"Ojisan, apakah mamaku belum kembali?"
Itachi menghela napas untuk ke sekian kali. Dan untuk ke sekian kali juga Sarada mengatakan hal yang sama kepadanya. Ini sudah hari kedua sejak Festival Tanabata, sejak malam terakhir kali ia melihat Sakura. Itachi melirik ke arah Sarada yang menatap taman bunga dengan wajah sedih.
Sejujurnya ia masih penasaran mengapa Sasuke bisa ada di festival pada malam itu. Padahal setahunya Sasuke tidak akan datang ke Festival Tanabata. Tidak mungkin adiknya itu menyelinap hanya untuk membawa Sakura pergi.
Apakah ada sesuatu yang terjadi di antara mereka?
Itachi menggeleng. Tidak. Ia tahu Sakura tidak menyukai Sasuke, maupun sebaliknya. Ia tidak bisa memikirkan itu sekarang. Yang harus ia pikirkan adalah, bagaimana caranya supaya Sarada memanggilnya—
"Mama dan papa lama sekali."
Itachi menunduk kaget ke arah Sarada yang berdiri di dekat kakinya. "P-papa? Siapa yang kau maksud dengan papa?"
"Sasuke-jisan."
"Siapa yang mengatakan kepadamu kalau Sasuke adalah papamu, Sarada?"
Sarada menggeleng. "Aku tahu sendiri siapa papaku meskipun mama tidak mengatakannya."
Itachi membisu. Jawaban Sarada sudah membuatnya kalah telak.
"Tapi, Ojisan. Mengapa semua orang menyembunyikan dari Sarada kalau Sasuke-jisan adalah papa?"
"Aku... tidak tahu." Itachi berlutut di depan Sarada lalu memeluk tubuh mungil gadis kecil itu. Apakah ini yang di namakan ikatan batin antara ayah dan anak?
∞∞∞
Sakura langsung menghentikan langkahnya ketika sesosok pria berambut biru terang tiba-tiba menghalangi jalannya. Dahinya berkerut. Ia belum pernah melihat pria itu sebelumnya. Tapi pria itu terlihat mirip dengan Hamura, meskipun rambutnya lebih pendek.
"Aku Otsutsuki Toneri."
Pria itu memperkenalkan dirinya, lalu pergi begitu saja. Sakura bingung apa yang harus ia lakukan. Tapi kemudian ia teringat bahwa Hamura memiliki seorang putra bernama Toneri yang memiliki umur yang sama dengan Itachi.
Sakura berbalik dan bergegas menghampiri Toneri. Setelah berhasil tiba di depannya, ia langsung membungkukkan tubuhnya dengan sopan. "Maaf atas sikap kasarku karena tidak mengenalimu, Toneri-sama. Namaku Haruno Sakura. Aku—"
"Aku tahu." potong Toneri.
Sakura mengangkat kepalanya. Lalu ia tersentak karena tiba-tiba Toneri mendekatkan wajahnya.
"Tapi aku tidak tahu kalau Sasuke cukup menyukai seorang geisha sepertimu." Toneri tersenyum miring. "Hmm... tidak. Dengan penampilan seperti itu, kau terlihat seperti seorang oiran."
"Maaf, Toneri-sama, tapi aku bukan wanita murahan seperti yang kau maksud."
"Apa lagi sebutannya untuk wanita yang melahirkan anak di luar nikah? Apalagi pria yang menghamilinya adalah seorang bangsawan."
Sakura terdiam. Mungkin Toneri ada benarnya. Ia adalah seorang geisha bagi Sasuke. Ia tidak pernah bisa menolak saat pria itu menyentuhnya dan menidurinya. Itu sama saja seperti ia menjual tubuhnya pada Sasuke.
Apalagi ia menginginkan imbalan; yaitu agar Sasuke menepati janjinya untuk memperlakukan Sarada dengan baik.
Kedua matanya terasa memanas. Ia mungkin bodoh tapi orang yang di lawannya adalah bangsawan.
Saat ia akan beranjak pergi, Toneri menarik lengan Sakura dan menahannya untuk diam di tempatnya.
"Apa kau merayu Sasuke dan sengaja melahirkan anaknya agar kau bisa menjadi bangsawan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
Ficción históricaSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...