9. Ciuman

12.1K 762 64
                                    

Seminggu telah berlalu sejak malam seksnya dengan Sasuke. Setelah itu, Sakura berusaha untuk menghindari Sasuke dengan berlatih merangkai bunga lebih sering di paviliun utama. Ia sebisa mungkin menghindari aktivitas yang kemungkinan akan membawanya bertemu dengan pria itu.

Sakura masih ingat bagaimana Sasuke yang meninggalkannya begitu saja pada malam itu. Sendirian. Telanjang. Tubuh penuh keringat dan sperma. Sakura menangis tanpa suara, tidak bisa menghilangkan jejak pria itu dari tubuhnya. Ia membenci dirinya sendiri yang tidak bisa melawan.

Dan akhirnya, besok adalah Festival Tanabata. Satu jam yang lalu ia berkumpul bersama Ino dan Hinata di kanopi halaman belakang istana, membicarakan kimono untuk festival besok. Ino mengatakan bahwa ia akan mengenakan kimono berwarna ungu dengan kerah leher rendah, sengaja memperlihatkan belahan dadanya. Sementara Hinata memilih untuk mengenakan kimono pemberian Naruto.

Letak Festival Tanabata akan berada di pusat Konoha, tepatnya di perbatasan antar wilayah klan Uchiha, Otsutsuki, Hyuga, Senju, dan Uzumaki. Mereka menyebutnya sebagai Anbu, kota besar yang terkadang menjadi tempat perkumpulan para pemimpin klan. Anbu adalah kota paling ramai yang hampir tidak pernah sepi.

Rencananya besok Sakura akan pergi ke Anbu bersama Obito dan Rin. Karena Fugaku adalah raja sekaligus pemimpin klan Uchiha, ia di haruskan datang lebih awal. Dan Fugaku akan membawa serta istrinya juga Sarada. Sebelum pertunjukkan kembang api, Sakura akan bertemu dengan Ino dan Hinata supaya mereka bisa menikmati festival bersama.

Ia sudah memiliki jadwal untuk Ikebana. Rin mengatakan kalau Ikebana akan di mulai tiga puluh menit setelah mereka menyelesaikan makan malam bersama raja. Jantung Sakura sudah berdegup dengan kencang, padahal masih ada satu malam sebelum festival.

Sosok Naruto datang menghampiri Sakura bersama Sarada dan Boruto yang duduk di kedua bahunya. Bocah-bocah itu tampak senang pada apa yang dilakukan Naruto kepada mereka; memberikan tumpangan yang tidak biasa.

"Mama! Lihat, Naruto-jisan memperbolehkanku untuk naik ke pundaknya seperti Boruto!" seru Sarada riang.

Sakura tersenyum lembut, mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga di taman istana. "Benarkah? Apakah Sarada senang?"

Sarada mengangguk antusias.

"Apa yang sedang kau lakukan, Sakura?" tanya Naruto.

Sakura memperlihatkan bunga-bunga yang berada di hadapan mereka dengan tangannya. "Seperti yang kau lihat. Aku sedang mengecek semua bunga-bunga di taman. Aku sudah meminta pada Kogo Heika untuk merawat bunga-bunganya, dan beliau mengizinkan."

"Kau pasti merasa sedikit bosan saat tidak bersama Sarada, ya."

"Tidak juga. Tapi, aku tidak bisa diam saja dan menerima semua perlakuan keluarga raja karena aku hanya menumpang disini."

"Benar. Hinata sudah menceritakannya kepadaku apa yang kau rasakan. Meskipun kau mengatakan Sasuke tidak ada hubungannya dengan kalian, tapi Sarada tetap keturunan Uchiha secara biologis. Sementara kau hanya ibu dari sang keturunan."

Sakura mengangguk. "Memang rumit."

Naruto menepuk-nepuk tubuh Boruto dan Sarada. "Yaah... menurutku itu terlalu rumit. Kau dan Sasuke seperti tinggal bersama, tapi tidak menikah. Ikatan yang menghubungkan kalian adalah Sarada. Raja pasti tidak akan pernah melepaskan Sarada. Dengan kata lain, mungkin kau akan menghabiskan hidup bersama Sasuke."

Tentu saja. Kecuali Sasuke sudah menikah dan memutuskan untuk meninggalkan istana Uchiha.

Dan sebelum itu terjadi, Sakura harus menghindari pria itu. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa ia lakukan.

S C A R L E T   M O O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang