mengingat mendiang mamanya itu, setelah itu Vei langsung beranjak menuju kamarnya.

"Apapun itu, aku yakin akan menjadi pilihan terbaikku."

setidaknya untuk saat ini.

》》》》》

Ig author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang