Hamano-san memasuki rumahnya dengan marah. Ia baru saja mendapat telepon dari orang kepercayaannya tentang apa yang terjadi pada Kirei selama dirinya tidak ada. Dilemparnya semua barang-barang yang ada didekatnya hingga rusak berantakan.
"Tatsu, apa yang kau lakukan, hentikan!" Seorang wanita cantik berusaha menghentikan Hamano-san yang akan melempar sebuah guci antik kelantai.
"Kau sudah datang!" Hamano-san menggeram marah. Dan sebuah tamparan mendarat di pipi wanita cantik itu.
Plakkk!
Wanita itu terkejut karena Hamano-san yang tiba-tiba menamparnya.
"Beraninya kau menemui Kirei!"
"Kenapa, aku hanya memastikan undangan itu diterima olehnya."
"Aku akan membuatmu menyesal telah memberikan undangan itu padanya!" Hamano-san berkata dengan penuh kemarahan.
"Pergi dari hadapanku sekarang, sebelum habis kesabaranku!"
"Tidak! Aku tidak akan pergi!" Ucap wanita itu seraya mengelus pipinya yang terasa panas akibat tamparan Hamano-san.
"Kalau kau tidak pergi, aku yang pergi!" Hamano-san segera berjalan meninggalkan kamarnya ketika seorang lelaki tua menghadang jalannya.
"Kau mau kemana?"
"Pulang ke Indonesia." Ujar Hamano-san dengan nada dingin.
"Kau tidak akan kemana-mana. Pernikahanmu tiga hari lagi. Kau akan tetap disini dan menikah."
"Kalau harus menikah, itu hanya dengan Kirei bukan dengan dia!" Hamano-san berteriak menunjuk kearah wanita yang baru saja ditamparnya.
"Kau akan menikah dengan Sayako. Itu keputusanku. Kalau tidak aku tidak akan memberimu sepeserpun. Semua hartaku akan menjadi milik Sayako."
"Aku tidak peduli. Lakukan apa yang kau suka pak tua, aku tidak akan peduli. Satu-satunya hal yang ingin kulakukan disini sudah kulakukan." Tanpa menghiraukan lelaki tua itu Hamano-san segera pergi dari tempat itu.
"Ayah, bagaimana ini?" Sayako menangis menghampiri tuan Tatsuhiro. Lelaki itu berusaha menenangkan calon menantunya itu.
"Kau tidak usah khawatir. Tatsu tidak akan bisa keluar dari negara ini, pernikahan kalian akan tetap terjadi. Percaya padaku nak." Lelaki tua itu tersenyum lembut kearah calon menantunya itu. Sayako mengangguk mengerti. Semenjak diangkat anak oleh ayah Hamano-san, Sayako sudah memiliki perasaan tersendiri pada Hamano-san. Wanita itu mencintai Hamano-san meskipun lelaki itu tinggal jauh di Indonesia. Tetapi cintanya tidak pernah pudar untuk lelaki itu, bahkan semakin bertambah setiap harinya. Dan saat tuan Tatsuhiro berencana menikahkan dirinya dengan Hamano-san tentu saja Sayako menerimanya dengan senang hati. Ia bahkan membantu lelaki tua itu untuk memuluskan rencananya dalam menikahi Hamano-san.
***
Hamano-san tiba di bandara Narita ketika dia mendapat pencekalan tidak bisa pergi keluar negeri karena alasan dirinya bermasalah dengan hukum. Hamano-san mengumpat marah dan segera menghubungi pengacaranya. Ia sengaja menginap di hotel dan tidak kembali kerumahnya.
"Kau dituduh menggelapkan dana perusahaan ayahmu. Untuk itulah kau tidak diperkenankan pergi keluar negeri."
"Alasan konyol!" Hamano-san marah, ia tahu semua itu ulah ayahnya agar dia tetap menikahi Sayako. Tapi ia tidak tinggal diam, sampai kapanpun dia tidak akan menikah dengan Sayako.
"Aku bahkan tidak pernah terlibat dengan perusahaan ayahku! Itu hanya akal-akalan pak tua itu agar aku menuruti keinginannya."
"Akan sangat sulit membuktikan dirimu tidak bersalah, karena mereka melakukannya dengan sangat rapi. Butuh waktu untuk membongkar semua konspirasi ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO And I / Dihapus sebagian
Roman d'amourPart tidak lengkap... Mohon maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏🙏 Link e-book 👇 https://play.google.com/store/books/details?id=CmfxDwAAQBAJ 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥 Aku tidak bermaksud meninggalkannya, aku hanya merasa apa yang terjadi antara kam...