Sakura sudah bersiap-siap untuk kembali ke istana Uchiha. Hagoromo menyiapkan kereta kuda agar Sakura dan Sasuke dapat beristirahat selama perjalanan, sementara kuda milik Sasuke sudah terlebih dahulu di bawa ke istana Uchiha. Hamura memaksa Sakura untuk membawa bekal, yang akhirnya membuat Sakura sedikit kewalahan karena terlalu banyak.
Sasuke masih sibuk dengan urusannya bersama Hagoromo. Sakura memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat sebelum pulang. Ketika ia memasuki taman labirin, Sakura melihat sosok Toneri sedang bersandar pada semak-semak dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Sakura tidak ingin menyapa pria itu, tapi ia harus tetap bersikap sopan. Ia pun hanya membungkuk ketika berada di hadapan Toneri lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Bagaimana caramu melakukannya?"
Sakura melambatkan langkahnya. Ia pun berhenti setelah yakin bahwa dirinya memang satu-satunya lawan bicara Toneri.
Toneri menoleh. "Mengubah si Uchiha itu. Bagaimana kau melakukannya?"
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Toneri-sama."
"Apa aku memang bisa memanfaatkanmu untuk kelemahan Uchiha Sasuke?" Toneri melangkah mendekati Sakura. "Mengapa juga Sasuke harus membiarkan dirinya di dominasi oleh wanita sepertimu?"
Sakura terdiam. Ia sudah mulai terbiasa oleh kata-kata tajam yang di lontarkan Toneri untuknya. Yang perlu ia lakukan hanyalah membiarkan pria itu berkata sesukanya lalu berusaha untuk tidak pernah bertemu kembali.
Toneri mengangkat tangannya untuk menyentuh Sakura. Tapi tangannya hanya berhenti di udara dan berubah menjadi sebuah kepalan.
Sakura mendongak menatap Toneri. "Toneri-sama—"
Pria itu menciumnya.
Kedua mata Sakura melebar sempurna. Namun itu bukanlah sebuah ciuman yang pasti. Hanya bibir yang saling menempel satu sama lain. Setelah menjauhkan wajahnya, Toneri tampak terlihat lebih memucat dari Sakura.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan kepadaku?" Toneri mengusap bibir bawah Sakura yang berkilauan dengan ibu jarinya. "Kau selalu membuatku gelisah tanpa alasan, yang seharusnya tidak mungkin aku dapatkan dari seorang wanita rendahan sepertimu. Tapi aku baru saja mendapatkan jawabannya."
Bibir Sakura otomatis terbuka ketika ia terlalu terkejut untuk bernapas lewat hidung. Kemudian ia mendapati siluet tubuh Sasuke dari ujung matanya.
Toneri menarik napas tidak percaya. "Kau adalah wanita yang berbahaya."
∞∞∞
"Aku akan menepati janjiku kepadamu."
Sakura menoleh pada Sasuke yang duduk di hadapannya. Pria itu sedang bersandar sembari melipat kedua tangan di depan dada dengan mata yang tertutup. Awalnya Sakura mengira kalau Sasuke tertidur karena perjalanan yang panjang. Sasuke sama sekali tidak bersuara selama perjalanan.
Sakura tidak tahu harus mengatakan apa. Ia juga sedikit terkejut karena Sasuke tiba-tiba membahas tentang hal itu. Apakah pria itu sedang memikirkan janji yang telah terbentuk di antara mereka? Kalau begitu, Sakura juga harus menepati janjinya, bukan?
Mengalihkan pandangannya ke luar jendela kereta, Sakura mulai melamun memikirkan masa depannya sendiri. Tentu ia sudah menjamin masa depan Sarada, tapi ia ingin mengetahui masa depannya sendiri. Setelah Sarada tumbuh besar nanti, ia pasti akan menikah dan dirinya akan di tinggal sendirian.
Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus mulai mencari pekerjaan dari sekarang? Sakura sudah pernah mencobanya tapi Mikoto melarang.
Karena terlalu larut dalam pikirannya, Sakura pun jatuh tertidur. Sasuke membuka matanya lalu melihat bahwa wanita berambut merah muda itu sudah terlelap tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
Historical FictionSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...