15.

4.5K 238 1
                                    

Hamano-san menemukan Kireina sudah berada didalam ruangannya. Gadis itu tampak serius memperhatikan layar laptopnya dan tidak menyadari kedatangan Hamano-san sampai lelaki itu berlutut didepannya. Kirei sedikit terlonjak.

"Maaf mengagetkanmu. " Hamano-san tersenyum. Ia melepaskan kacamata Kirei dan mengambil laptop dari pangkuan kirei dan meletakkannya dimeja.

"Kau sudah datang."

"Ya, lima belas menit yang lalu dan kau tidak menyadarinya. Ada apa?"

"Ada pengeluaran besar yang diluar anggaran, kau tahu biaya entertainment untuk proyek gudang baru itu benar-benar membuatku pusing. Bagaimana bagian perencaan mengeluarkan biaya entertainment sebegitu banyaknya. Kau tahu ini?"

"Ya aku menyetujuinya."

"Bagaimana kau menyetujuinya, kau ingin perusahaan bangkrut?" Kirei menaikkan nada bicaranya hingga Hamano-san sedikit terkejut dan menaikkan alisnya.

"Hani, perusahaan tidak akan bangkrut hanya karena biaya entertainment yang hanya segitu."

"Segitu katamu, kau tidak tahu bagaimana susahnya aku mencari pendapatan lain untuk menutupi biaya yang menurutmu hanya segitu itu!" Kirei menaikkan nada bicaranya tanpa dia sadari. Semenjak sering mendapatkan teror dari Laila, entah kenapa dia jadi mudah emosi.

"Apa kau sedang datang bulan? Kau sensitif sekali."

"Hamano-san!" Kirei berteriak seolah akan mencekik CEO nya.

"Tenanglah, Hani." Hamano-san dan segera duduk disamping Kirei menggenggam tangan gadis itu dan membelainya dengan lembut.
"Kau tak perlu memusingkan biaya entertainment itu, aku sudah memiliki pendapatan lain yang bisa menutupi defisit keuntungan karena biaya-biaya yang tidak kau anggarkan."

"Bukan salahku jika ada pembengkakan biaya diluar anggaran."

"Aku tidak ingin berdebat, Hani. Kau tahu aku tidak akan menyulitkanmu. Aku tidak ingin membuatmu sakit hanya karena memikirkan pekerjaan."

"Kau sedang merayuku, Hamano-san?"

"Tidak, aku hanya meyakinkanmu bahwa tidak ada yang perlu kau khawatirkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Semua terkendali dan berjalan baik. Kurasa Davis akan memberikan banyak bonus padaku tahun ini."

"Ckckck, kau percaya diri sekali." Dengus Kirei dengan sebal.

"Akan kulakukan apapun agar kau bahagia dan tenang. Aku tidak ingin membuatmu berfikir terlalu keras, apalagi itu berhubungan dengan pekerjaan, ada aku yang akan menjaga, melindungi dan membantumu. Jadi jangan mengkhawatirkan pekerjaanmu, okey?" Hamano-san meraih Kirei kedalam pelukannya.

"Aku dibayar mahal untuk itu Hamano-san. Sudah tugasku untuk memantau pemasukan dan pengeluaran di perusahaan."

"Aku mengambil alih tugasmu sekarang, kau hanya perlu menyajikan saja, aku yang akan mencari bahan dan memasaknya."

"Terima kasih, tapi kau tidak perlu melakukan itu, lakukan tugasmu dan kulakukan tugasku. Ku tidak ingin makan gaji buta." Kirei masih keras kepala.

"Aku tidak keberatan melakukan itu. Aku hanya ingin kau selalu di sisiku dengan nyaman. I love you, Kireina. You are my love, my world, my everything." Hamano-san mengecup puncak kepala Kirei. Lalu kening gadis itu, alisnya, matanya, hidungnya kemudian bibirnya. Bukan ciuman penuh nafsu tapi ciuman sayang dengan seluruh perasaan yang tulus.

"Bagaimana Ryoko?" Kirei bertanya setelah Hamano-san selesai menciuminya.

"Dia baik. Dia memintaku datang lagi besok."

CEO And I / Dihapus sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang