Hari itu Hamano-san melihat istrinya memasak lebih banyak dari biasanya. Hamano-san sedikit mengernyikan keningnya melihat ada beberapa masakan khas Indonesia tersaji diatas meja makan.
"Ada tamu, Hani?"
"Oh itu, Anggun dan suaminya mau mampir kesini. Katanya mumpung mereka main ke Singapura."
"Anggun yang suaminya sudah tua dan pemilik tambak udang itu?"
"Iya, sayang. Mereka lagi honeymoon katanya."
Hamano-san mendekati sang istri dan memeluk wanita tercintanya itu dengan posesif.
"Kalau mereka bisa honeymoon, kita kapan, Hani?"
"Ya ampun Yasu, baru Minggu kemarin kita pulang honeymoon, kamu bertanya seolah-olah kita tidak pernah pergi honeymoon. Aku ngga mau ya kita pergi honeymoon hanya untuk pindah tidur dan olahraga ranjang saja."
"Jangan marah, Hani. Aku selalu tidak bisa mengendalikan diriku saat bersamamu. Entah kenapa aku jadi selalu ingin bercinta denganmu, sayang."
Kirei cemberut Hamano-san malah menciumi wajahnya. Ciuman itu turun keleher Kirei. Lelaki itu mengendus leher istrinya, memberikan hisapan yang meninggalkan tanda merah yang akan berakhir keunguan keesokan harinya. Kirei mendesah dengan perlakuan Hamano-san. Entah kenapa akhir-akhir ini gairahnya mudah dipancing oleh sentuhan kecil dari suaminya.
"Sebentar lagi tamunya datang, jangan banyak bikin love mark."
"Biarkan saja, suami Anggun pasti akan mengerti." Hamano-san terus merangsang istrinya ketika bel pintu rumah mereka berbunyi. Kirei hendak melepaskan diri dari Hamano-san ketika lelaki itu mencuri sebuah kecupan dari bibir sang istri. Kirei mendelik dan Hamano-san hanya terkekeh. Dengan masih menggenggam tangan sang istri Hamano-san membuka pintu.
"Mbak Kirei!" Anggun menghambur memeluk Kirei. Baik Gunadi dan Hamano-san hanya menatap kedua wanita yang mereka mencintai itu berpelukan dan berciuman pipi.
"Pak Gun."
"Kirei, Hamano"
"Panggil saya Yasu saja, pak Gun. Mari masuk, anggap rumah sendiri."
"Terima kasih, Su." Gunadi dan Anggun mengikuti tuan rumah masuk kedalam ruang tamu.
"Yank, kok aku ngga enak manggil dia Su, jadi seperti manggil asu. (Note: bahasa jawanya anjing).Anggun mendelik kearah suaminya lalu beralih kearah Kirei dan Hamano-san, kirei tersenyum karena dia mengerti pembicaraan Gunadi dan Anggun.
"Maaf merepotkan ya mbak Kirei."
"Tidak apa-apa, saya senang kalian mau mampir. Apa khabar Kama dan Ratih?"
"Baik mbak, malah sekarang Kama sudah kembali ke Indonesia. Senang rasanya Kama bisa kembali. Kalau anak terlalu lama diluar negeri itu aku tidak tenang mbak."
"Sama, kalau tidak ingat ayah sendiri di Jepang, aku sih inginnya Alex di Singapura saja. Seperti Cassie dan Katsuo."
"Kalau tidak salah Kama dan Jonathan berteman kan ya?"
"Iya benar, mereka berteman akrab. Dengar-dengar mereka mau buka klinik. Oh ya papi jadi bantu Jo tidak soal modal buat klinik?" Kirei bertanya pada sang suami.
"Sudah Hani, kemarin ayah Tatsuhiro malah minta sekalian membangun rumah sakit. Kata ayah kalau dananya kurang ayah nanti akan membantu."
"Wah kok sehati ya kita, kebetulan kemarin saya juga bilang seperti itu dengan Kama. Kalau butuh dana berapa saja untuk usahanya itu tinggal bilang, nanti saya kasih. Untuk kebaikan dan masa depan anak itu jangan tanggung-tanggung, benar tidak Sinchan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO And I / Dihapus sebagian
Любовные романыPart tidak lengkap... Mohon maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏🙏 Link e-book 👇 https://play.google.com/store/books/details?id=CmfxDwAAQBAJ 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥 Aku tidak bermaksud meninggalkannya, aku hanya merasa apa yang terjadi antara kam...