Fugaku menatap putra bungsunya yang sedang duduk di hadapannya. Wajahnya keras, dan sorot matanya penuh dengan ketegasan, khas seorang ayah. Namun ia sama sekali tidak mengerti mengapa seorang Uchiha Sasuke tumbuh menjadi anak yang tidak berguna.
Bahkan Sasuke telah melakukan kesalahan besar; yaitu melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu rakyatnya dan melupakannya seolah tidak ada yang terjadi pada enam tahun yang lalu.
Fugaku menarik napas panjang. Saat ini ia adalah seorang ayah. Dan seorang ayah harus menghukum anaknya yang telah melakukan kesalahan.
"Aku tidak akan bertele-tele lagi." ucap Fugaku. "Jika kau memang tidak ingin menikahi Sakura, aku tidak akan menghalangi. Tapi kau harus menerima Sarada sebagai putrimu. Bagaimana pun dia adalah darah dagingmu. Cucuku."
Sasuke tidak merasa harus membalas atau mengatakan apapun. Ia hanya menatap Fugaku dengan wajah datar, lalu beranjak pergi. Kedatangan Sakura sudah membuat suasana hatinya memburuk. Dan Fugaku telah menambah kekesalannya dengan membahas tentang wanita itu.
Fugaku menghela napasnya. Di antara ke empat putranya, Sasuke memang anak yang paling susah di atur dan keras kepala. Ia tidak tahu dari mana Sasuke mendapatkan sikap dinginnya. Fugaku adalah orang tegas yang tidak berarti memiliki sikap tidak peduli pada sekitar. Kecenderungan Sasuke tumbuh menjadi pemuda yang dingin dan kasar kemungkinan berasal dari almarhum ayahnya.
Tapi biarlah, ia akan membiarkan Sasuke kali ini. Jika anak itu benar-benar merugikan Sakura dan putrinya, maka ia sendiri yang akan turun tangan nanti.
∞∞∞
"Sakura!"
"Oh, Hinata."
"Aku dengar Tenno Heika memintamu untuk tinggal di istana Uchiha." tukas Hinata saat ia menghampiri Sakura yang sedang berada di paviliun selatan, tempat tinggal wanita itu yang baru. "Ternyata benar."
Sakura tersenyum tipis. "Sepertinya Tsunade-sama mengatakan tentang Sarada pada Tenno Heika."
Hinata terkejut. "Apakah itu karena kami yang membawa Tsunade-dono?"
"Tidak. Kurasa Tsunade-sama hanya menyadarinya. Dia tidak pernah bertanya tentang Sarada, atau merasa tertarik untuk mengetahuinya."
"Mungkin karena Sarada tampak terlihat seperti seorang Uchiha. Apalagi kau belum pernah menikah."
Hinata benar. Sarada memang terlalu mirip dengan Uchiha. Anak itu mewarisi penampilan fisik ayah kandungnya.
"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan disini, Hinata?"
"Oh. Aku sedang menemani Naruto menemui Hidenka."
"Mengapa?"
"Untuk membicarakan perihal perjodohan Hanabi dan Konohamaru-kun. Kami juga sudah berbicara dengan Tenno Heika, dan beliau setuju."
Sakura menganggukkan kepala. "Apakah kalian juga membawa Boruto?"
"Ya. Dia sedang bermain dengan Sarada di halaman depan bersama Kogo Heika."
Sakura tidak terkejut lagi. Akhir-akhir ini Mikoto memang selalu menghabiskan waktu bersama Sarada. Wanita itu sudah lama menantikan seorang cucu di keluarganya.
"Sakura." panggil Hinata pelan.
Sakura kembali menatap Hinata. Perhatiannya teralihkan selama beberapa detik.
Hinata memandang Sakura tidak yakin, tapi wanita itu memutuskan untuk tetap mengucapkan apa yang ada di dalam kepalanya. "Apakah kau sudah bertemu dengan Sasuke-kun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
Ficción históricaSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...