"Dia adalah wanita yang memiliki anak bersama Sasuke?" Shisui mengerjap pada Itachi. "Wanita bersurai merah muda... yang tadi ku lihat di taman pohon Yamazakura itu? Apa maksudmu dengan ia memiliki anak bersama Sasuke?"
Itachi menarik napas berat. "Wanita itu melahirkan putri kandung Sasuke."
Wajah Shisui berubah pucat dengan cepat. Pria itu terlihat megap-megap, antara ingin berbicara namun tidak tahu apa yang harus ia katakan. Kemudian Shisui menarik rambutnya sendiri. Shisui sangat syok... dan juga putus asa.
"Mengapa kau sangat terkejut seperti itu? Apa kau mengenal Haruno-san sebelumnya?" tanya Itachi.
Shisui menoleh. "Namanya Haruno?"
"Haruno Sakura. Dia adalah adik perempuan Sasori."
"Sial! Mengapa ia harus melahirkan anak Sasuke?! Apakah mereka sudah menikah?!"
Itachi menggelengkan kepala. "Mereka tidak menikah. Putrinya lahir dari sebuah kesalahan yang dilakukan Sasuke pada Haruno-san."
"Apa maksudmu?"
"Enam tahun yang lalu Sasuke memerkosa Sakura hingga wanita itu mengandung."
Shisui mengepalkan kedua tangannya. Sekarang warna wajahnya menjadi merah karena amarah.
"Aniue," Itachi buru-buru menghalangi Shisui yang akan pergi. "Apapun yang kau rencanakan, sebaiknya kau batalkan saja. Chichiue sudah bersusah payah untuk membawa Haruno-san dan putrinya tinggal disini. Jika kau membuatnya merasa tidak nyaman, apalagi Haruno-san mungkin belum pernah bertemu denganmu, ia pasti akan pergi dari sini."
Perkataan Itachi membuat Shisui berhenti. Itachi benar. Ia masih orang asing bagi Sakura. Menghajar Sasuke tetap tidak akan membuat rasa marahnya menghilang. Ia mungkin hanya akan membuat Sakura mendapatkan masalah.
Itachi melepaskan tangannya dari lengan Shisui saat merasa kakak laki-lakinya itu mulai tenang. "Aku juga merasakan hal yang sama denganmu setelah mengetahui bahwa alasan Haruno-san disini adalah untuk melindungi masa depan putrinya. Chichiue mengatakan kalau anak Sasuke harus menyandang nama Uchiha."
"Mengapa harus Sasuke?" gumam Shisui dengan nada berat. "Jika saja aku tidak pernah pergi ke Desa Lembah Bulan, mungkin anak itu... mungkin dia..."
Itachi tidak mengerti pada apa yang di katakan Shisui. Saat ia baru saja akan membuka mulut, Shisui sudah terlanjur meninggalkannya dan pergi dari ruang kerjanya.
∞∞∞
Sarada berlari senang ke arah Sakura yang menemuinya di taman belakang. Bocah itu mendarat tepat di pelukan ibunya. Sakura mengangkat tubuh Sarada dan berputar. Sarada terlihat sangat senang dari setiap tawa nyaring yang ia keluarkan.
"Apa kau senang bermain bersama Obaasan?" Sakura menurunkan Sarada dan berjongkok di hadapan putrinya.
Sarada mengangguk. "Kami bersenang-senang bersama. Tadi Obaasan mengajakku pergi menaiki kereta kuda."
Sakura mengusap pipi Sarada seraya tersenyum lebar. "Mama senang Sarada betah tinggal disini."
"Tapi, Mama... kenapa aku belum bertemu dengan Papa?"
Tersentak, Sakura hampir tersedak ludahnya sendiri. "Eum... Papa... Papa masih belum bisa di temui, sayang. Papamu memiliki pekerjaan yang sangat banyak."
"Begitu." Sarada terlihat sedih. Bocah itu pergi begitu saja untuk kembali pada Mikoto yang menunggunya.
Sakura menarik napas berat. Sasuke tidak mungkin mau menjadi ayah untuk putrinya. Pria itu pasti langsung menolak walau pun hanya membicarakan tentang Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
Fiksi SejarahSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...