Semenjak mengetahui bahwa Kirei hamil, baik Hamano-san maupun Jo semakin protektif dan posesif dengan wanita itu. Meskipun Kirei mengabaikan Hamano-san dan cenderung bersikap acuh tapi lelaki itu tidak menyerah untuk mendapatkan kembali hati Kirei. Setiap hari Hamano-san akan meluangkan waktunya untuk berkunjung kerumah Kirei untuk merawat dan memanjakan wanita hamil itu. Semua kebutuhan dan keinginan Kirei dipenuhi oleh Hamano-san meski wanita itu tidak meminta secara langsung padanya. Beruntunglah Hamano-san memiliki sekutu setia macam Jonathan dan beberapa asisten rumah tangga kirei yang akan memberitahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh majikannya.
"Bagaimana nyonya hari ini, Sarah?"
Hamano-san bertanya pada Sarah, pengasuh baby Nick sebelum baby Nick meninggal. Gadis itu menggeleng.
"Nyonya memuntahkan makanannya kembali tuan. Ini lebih parah dari kemarin. Nyonya hampir tidak makan sama sekali karena semua makanan dimuntahkan kembali oleh nyonya."
"Aku memesan puding mangga, mungkin sebentar lagi sampai. Apa nyonya meminum susu hamilnya?"
"Iya, nyonya meminumnya tuan."
"Baguslah. Setidaknya masih ada asupan makanan untuk nyonya dan bayinya."
"Kau sudah datang, uncle?" Jo yang baru pulang sekolah menyapa dan memeluk Hamano-san.
"Aku ingin melihat mommymu, tapi dia masih seperti kepompong didalam selimutnya."
"Adikku ini sepertinya manja sekali. Dia tidak membiarkan mommy turun dari tempat tidur dan menghirup udara segar diluar. Berbeda dengan kehamilan baby Nick dulu, mommy seperti orang tidak hamil ,bergerak kesana kemari dan sangat aktif. "
Hamano-san menghela nafas. Ada kesedihan saat ia membayangkan Kirei dengan perut besarnya bergerak kesana kemari. Andai saja saat itu ia bisa menemani Kirei dimasa kehamilannya tentu sangat menyenangkan. Apalagi saat itu Kirei mengandung anaknya, pasti sangat bahagia mendampingi orang yang dicintai hamil anak yang sudah lama ditunggunya.
"Maafkan aku, uncle. Aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang baby Nick." Jo merasa tidak enak hati melihat kesedihan diraut wajah Hamano-san.
"Tidak apa-apa, meski sekarang bukan hamil anakku, aku akan tetap menjaga dan memperhatikan Kirei dan bayinya. Anggap saja ini sebagai ganti karena aku tidak ada saat Kirei hamil baby Nick "
"Uncle mau makan siang bersamaku?" Jo sengaja mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin melihat Hamano-san larut dalam kesedihannya. Hamano-san mengangguk. Ia menemani anak itu makan siang ketika Kirei ikut bergabung dengan mereka dimeja makan.
"Puding mangga ini segar sekali. Pesan lagi untuk besok, Sarah." Kirei menikmati puding mangganya tanpa menghiraukan Hamano-san yang duduk diseberangnya.
"Tapi, nyonya puding itu tuan Hamano yang membawanya. "
Kirei mendengus. Ia segera bangkit dan kembali masuk kamar tanpa bicara apa-apa lagi. Jo hanya menggendikkan bahunya melihat sikap ibu tirinya itu.
"Kurasa kau harus berjuang sedikit keras untuk mendapatkan hati mommy, uncle."
"Tak masalah. Aku bisa bersabar dan bisa bertahan."
Hamano-san kembali menyuapkan makanannya kedalam mulutnya. Seolah sikap Kirei padanya bukanlah hal yang patut dipikirkan. Ia mengerti Kirei membencinya karena perbuatan ayahnya. Menurutnya Kirei hanya butuh waktu untuk menerima semuanya dengan lapang dada.
"Aku akan menjabat CEO diperusahaan daddymu. Kau tidak keberatan kan?"
"Aku tidak masalah, uncle. Entah dengan mommy."

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO And I / Dihapus sebagian
RomancePart tidak lengkap... Mohon maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏🙏 Link e-book 👇 https://play.google.com/store/books/details?id=CmfxDwAAQBAJ 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥 Aku tidak bermaksud meninggalkannya, aku hanya merasa apa yang terjadi antara kam...