17. Sarada dan Sasuke

9.5K 903 152
                                    

"Aku mau kembali ke kamarku." Sakura menyingkap selimut yang menutupi kedua kakinya lalu turun dari ranjang. "Mengapa kau malah membawaku ke kamarmu, Sasuke-sama? Kau akan membuat semua orang salah paham."

Sasuke membawa Sarada yang tertidur di gendongannya ke arah ranjang. Ia meletakkan putrinya di tempat yang sama dengan Sakura. "Kau harus menjaga anak itu di sini. Aku akan pergi."

"Sarada bisa tidur di kamarnya."

"Kalian tidak boleh ke luar dari kamar ini tanpa seizinku."

Sakura mengernyit tidak mengerti. "Mengapa aku tidak boleh ke luar dari kamarmu, Sasuke-sama?"

"Kau berkata akan menepati janjimu jika aku menepati janjiku."

"Tapi janjiku bukan bersedia untuk di kurung di dalam kamarmu seperti ini."

"Ini adalah perintah dariku."

"Sasuke-sama-"

Sasuke berbalik pergi, mencoba untuk tidak membiarkan Sakura mengatakan apapun lagi.

"Setidaknya katakan alasanmu melakukan ini." tukas Sakura hampir memekik karena menahan kesal.

"Aku tidak ingin orang lain mengganggu kesepakatan kita." jawab Sasuke tanpa menoleh. Ia terus melanjutkan langkahnya menuju pintu lalu ke luar dari kamarnya.

Sesampainya di luar, ia melihat Shisui dan Itachi yang masih menunggu di sana. Rupanya kedua kakaknya itu tidak menyerah sedikit pun.

"Sasuke!" Shisui buru-buru mendekati Sasuke. "Apa rencanamu? Mengapa kau mengurung Sakura di dalam sana?"

"Aku tidak mengerti apa maksud dari perkataanmu."

Itachi berdiri di sisi keduanya. "Aku hanya khawatir sesuatu mungkin sedang terjadi pada Sakura."

Sasuke menggeleng. "Wanita itu baik-baik saja. Aku memiliki sedikit urusan dengannya, urusan yang tidak bisa di ketahui oleh orang lain."

"Tapi mengapa kau harus sampai menyembunyikannya dari kami seperti ini?"

"Aniki, ini bukan seperti aku menyembunyikan milikmu darimu." tukas Sasuke sarkastis. Ia memandang Shisui dengan sinis. "Sakura sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Shisui atau pun denganmu. Berhentilah membuatnya tidak nyaman."

"Apa kau bilang?" Shisui terlihat sangat marah. Dengan cepat Itachi memegang tangannya karena Shisui terlihat seperti akan bertindak.

Sasuke menoleh kepada dua penjaga. "Tolong tetap berjaga di depan kamarku sampai aku kembali."

"Baik, Sasuke-sama."

"Seharusnya aku yang mengatakan itu kepadamu, Sasuke." tukas Shisui tidak terima. "Kaulah yang telah membuat Sakura merasa tidak nyaman."

Raut wajah Sasuke berubah kelam. Ia mendekatkan wajahnya pada Shisui lalu berbisik di telinganya. "Ayah kandung Sarada adalah aku, jadi wanita itu adalah milikku."

Itachi terkesiap mendengar kata-kata yang di ucapkan Sasuke dengan nada santai namun mengandung ketajaman dalam maknanya. Bahkan setelah Sasuke sudah menghilang dari hadapan mereka, Itachi maupun Shisui masih tidak dapat menghentikan keterkejutan yang baru saja terjadi.

∞∞∞

"Oniisan, seharusnya kau menunggu di rumah saja dan merawat Oneesan yang sedang sakit. Mengapa kau juga ikut bersamaku pergi ke istana Uchiha?"

Naruto mengulurkan tangannya pada Hanabi dan membantu adik iparnya turun dari kereta kuda. "Sayang sekali aku memiliki urusan lain di sini, Hanabi. Aku juga lebih ingin menemani istriku tersayang nan seksi di rumah. Tapi aku sudah berjanji pada Obito-niisan untuk datang hari ini."

S C A R L E T   M O O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang