18

4.3K 192 2
                                    

Hamano-san menyesap kopinya sambil menatap orang yang duduk didepannya dengan tatapan penuh kemarahan.

"Apa maumu?"

"Dirimu."

"Bodoh!"

"Jika aku tidak mendapatkan dirimu, maka wanita itu juga tidak."

"Berhentilah mengganggunya!" Hamano-san berteriak, ia nyaris kehilangan akal menghadapi wanita yang tersenyum sinis didepannya.

"Tidak akan sampai dia melepaskanmu."

"Tapi aku tidak akan melepaskannya."

"Bersiaplah melihatnya menderita."

"Kau gila!"

Wanita itu hanya tertawa mengejek.

"Kembalilah padaku dan aku akan melepaskannya."

"Tidak akan, jangan bermimpi, Laila."

"Pilihannya ada padamu Tatsu, kembali padaku atau dia menderita." Wanita itu berbisik dan mengecup pipi Hamano-san sebelum beranjak pergi. Hamano-san hanya bisa mengumpat. Ia tidak ingin mengambil resiko lebih banyak lagi. Mantan istrinya itu bukan hanya gila, tapi juga psycopat. Ia tidak akan membiarkan Laila menyakiti kireinya.

Hamano-san segera meraih gawainya dan menghubungi seseorang.

"Aku ingin kau membereskan seseorang, secepatnya."

"..."

"Mantan istriku, bersih seperti biasanya."

"..."

Setelah panggilannya terputus ia segera meninggalkan tempat itu untuk kembali pada kekasihnya yang ditinggalkan tertidur diruangan pribadinya. Mengingat tentang kekasihnya membuatnya tersenyum dan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia. Tidak ada yang dapat memisahkan dirinya dengan kirei, bahkan Laila sekalipun.

***

Hamano-san kembali keruangannya dan masih mendapati Kirei yang tertidur dengan wajah cantiknya. Ia mencium kening Kirei yang membuat gadis itu menggeliat terbangun.

"Aku mengganggumu?" Yasu duduk bersandar di kepala tempat tidur dan segera meraih tubuh Kirei kedalam dekapannya.

"Jam berapa sekarang?"

"Sebentar lagi waktu pulang kantor." Kirei terlonjak. Tapi ia merasa badannya sakit sekali hingga membuatnya sedikit meringis.

"Kau baik-baik saja?" Hamano-san tampak khawatir. Kirei menggeleng. Hamano-san tertawa.

"Maafkan aku, Hani. Kurasa aku sudah keterlaluan menghukummu." Hamano-san membelai rambut Kirei dengan penuh kasih sayang.

"Aku ingin pulang dan berendam."

"Kita akan pulang, aku akan membantumu berpakaian." Hamano-san membersihkan badan Kirei dan membantumya berpakaian. Ia juga menyisir rambut Kirei dan memberinya make up tipis-tipis agar gadis itu tidak terlihat pucat. Setelah selesai ia segera membimbing Kirei keluar dari ruangannya dan melewati Lira yang terheran-heran karena ia tidak tahu sejak kapan Kirei ada diruangan bosnya.

Hamano-san memakaikan jasnya ketubuh Kirei, lelaki itu juga membawakan tas Kirei dan memapah gadis itu agar tidak terjatuh.

"Aku tidak apa-apa, hanya merasa sangat lelah." Kirei menolak jas yang dipakaikan oleh Hamano-san, tapi lelaki itu malah mengeratkan jasnya ketubuh Kirei.

"Maafkan aku Hani, kau membuatku tidak bisa berhenti. Kau benar-benar membuatku mabuk meski aku tidak minum."

"Apa dia baik-baik saja?" Mr. Davis menyapa keduanya ketika melihat Kirei dan Hamano-san yang hendak masuk kedalam lift para petinggi.

CEO And I / Dihapus sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang