Lampion berwarna-warni tampak menerangi jalan setapak di tengah-tengah para kios yang menjual berbagai jenis barang dan makanan. Geta Sakura berbunyi seiring langkah kakinya menyusuri tempat Festival Tanabata. Di kedua sisinya tampak Ino dan Hinata yang juga merasa kagum sepertinya.
"Festival kali ini lebih meriah dan cantik dari tahun lalu, ya!" seru Hinata takjub.
Ino mengangguk. "Ku dengar semua ini juga berkat bantuan Itachi-sama dan Shisui-sama karena tahun ini mereka berada di Konoha."
Mendengar nama Itachi langsung membuat senyum di bibir Sakura menghilang. Jantungnya berdegup dengan kencang. Sakura tidak berharap akan bertemu Itachi disini. Setelah apa yang pria itu lakukan kemarin kepadanya...
"Sakura!" Ino menyentuh bahu Sakura agar wanita itu tersadar. "Mengapa kau malah melamun disini?"
Sakura terkesiap. "T-tidak. M-mungkin aku hanya merasa tegang karena ini pertama kalinya aku mengikuti Ikebana bersama anggota keluarga raja."
"Semuanya pasti akan lancar, Sakura." sahut Hinata menenangkan dengan senyum lebar.
"Terimakasih, Hinata."
Ino dan Hinata kembali mengobrol. Sakura menunduk untuk melihat penampilannya sendiri. Ia mengenakan kimono berwarna soft pink dan merah, dengan corak bunga berwarna putih. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai di bahunya. Rin mengatakan kalau malam ini mungkin akan terasa sedikit dingin.
Mereka bertemu dengan Naruto dan orangtuanya. Sakura sangat mengenal Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Mereka adalah pasangan kesukaannya. Meskipun sudah memiliki seorang cucu, tapi Minato dan Kushina masih bersikap layaknya pengantin baru. Begitu mesra dan romantis. Kadang hal itu membuat Sakura iri.
"Dimana Boruto?" tanya Hinata.
Naruto menunjuk ke belakang tubuhnya. "Bersama kakeknya."
Ino menatap Minato. "Ini kakeknya."
"Maksudnya Hiashi-dono." ujar Kushina seraya tersenyum geli. Lalu ia menoleh pada Sakura. "Sakura, kau cantik sekali malam ini."
Sakura tersipu malu.
"Tidak. Kau memang selalu cantik. Tapi malam ini kau lebih memesona." ralat Kushina.
"Terimakasih, Kushina-sama."
Naruto menggenggam tangan Hinata. "Sebelum acara makan malam bersama dan Ikebana, bagaimana kalau kita pergi kencan, Hinata?"
Ino melipat kedua tangan di depan dada. "Jangan mencoba memonopoli Hinata, Naruto. Mentang-mentang Boruto tidak ada."
"Aku juga jadi ingin pergi kencan denganmu, Kushina." tukas Minato seraya merangkul bahu Kushina. Wanita itu langsung merona senang.
Sakura hanya terkekeh melihat wajah kesal Ino yang di tinggalkan oleh dua pasangan itu. "Kita juga bisa pergi kencan berdua, Ino. Ayo." ajaknya.
∞∞∞
Tangan Itachi terangkat untuk menyentuh bibirnya sendiri. Rasa manis dari bibir Sakura masih terasa disana, sangat membekas hingga tadi malam ia tidak bisa tidur. Itachi tersenyum lebar. Ia tidak menyangka bahwa Sakura semanis kelihatannya.
Dan wanita itu benar-benar menggoda.
Setelah menciumnya tanpa izin kemarin, Sakura hanya menatapnya dengan syok. Sebenarnya Itachi merasa bersalah karena telah lancang mencium wanita itu. Tapi ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Apalagi sekarang ia memiliki saingan yang kuat, yaitu kakaknya sendiri. Itachi tidak bisa membayangkan jika Shisui sudah selangkah lebih jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
Ficção HistóricaSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...