Semua orang punya rahasia,
Rahasia yang memang baik untuk diketahui,
Maupun rahasia yang sebaiknya kalian tidak ketahui,
Karena kenyataan kadang menyakitkan
》》》》
Author:
Icisnrjnh227Happy reading!
Kalau masih ada typo, mohon koreksinya👃》》》 》》
Hari demi hari terus berlalu. Siang berubah malam. Gelap menjadi terang. Vei mulai terbiasa dengan kehidupannya kini. Mulai terbiasa dengan kehadiran Yuni serta Ayasha.
Meski tidak bisa menerima secara langsung, Vei sudah mulai sering makan bersama. Yuni senang sekali melihatnya. Ia merasa benar-benar mulai diterima oleh Vei. Sikap Vei pun padanya sudah lebih baik.
Jika tidak ikut sarapan, biasanya Vei akan membawa bekal untuk makan siang nanti. Seolah tahu, Yuni sering memasakan Vei tumis jamur tiram dan juga udang balado. Itu memang kesukaannya.
Vei merasa ketika memakan masakan Yuni, Ia seolah memakan masakan ibunya. Masakan Yuni memang mirip dengan ibunya. Rasanya sama, mungkin karena mereka dulu belajar masak bersama. Hingga cita rasa masakannya pun sama. Setidaknya itu mampu sedikit menetralkan rasa rindunya keoada ibunya.
Apa kalian tahu kalau Vei semakin dekat dengan Xalio? Entah bagaimana ceritanya, Vei dan Xalio memang semakin lengket tiap harinya. Tidak, dia tidak pacaran dengan cowok itu. Dia juga tidak ada rasa. Selain rasa nyaman sebagai teman. Mungkin karena dia pernah ditolong cowok itu, makanya dia merasakan hal tersebut.
Tibanya Vei di sekolah, Ia disambut oleh cowok yang entah mengapa semakin hari terlihat menyebalkan di mata Vei. Lihat saja, dengan tidak sopannya dia mengambil tottebag berisi bekal Vei. Bukankah dia begitu menyebalkan? Huh.
Yuni memang tadi menaruh beberapa lembar roti di tottebag nya, sebagai ganjalan sebelum makan siang nanti. Tapi betapa menyebalkannya Xalio. Dia menghabiskan roti miliknya. Tidak, dia tidka menghabiskannya. Dia menyisakan satu lembar untuknya. Iya satu lembar.
Lihat, wajahnya yang tersenyum konyol tanpa dosa itu terlihat sangat menyebalkan. Tapi Vei bisa apa? Dia sudah terlanjur kebal dengan tingkah Xalio ini. Oke, tarik napaaaas, keluarkan. Hhhh.
Namun, orang menyebalkan selalu menyebalkan. Sampai istirahat pertama pun, Xalio begitu menyebalkan. Dia mengekori Vei terus. Alasannya tentu saja untuk menumpang makan bekal miliknya. Oke, Vei memang mencoba membiasakan diri, namun tetap saja masih terasa kurang nyaman dengan tingkahnya Xalio yang begitu terang-terangan.
"Gue kesel sebenernya. Bekal gue lebih banyak lo makan daripada sama gue. Ck" ujar Vei mendecak. "Lo seriusan alergi ya? Emang kalo alergi gitu, masih bisa makan di bekas udangnya ya?” tanya si Vei dengan wajah penasaran.
“Nggak tau.” jawab Xalio. Padat. Singkat. Ngeselin.
“oh” balas Vei datar.
Bel yang menandakan istrihat pertama selesai pun berbunyi. Setelah ini pelajaran Bu Yusi, guru bahasa indonesia. Ia masuk dan menjelaskan materi tentang novel sejarah.
Pembawaannya begitu santai. Dan sesantai itu pula beliau memberikan tugas. Ck.
“saya akan bagikan kelompok untuk membuat novel sejarah, satu kelompoknya terdiri dari 3 orang, jadi mohon didengar nama kelompoknya.” Ujar Bu Yusi yang langsung dibanjiri komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Story: VEI (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Vei Amara tidak lagi sama semenjak kematian ibunya. Tidak ada lagi Vei yang hangat, ramah, selalu memberi aura bahagia untuk setiap orang disekitarnya, yang ada hanyalah Vei yang dingin, cuek, dan pendiam. Ayahnya kembali menikah de...