26. Bukan Ini Yang Aku Inginkan

8.3K 821 112
                                    

"Kalau memang begitu, resmikan saja."

"Aku tidak butuh omong kosongmu, Sasuke-sama. Kita berdua sama-sama tidak menginginkan pernikahan. Mengapa harus membuatnya jadi lebih sulit?" Sakura mendorong tubuh Sasuke lalu turun dari ranjang.

Sasuke menatapnya. "Ini mungkin salahku. Aku tidak berhati-hati lagi."

"Tidak akan ada bayi." jawab Sakura tegas. "Kau mungkin tidak tapi aku lebih berhati-hati. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, meski Sarada bukanlah kesalahan bagiku."

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Lagipula itu bagus kalau memang tidak ada bayi."

Meraih semua potongan bajunya, Sakura meneriaki Sasuke dengan kasar di dalam hatinya. Sama sekali tidak sadar akan posisi tubuhnya yang telah menarik perhatian Sasuke. Pria itu berbaring menyamping menghadap Sakura yang bokongnya mengarah padanya, satu tangannya di gunakan sebagai penahan kepala.

"Kau seksi seperti itu."

Sakura menoleh ke belakang. Ia menyadari arah pandangan Sasuke dan buru-buru menutupi tubuhnya dengan kimono miliknya.

"Apa yang kau lihat, Sasuke-sama?"

"Milikku."

Seraya mendecih Sakura segera mengenakan pakaiannya kembali. "Dalam mimpimu."

∞∞∞

Acara pertemuan antara keluarga Senju dan keluarga Hyuga berakhir dengan lancar. Tanggal pertunangan sudah di tetapkan. Meski Hanabi dan Konohamaru tampaknya masih keberatan, tetapi orangtua dari kedua belah pihak sama sekali tidak memedulikan mereka. Ini adalah perjodohan.

Hinata kesulitan untuk menenangkan Hanabi yang terus merajuk karena pembawaan kehamilannya; perasaannya kadang terlalu sensitif dan menolak untuk bersikap tenang. Sakura pun mengajukan diri untuk membantu Hinata. Lagipula Sarada senang jika dapat bermain dengan Boruto lebih sering.

"Kalau aku menikah dengannya, itu artinya aku harus memberinya seorang anak, kan?"

Sakura tersenyum. "Tentu saja. Kau pikir untuk alasan apa lagi dua orang yang berbeda jenis kelamin melangsungkan pernikahan? Sejak dulu kita memang di haruskan untuk meneruskan keturunan."

"Apakah ada cara lain?"

"Apa maksudmu?"

"Membuat anak." Hanabi menggembungkan pipinya. "Selain melakukannya lewat hubungan intim, apa caranya?"

Kedua pipinya terasa memanas. Sakura tidak mendapatkan sesuatu untuk di katakan. Sejauh yang ia tahu, supaya seorang wanita bisa mengandung adalah dengan melakukan hubungan intim.

Ia mengandung Sarada karena ia dan Sasuke....

Percakapan mereka terpotong saat Sai muncul di ambang pintu ruang santai.

"Sai-niisan. Apa yang kau lakukan di sini?" seru Hanabi.

"Mengantar putraku bermain dengan teman-temannya." Sai melangkah masuk. Ia duduk di hadapan Sakura dan Hanabi. "Sebenarnya Naruto memintaku untuk datang. Kami memiliki urusan penting."

Hanabi menyipitkan mata. "Di antara urusan pekerjaan, aku yakin kalian pasti ingin membicarakan tentang pertunanganku dengan si monyet."

"Tepat sekali."

"Berhentilah mengolok-olok diriku."

S C A R L E T   M O O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang