20.

4.1K 187 6
                                    

Mr. Davis bertemu Kirei didepan lift. Ia melihat Kirei sedang melamun hingga tidak sadar bahwa pintu lift sudah terbuka.

"Kau baik-baik saja?" Mr. Davis menuntun Kirei memasuki lift khusus petinggi. Kirei menoleh dan tersenyum. Ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Mr. Davis. Lelaki itu memencet lantai tempatnya bekerja.

"Kita keruanganku. Ada yang perlu kubicarakan denganmu." Kirei kembali mengangguk.

"Hamano-san menghubungimu?"

"Iya, tapi aku belum bisa bicara dengannya. Aku belum siap." Mr.davis mengangguk mengerti.

"Kudengar dari Evan kau menginap dirumah sakit."

"Apa yang tidak kau tahu tentangku, Christ?" Kirei bertanya sambil menatap Mr. Davis dengan penuh tanya. Lelaki itu hanya tersenyum.

"Itu karena kau tidak mau membaginya denganku Kirei."

"Dan kau mencari tahu sendiri, dengan caramu?" Kirei balik bertanya, tapi mr. Davis tidak menjawabnya. "Kau bahkan tidak ada bedanya dengan yasu. Kalian selalu tahu apa yang terjadi padaku, meski aku tidak memberi tahu."

Kirei menunduk. Mempermainkan cincin yang diberikan Hamano-san saat melamarnya. Dia menghela nafas perlahan, entah kenapa dia masih memakai cincin itu padahal orang yang memberikannya sudah mengikat janji sehidup semati dengan orang lain.

"Kau tahu kau bisa mengandalkanku, tapi kau memilih menjalaninya seorang diri."

"Aku hanya tidak ingin merepotkan orang lain dan membuat orang lain terluka."

"Ayo kita ke Jepang."

Kirei menatap Mr. Davis dengan penuh tanda tanya. Lelaki itu menatapnya lembut. Diraihnya tangan Kirei dan membelainya.

"Kita selesaikan masalahmu dengan Yasu."

"Dan menghancurkan sebuah ikatan yang baru dibangun?" Kirei tak percaya dengan ajakan Mr. Davis yang menginginkan dirinya bertemu Hamano-san. Satu-satunya alasan dirinya tidak menghubungi Hamano-san adalah karena dia tidak ingin merusak pernikahan Hamano-san dengan Sayako.

"Bagaimana jika yasu belum menikah?"

"Dan memintanya menikahiku? Lalu akan ada Laila Laila lainnya yang akan merusak hubungan kami? Membahayakan nyawa kami? Kurasa aku dan yasu memang tidak berjodoh. Kami bertemu tapi tidak bisa bersama." Kirei berkata dengan penuh kesedihan. Ia tidak peduli dengan dirinya yang selalu dalam bahaya saat bersama yasu, tapi dia tidak bisa membiarkan orang-orang yang ada didekatnya juga terluka karena hubungan itu.

"Kau tidak ingin memperjuangkan cintamu? Kau terdengar seperti  seorang pecundang, bukan Kirei yang pemberani. Mengapa kau jadi pengecut?"

"Kau tidak pernah benar-benar tahu tentangku, Christ." Kirei melepas genggaman Mr. Davis. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berniat meninggalkan ruangan itu.

"Maaf mengecewakanmu, Christ." Kirei melangkah pergi, meninggalkan Mr. Davis yang diam ditempat duduknya.

Pintu ruangan itu tertutup ketika Mr. Davis mendapat telepon.

"Ada apa?"

"Nona Kirei hamil. Kami sudah memastikan pemeriksaannya benar dan akurat."

Mr. Davis terkejut mendengar kabar tersebut. Kireinya hamil dan bisa jadi itu  adalah anaknya mengingat ia pernah bercinta  secara diam-diam  dengan gadis itu. Ia jadi mengerti kenapa Kirei tidak ingin menemui Hamano-san. Mungkin ini berhubungan dengan bayi yang dikandungnya. Gadisnya itu tidak ingin mencelakakan bayinya, mengingat orang-orang yang berhubungan dengan hamano-san adalah orang-orang yang nekat dan berkuasa.

CEO And I / Dihapus sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang