Hamano-san dan Kirei tiba di apartemen Kirei.
"Kau mau masuk?"
Hamano-san mengangguk dan mengikuti Kirei masuk kedalam.
Kirei memberikan segelas air mineral kepada Hamano-san."Hari ini Ryoko datang."
"Benarkah? Kau tidak menjemputnya?
"Dia diantar ibunya. Lagipula aku ada meeting tadi." Kirei mendekati Hamano-san, entah kenapa dia merasa kalau Hamano-san tidak begitu perduli dengan anak-anak nya. Beda dengan Mr. Davis yang masih meluangkan waktu untuk anak-anak nya.
"Yasu, seharusnya kau meluangkan waktu untuk Ryoko. "
"Entahlah, Hani. Laila hanya mengantarkan Ryoko saat dia butuh uang. "
"Kau yang seharusnya menemuinya, jangan menunggu Ryoko datang padamu."
"Akan ku pertimbangkan nanti. Kau ingin dirumah saja atau pergi keluar?"
"Bukankah seharusnya kau pulang untuk bertemu Ryoko?" Kirei semakin heran dengan sikap Hamano-san. Ia tak mengerti hubungan yang terjadi antara Hamano-san dengan anaknya.
"Kalau aku pulang sekarang dan memberikan apa yang mereka minta maka mereka akan segera pulang." Kirei membelalak tak percaya. Ia tak menyangka hubungan Hamano-san dengan putri semata wayangnya seburuk itu.
"Jangan menatapku seperti itu, Hani. Tatapanmu itu membuatku takut." Hamano-san sengaja menggoda Kirei.
"Aku lapar, bisakah kita pesan makanan? Atau kau ingin makan diluar?"
"Aku akan memasak untukmu."
"Tidak, Hani, kau kurang sehat. Jangan memaksakan diri untuk memasak untukku. Aku tidak ingin membuatmu lelah."
"Pulanglah kalau begitu. Kurasa makan malam bersama Ryoko baik untuk kalian berdua."
"Kau ingin ikut, bukankah kau bilang ingin bertemu Ryoko." Kirei menimbang sejenak ajakan Hamano-san. Sebetulnya dia merasa lelah. Tapi ini kesempatannya mengenal anak dari lelaki yang dicintainya.
"Baiklah, aku mandi dulu. " Hamano-san mengangguk. Ia menunggu kirei sambil menikmati camilan yang ada didapur.
🍽️🍽️🍽️
Kini Hamano-san, Kirei, Ryoko dan Laila duduk satu meja disalah satu restauran ternama. Ada kecanggungan dihati Kirei berada satu meja dengan Laila, mantan istri Hamano-san. Ini pertama kalinya mereka bertemu, walaupun sebelumnya Laila pernah menelpon Kirei tapi kejadian itu sudah sangat lama sekali.
"Kau tidak menyerah. "Laila berkata sinis. "Aku sudah memperingatkan mu agar menjauhi Tetsu. "
"Jangan membahas hal yang tidak penting saat makan. "Hamano-san memperingatkan Laila. Kirei memperhatikan Ryoko. Gadis itu sama sekali tidak mirip Hamano-san, tidak juga mirip Laila. Entahlah dirinya merasa anak itu berbeda. Ryoko menikmati makannya dalam diam. Dia sama sekali tidak berusaha mengajak ayahnya berbicara, demikian juga Hamano-san. Lelaki itu juga tidak menunjukkan rasa sayang seperti kebanyakan ayah pada putrinya. Kejadian malam ini berbanding terbalik dengan malam sebelumnya. Dimana dirinya merasakan kehangatan dari keluarga Mr. Davis.
"Ryoko akan ikut camping. Dan butuh biaya tidak sedikit." Laila berkata tanpa malu-malu. Ia tak menghiraukan keberadaan Kirei disana.
"Aku akan transfer nanti."
"Baiklah." Kirei benar-benar tak percaya dengan apa yang didengarnya. Hubungan keluarga yang seharusnya hangat tak lebih seperti transaksi bisnis. Bahkan transaksi bisnis saja bisa bermanis-manis dengan kliennya. Tidak ada ucapan terima kasih meskipun itu hanya untuk kesopanan. Benar saja jika Hamano-san menganggap bahwa Ryoko adalah ATM nya dan Hamano-san adalah mesinnya. Jika Ryoko dipertemukan dengan Hamano-san maka berapapun uang yang diminta akan dikeluarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO And I / Dihapus sebagian
RomancePart tidak lengkap... Mohon maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏🙏 Link e-book 👇 https://play.google.com/store/books/details?id=CmfxDwAAQBAJ 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥 Aku tidak bermaksud meninggalkannya, aku hanya merasa apa yang terjadi antara kam...