Part 5 | Gue mau, Vei (Revisi)

822 43 0
                                    

"Walaupun lo judes, gue tetap suka"
-Xalio-

》》》》

Author:
Devih_Lestari

Icisnrjnh227

Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃

》》》》

Bel istirahat pertama berbunyi, namun Vei masih setia duduk di bangkunya. Ajakan ke kantin oleh Shima pun ia tolak dengan gelengan.

Namun, dengan perlahan Vei beranjak dengan membawa bekalnya, tujuan nya adalah taman belakang sekolah.

"Eh, mau kemana? Gue ikut." dengan tidak tahu diri nya Xalio mengikuti Vei .

"Enggak. Lo jangan ngikutin Gue." tolak Vei. Mana mau Vei bersama dengan cowok itu.

"Bodo.. gue tetap ngikut. Lo mau makan bekal kan? Gue minta. Gue kan laper belum sarapan." elak Xalio yang tetap mengikuti Vei sambil memberikan tampang menjijikan, memegang perut seolah kelaparan.

"Jangan kayak orang enggak mampu deh. Jijik tahu enggak. "
tanpa perasaan Vei tidak menutupi rasa jijik nya.

"Jangan gituuu, Gue kan ---"

"Xal... kantin yuk? Lo kan baru jadi mesti ada yang nemenin." ucapan Xal terpotong oleh Hana yang tiba-tiba menghampirinya. Hal yang Vei jadikan kesempatan untuk menghindar dari lelaki gila itu.

"Ehh, Hana kan? Gue enggak bisa, maaf."

"Lo inget nama gue?" dengan merona Hana menanyakan itu.

"Tentu aja. Tapi maaf, gue buru-buru sekarang." dengan cepat Xalio menyusul Vei yang meninggalkannya.

Vei kesal kali ini. Lelaki gila itu benar benar mengikutinya ke taman belakang.
"Lo mau apa sih?!" tanya Vei kesal yang melihat Xalio ikut duduk dibangku taman belakang sekolah.

"Lah, kan Gue udah bilang mau ikut makan." jawabnya tanoa dosa.

"Lo bisa beli dikantin. Dan.. berhenti sok akrab. Gue nggak suka." Vei kesal dan tidak tahu harus bagaimana lagi menunjukan rasa sukanya terhadap sikap Xalio.

"Duh... Lo kok judes sih." bukannya pergi, Xalio malah meracau tidak jelas.

"Iya! Gue judes! jadi mending Lo pergi deh. Gue.. Pengen sendiri." ujar Vei sambil menggertakan giginya.

"Gak papa, walaupun lo judes gue tetap suka." balasnya tak nyambung. Xalio membuat Vei tak habis pikir, ada ya orang yang tak tahu malu, sepertinya. Ck

Vei lebih memilih untuk mengabaikannya, Ia mulai membuka bekal nya. Namun isinya membuat Vei melamun.

"Kenapa? Lo gak jadi makan?" tanya Xalio yang bingung melihat Vei yang diam saja setelah membuka bekal.

"Berisik." ditaruh nya bekal yang telah dibuka di atas bangku taman.

Vei jadi ingat ibu nya selalu membuatkan bekal tumis jamur tiram, dan udang balado, sama dengan yang ada di hadapan nya saat ini.

Hal ini membuat perasaan Vei menjadi sedih, hampir saja Vei terisak, jika saja tidak ada tangan yang dengan tidak tahu dirinya mendahuluinya memakan bekal itu.

"Yakkk?!!" seru Vei yang marah. "Siapa yang ngizinin Lo makan punya Gue?!" lanjut Vei berteriak marah melihat Xalio dengan tanpa dosanya menyicipi tumis jamur tiram nya.

"Lagian Lo cuma ngeliatin, Gue kira lo gak mau." jawabnya tanpa dosa.

"Cowok gila!" Vei memukul punggung tangan Xalio yang hendak kembali mengambil milik nya.

"Pelit dih."

"Gue bilang jangan sok akrab. mending Lo pergi sekarang." dipangkunya kotak bekal itu meski ragu Vei mulai memakan bekal nya.

Dimulai mencicipi jarum tiram, di lanjut udang balado. Enak rasanya hampir mirip dengan buatan ibu nya. Kini, tanpa ragu Vei memakan masakan itu, mungkin lain kali Vei harus ikut makan dengan yang lain atau minta dibuatkan bekal. sungguh hal ini membuat Vei rindu dengan ibu nya.

"Gue enggak ngerti. Lo lahap makannya, sambil senyum lagi, tapi kenapa lo nangis." bingung Xalio yang tidak digubris Vei.

"Gue mau Vei." namanya yang diucapkan oleh lelaki gila itu entah mengapa terdengar aneh di pendengarannya. Ada sesuatu menggelitik di perutnya.

Sungguh itu tidak nyaman. Lantas membuat Vei memperhatikan lelaki itu. Dilihatnya Xalio tengah memperhatikan kotak bekalnya.

Tatapan itu seperti anak kecil yang sedang kelaparan. Ugh- itu sungguh membuat Vei tidak nyaman dan tidak enak hati. Dan pada dasarnya Vei adalah cewek yang baik, dengan ragu ia menawarkan bekalnya. Rasanya tidak salah jika ia tawarkan.

"Lo mau?" tawar Vei yang langsung diangguki Xalio tanpa mengalihkan perhatiannya dari kotak makan Vei.

"Tapi gue nggak ada dua sendok."

"Lo ada air minum, kan?"

"Iya, tuh di totte bag"

"Nah, gue pakai tangan aja." katanya dengan cepat mencari botol minum Vei, dituangkannya sedikit pada tangan kanannya. Lalu merebut kotak bekal Vei di pangkuan itu dan ti taruh ke bangku taman. Dengan gesit mulai melahapnya, mungkin Xalio pikir Vei akan berubah pikiran. Vei yang melihat itu malah jadi Cuma bengong.

"Li lapar banget ya? Eh tapi jangan diabisin. Gue juga mau." Vei yang awalnya pakai sendok pun ikut melepasnya, sehingga keduanya kini makan menggunakan tangan dalam kotak makan yang sama.

"Masaknya enak. siapa yang masak?" tanya Xalio disela suapannya.

"Tinggal makan aja, bisa kali." balas Vei tanpa berniat menjawab.

"Kalau enak, Kenapa Lo misahin udangnya? Nggak suka? Atau ada alergi Lo?"

"Hm.. bukan."

"Oh." balas Vei tak peduli. Sepertinya Xalio tidak ingin menjawabnya. Ya sudahlah.

¤¤¤¤¤

Ig Author:

@iisnrjnh227
@devih_lestari

Her Story: VEI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang