12.

5K 274 5
                                        

Kirei membuka matanya dan mendapati dirinya tertidur didada Hamano-san. Lelaki itu membelai rambut Kirei dan mengecup puncak kepala gadis itu.

"Kau sudah bangun?"

"Hmmmm, jam berapa ini?"

"Jam dua belas siang. Kau tertidur setelah minum obatmu. "

"Kurasa obat itu mengandung obat tidur. Aku merasa mengantuk." Kirei mengusap lengan Hamano-san. Berada diperlukan lelaki yang dicintainya membuatnya merasa nyaman dan lebih baik.

"Kau tidak kekantor?"

"Setelah makan siang aku akan kekantor sebentar. Kau tidak apa-apa kalau aku tinggal?"

"Aku tidak apa-apa. Kau pergilah kekantor. Kita makan dirumah apa diluar?"

"Dirumah, aku sudah menyuruh Tom membeli makan siang dan membawakan pakaianku kemari." Kirei beranjak dari pelukan Hamano-san. Ia duduk rambutnya tergerai sedikit berantakan, menambah kecantikan dirinya.

"Aku akan tinggal disini, merawatmu." Hamano-san berkata seolah tahu Kirei akan menolak keinginannya. "Sampai dirimu sembuh." Lanjutnya lagi.

"Aku tidak apa-apa yasu, hanya luka sedikit. Kau tidak bisa tinggal disini, bagaimana jika orang-orang kantor tahu kalau kita tinggal bersama, apa kata mereka."

"Aku tidak peduli." Hamano-san menjawab santai.

"Kalau kau tak nyaman kita tinggal bersama karena kita belum menikah, ayo kita menikah sekarang." Kirei berdecak kesal. Ia bangkit dari tempat tidur dan berniat meninggalkan Hamano-san ketika tangannya ditarik dengan kuat hingga dirinya terduduk dipangkuan lelaki itu.

"Apa kau tidak mencintaiku?" Hamano-san bertanya dan menatapnya tajam. Kirei menatap manik mata Hamano-san dan menggeleng tak percaya lelaki itu mempertanyakan perasaannya setelah apa yang mereka lalui bersama.

"Aku tak percaya kau masih mempertanyakan itu." Suara Kirei bergetar, ia merasa kecewa, kedua kelopak matanya memanas. Kirei turun dari pangkuan Hamano-san dan masuk kedalam kamar mandi. Dia mencuci mukanya dan menghilangkan jejak air mata yang turun membasahi pipinya.

"Hani, aku minta maaf." Hamano-san mengetuk pintu kamar mandi. Kirei membersihkan wajahnya dari air mata dan keluar dari kamar mandi. Ia melewati Hamano-san begitu saja menuju dapur. Diambilnya air mineral dari dalam lemari pendingin kemudian diminumnya.

"Hani..." Hamano-san memegang lengan Kirei dan gadis itu menepisnya. Kirei mengambil kunci mobilnya dan Sling bag ketika Hamano-san memeluknya dari belakang.

"Aku minta maaf." Ujarnya sambil berbisik. "Kumohon, bicaralah padaku." Kirei masih terdiam.

Ting tong

Suara bel pintu membuat Kirei melepaskan pelukan Hamano-san. Dia melangkah ke pintu dan membukanya.

"Nona, apa kabar."

"Tom, kabarku baik. Masuklah."

"Terima kasih, nona."

Tom masuk membawakan pakaian Hamano-san dan makan siang untuk keduanya.

"Tuan, ini pesanan anda." Tom berkata pada Hamano-san yang masih berdiri di dapur.

"Kau boleh pergi, tapi tinggalkan saja mobilnya." Hamano-san berkata pada Tom.

"Baik Tuan. " Tom meletakkan kunci mobil Hamano-san dimeja dapur kemudian berpamitan pada Kirei dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Makanan kita sudah datang." Kirei tak memperdulikan Hamano-san. Ia berniat pergi ketika Hamano-san kembali menarik tangan Kirei, keduanya kini saling berhadapan.

CEO And I / Dihapus sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang