Pesan dari Vei,
Jangan sekali pun kalian ngegedein gengsi,
Karena, mungkin saja karena gengsi lo itu, malah nyakitin hati seseorang.
Siapa yang tahu isi hati seseorang selain orang itu sendiri?
》》》》Author:
Icisnrjnh227Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃》》》》》
Setelah Letta pulang dari rumahnya Vei merasa lega karena tidak ada yang mengganggunya, tapi sebagai gantinya Vei malah di ganggu oleh keberadaan Yuni yang masuk ke kamarnya.
"Vei... ayo kita siapkan makan malam bersama" pinta Yuni kepada Vei dengan lembut.
Tetapi Vei tidak menjawabnya, Vei pura pura tertidur di atas kasur dengan selimut tebal di tubuhnya.
"Vei, kamu boleh tak suka dengan mama, tapi mama akan tetap menyayangi Vei sama seperti mama menyayangi Ayasha." Kata Yuni sambil duduk di samping tempat tidur Vei.
"Vei nggak mau makan, Vei nggk lapar, kalian aja yang nyiapin makanan. Dan stop sok peduli denganku." kata Vei dengan ketus tanpa memandanginya.
"Vei, sampai kapan pun mama akan peduli denganmu, karena sekarang aku adalah mama kamu Vei."
"Vei nggk pernah nganggep kalau Bibi Yuni itu mamaku, tidak ada yang bisa menggantikan mamaku dengan yang lain!" ujar Vei dengan penuh emosi.
"Mama harap kamu bisa menerima keberadaan mama secepatnya, kalau begitu mama keluar menyiapkan makan malam bersama." Pamitnya. Yuni yakin, sekeras apapun hati Vei, pasti ada waktunya dia kembali kepada Vei yang dulu. Vei yang dikenalnya.
"Kalo kamu nggak mau makan bersama, nanti mama bawakan makanannya ke kamar kamu." lanjutnya sambil beranjak dan berjalan menuju pintu keluar kamar Vei untuk menyiapkan makanan untuk makan malam.
》》》》》
Yuni telah menyiapkan makan malamnya, dibantu oleh Ayasha. Meski sudah ditolak, Yuni tetap sempat memanggil Vei untuk makan bersama berharap Vei berubah pikiran untuk kemudian bergabung dengan mereka.
"lho, Vei mana Yun? Dia belum turun?" tanya ayah Vei.
"Vei tidak ingin makan malam bersama, jadi nanti aku aja yang akan mengantarkan makanannya ke kamarnya mas" jelas Yuni
"Mama jangan terlalu manjain Vei Ma.. lagian nanti juga dia ke dapur nyari makanan kalau lapar" ketus Ayasha.
"Nggak boleh gitu Ayasha!" jawab bibi Yuni.
"Dasar Vei.. aku harap dia akan cepat menerima kehadiran kalian disini. Yasudah lah, kita mulai makan malam nya" kata ayah sambil memimpin doa untuk memulai makan malamnya.
Vei yang sedang di kamar merasa dirinya lapar karena belum makan tadi siang, Vei sebenarnya ingin makan malam bersama tapi dia tidak mau karena ia tak suka dengan keberadaan Yuni dan Ayasha.
Ia merasa mereka menggantikan posisi mamanya. Ditambah dengan saudara perempuan yang tidak ia harapkan. Apalagi jika Ayasha lah orangnya.
Vei merasa dirinya tak merasakan kasih sayang lagi dari ayahnya karena ayah nya sekarang lebih sibuk dengan keluarga barunya.
Ya walaupun ayahnya kadang kadang ke kamarmya memastikan dirinya sudah tidur apa belum dan sudah makan apa belum.Setelah makan malam selesai, mereka pun kembali ke kamarnya masing-masing setelah Yuni dan Ayasha membereskan sisa makanan juga mencuci piring piring kotor bekasnya..
Vei merasa sudah kelewat lapar dan Vei melihat situasi dapur yang sudah sepi tak ada seorang pun, Vei pun langsung beranjak pergi ke dapur untuk mencari makanan yang bisa ia makan.
Vei berjalan menuju dapur dengan cara mengendap ngendap seperti maling. Dan Vei pun beraksi menuangkan nasi serta lauk pauk yang masih ada, karena itu memang disisakan untuk Vei. Ia pun memakan makanan yang diambilnya dengan lahap.
Suara lampu dinyalakan membuat Vei kaget, dan ya dia seperti maling yang ketahuan oleh sang pemilik rumah.
Vei pun segera menghentikan kegiatan makannya dan bangkit dari kursi. Ia melihat sosok wanita yang ia benci karena sudah menggantikan posisi mama nya tersebut.
"Ehh.. Vei kirain mama siapa. mama kaget, tadi mama mau ke kamar mandi tapi ada yang aneh di dapur. makanya mama nyalain lampunya." Jelas Yuni yang merasa bersalah karena salah mengira.
"Maaf ya Vei mama ganggu, dan maaf juga ya mama tadi lupa mau bawa makanan ke kamar kamu soalnya mama tadi sakit perut banget abis beberes, terus malah langsung ke kamar." lanjutnya memelas. Yuni memang merasa sangat beraalah saat ini.
Namun Vei tak menjawabnya, Ia langsung saja meninggalkan Yuni di dapur untuk kembali ke kamarnya.
Yuni hanya senyum melihat apa yang terjadi saat ini. Yuni selalu berharap agar Vei bisa menerima keberadaan di keluarganya suatu saat nanti.
Yuni yakin bahwa hati Vei akan menerima seutuhnya. walaupun itu membutuhkan waktu yang lama, Yuni akan senantiasa sabar untuk menunggu waktunya itu.
¤¤¤¤¤
Ig Author:
@iisnrjnh227
@devih_lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Story: VEI (COMPLETED)
Ficção AdolescenteHidup seorang Vei Amara tidak lagi sama semenjak kematian ibunya. Tidak ada lagi Vei yang hangat, ramah, selalu memberi aura bahagia untuk setiap orang disekitarnya, yang ada hanyalah Vei yang dingin, cuek, dan pendiam. Ayahnya kembali menikah de...