part 27 | aku menyesal.. (Belum Revisi)

522 23 4
                                    

Hanya secarik kertas dengan tinta hitam di atasnya yang bisa ku berikan padamu, Vei..

Maaf

》》》》

Author:
Icisnrjnh227

Devih_Lestari

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》》

Ayahnya Xalio pun masuk ke dalam rumah dan langsung ke kamar Xalio ia melihat kondisi putranya yang kian melemah. Xalio terbangun ketika ia menyadari ada yang masuk ke kamarnya.

“yah..” panggil Xalio kepada ayahnya. Ayahnya pun menengok ke arah Xalio dan mereka sekarang sedang berhadapan.

“ia kenapa nak?” tanya ayahnya dan sambil menghampiri Xalio dan ayahnya pun duduk di pinggir Xalio.

“yah.. aku mau minta tolong, aku minta secarik kertas dan pulpen” pinta Xalio kepada ayahnya dengan lemas dan dijawab dengan anggukan kepala oleh ayahnya dan ayahnya pun mengambilkan kertas dan pulpen.

Setelah itu ayahnya memberikan kertas dan pulpen kepada Xalio.

“ayah aku ingin sendiri, jadi aku mohon ayah keluar dulu dari kamarku” pinta Xalio kepada ayahnya dengan sangat lemas dan lagi lagi ayahnya hanya mengganggukan kepala saja.

ayahnya keluar dari kamar Xalio dan Xalio pun mulai menulis sebuah rangkaian kata kata untuk seseorang. Setelah menulis sebuah rangkaian kata Xalio pun tertidur pulas.

》》》》》

Pagi ini Vei bangun tidur dengan rasa malas . Ia malas untuk membuka matanya sekali kali ia membuka lalu menutup kembali.

Ia menggeliatkan tubuhnya di atas kasur, dengan malasnya ia bangun dan ia melihat kedepan cermin dan menemukan bayangan wajahnya.

Wajah yang sangat cantik dan tirus itu. Ia langsung ke kamar mandi untuk mandi setelah itu ia keluar dari kamaranya dan beranjak ke dapur untuk sarapan bersama di atas meja sudaah tersedia roti deengan selai kacang dan satu gelas susu untuknya di sebalahnya lagi juga sama ada roti dan susu untuk Ayasha adik tirinya.

ia duduk di kursi meja makan, tak lama kemudian ayahnya datang mmenghampiri semuanya yang ada di meja makan yaitu Yuni, Vei dan Ayesha.

“selamat pagi tiga bidadarinya ayah” sapa ayah nya dengan disertai senyuman yang indah

“pagiii” jawab mereka bertiga dengan kompak. ayah Vei senang sekali melihat perubahan Vei yang kian membaik ini.

mereka pun memakan makanannya. Setelah selesai sarapan bersama. Berhubung ini adalah hari libur jadi keluarga Vei saat ini berkumpul di ruang tamu untuk mengobrol yang bertujuan untuk meningkatkan keakraban mereka.

Tetapi tak lama kemudian mereka yang sedang berbincang bincang langsung terdiam karena ada suara telpon yang berbunyi ya.. telpon itu milik Vei.

Yang menandakan bahwa ada panggilan masuk Vei pun mengangkatnya dan yang menelponnya yaitu Letta temannya

“ hallo ada apa Let?”

“Veii.... Xalioo Veii Xaliooooo!!” ucap Letta yang terdengar sambil menangis oleh Vei. Vei bingung apa maksud dari Letta

“kenapa dengan Xalio?” tanya Vei yang panasaran.

“Xalio meninggal Vei” ucap Letta dengan isak tangis yang pecah Vei yang mendengar hal itu pun tak percaya.

“Lo pasti bohong kan!” jawab Vei dengan sangat tegas karena ia tahu pasti Letta bohong.

Ia yakin, letta hanya membohonginya agar merespon xalio yang kemarin kemarin selalu menghubunginya.

Iya pasti karena itu.

“udah deh jangan banyak drama” lanjut ucapan Vei kepada Letta

“Vei!! ini beneran lo kalo nggk percaya kesini ke rumah Xalio!” tegas Letta kepada Vei.

Vei yang mendengar hal itu dan ia mendenggar suara Letta yang serius dan sekarang Vei antara percaya tak percaya. Jika benar, Vei yang tak menyangka Xalio meninggalkannya.

Vei pun segera mematikan telpon nya dan ia bergegas ke kamar dan berganti baju dan langsung beranjak dari rumahnya, ia langsung memesan grab untuk menghantarnyaa ke rumah Xalio .

Setelah di perjalanan Vei merasa bersalah karena tak menemui Xalio malam lalu untuk bertemu dengannya.

Iya, harusnya vei temui xalio semalam. Agar tidak ada lelucon seperti ini.

Vei menyalahkan dirinya disepanjang jalan bahwa jika Xalio mungkin meninggal karenanya Vei menangis tiada henti di perjalanan.

Setelah sampai di rumah Xalio, benar saja bendara kuning sudah terkibarkan di depan halaman rumah Xalio.

Vei yang tak kuasa untuk masuk ke rumahnya Xalio, pun terduduk di depan rumah dengan penyesalan yang membuncah.

Tangisnya terdengar begitu pilu, Vei tidak pernah menyangka, semua orang sampai membuat lelucon seperti ini.

Tak lama kemudiaan Letta datang menghampiri Vei yang duduk di depan rumah Xalio.

“Vei ayo ke dalam” ajak Leta kepad Vei dan Vei hanya diam saja sambil menangis.

“ini salah gue Lett.. ini salah gue..” ucap Vei sambil menangis dan memukul mukul pahanya.

“Vei udah jangan nyalahin diri lo sendiri. Jadi ayolah bangun  dan temui Xalio karena sebentar lagi Xalio akan di mandikan” Veipun berdiri yang di bantu oleh Letta Vei tak kuasa ketika banyak orang yang mengaji di hadapan Xalio.

Kini Xalio yang sering mengganggunya sudah tiada, kini Xalio yang membahagiakannya sudah tiada, benar kata orang penyesalan ada di akhir cerita.

Aku menyesal tidak menemui Xalio.

》》》》》

Ig author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang