29.

3.2K 182 13
                                    

Kirei sedang mendorong kereta dorong baby Nick untuk berjalan-jalan ketika seorang wanita tergopoh-gopoh datang menghampirinya.

"Maaf nyonya, bisa tolong saya?"

Kirei menatap wanita itu dengan penuh tanda tanya, ia mengenali wanita itu sebagai asisten rumah tangga di rumah Hamano-san.

"Saya asisten rumah tangga tuan Hamano. Majikan saya terluka."

Wanita berkata dengan panik. Kirei tertegun. Ia berusaha mengerti apa yang dikatakan wanita itu.

"Bisakah saya minta tolong memanggil dokter?" Tanya wanita itu lagi menyadarkan Kirei dari keterkejutannya.

"Ba-baiklah. Ayo kita kerumah tuan Hamano."

Kirei berkata gugup dan bergegas menuju rumah Hamano-san diiringi sang asisten rumah tangga. Ia terkejut melihat rumah Hamano-san yang berantakan dibeberapa bagian.

"Apa habis ada perkelahian?"

Tanya Kirei  penasaran sekaligus cemas. Mendengar Hamano-san terluka ia merasa khawatir. Kirei meletakkan kereta dorong baby Nick diruang tengah.

"Saya tidak tahu nyonya. Sewaktu saya datang rumah sudah berantakan. Tuan ada di sana." Wanita itu menunjuk sebuah kamar yang berada tak jauh dari ruang tengah. Kirei bergegas menuju ruangan yang ditunjuk dan melihat Hamano-san terduduk dilantai bersandar pada sebuah tempat tidur berukuran besar.

"Yasu!" Kirei terpekik melihat kondisi Hamano-san yang berantakan dan darah yang masih mengalir dari lukanya.

"Apa yang terjadi?" Kirei menghampiri Hamano-san hendak memeriksa keadaan lelaki itu. Ia berjengit ketika tangannya menyentuh tubuh Hamano-san yang terasa panas tetapi pakaiannya terasa lembab. Hamano-san menatap Kirei dengan wajah sayu. Matanya yang sipit semakin menyipit melihat Kirei. Lalu lelaki itu tertawa sedih.

"Bahkan dalam mimpi pun kau terlihat nyata dan cantik." Hamano-san mulai meracau. Kepalanya terasa berat dan bayangan Kirei berputar-putar didepannya.

"Aku akan mengobati lukamu." Kirei berkata. Ia meminta kotak P3K kepada asisten rumah tangga Hamano-san. Ia berusaha membuka pakaian yang dikenakan oleh Hamano-san untuk menggantinya dengan pakaian kering.

"Aku mencintaimu Hani, kembalilah padaku. Tinggalkan lelaki sialan itu." Hamano-san kembali meracau. Kirei melihatnya dengan sedih. Ia berusaha tidak terpengaruh dan melanjutkan pekerjaannya.

"Aku mencintaimu Hani, jangan tinggalkan aku." Hamano-san menangis dan tanpa sadar memeluk Kirei. Hati Kirei terasa sakit melihat keadaan Hamano-san.

"Aku tidak rela kau bersamanya, Hani. Kau hanya milikku, aku cemburu, hatiku sakit saat kau bersamanya. Aku mencintaimu, Hani. Kembalilah padaku." Hamano-san semakin memeluk erat Kirei sambil terus menangis. Matanya terpejam, ia bahkan tidak sadar bahwa wanita yang sedang dipeluknya adalah wanita yang begitu diinginkan dan dirindukannya. Kirei terdiam. Ia membiarkan Hamano-san menumpahkan kesedihannya tanpa membalasnya. Asisten rumah tangga Hamano-san datang dengan kotak P3K nya.

"Sebaiknya aku mengobati lukamu." Kirei berusaha melepaskan pelukan Hamano-san dibantu dengan asisten rumah tangga yasu. Ia berusaha bersikap tenang dihadapan sang asisten meskipun hatinya juga merasakan sakit dan terluka. Setelah mengobati luka ditangan Hamano-san, Kirei membantu lelaki itu minum obat anti mabuknya.

"Minumlah yasu. Kau mabuk." Kirei membantu Hamano-san minum obat anti mabuk. Lelaki itu kembali tertawa sedih.

"Kau bicara padaku, suaramu mirip dengannya. Aku mendengar suaranya dimana-mana. Aku mencintaimu Hani." Suara Hamano-san terdengar lemah hingga akhirnya lelaki itu tertidur. Kirei memberinya selimut dan meninggalkan kamar yasu.

CEO And I / Dihapus sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang