24. Mengintimidasi

7.1K 780 74
                                    

"Payah."

"Payah."

"Payah!"

"Payah!!"

Naruto memukul mulut Konohamaru. "Berisik."

"Mengapa dia harus menjahit bentuk pisang? Apa maksudnya itu? Apakah dia sedang mengejekku?"

"Cerewet. Kalian itu memang menyukai pisang, jadi apa salahnya jika adikku menggambar pisang?"

Sai tertawa kecil. "Kau sebenarnya menyukai Hanabi kan, Konohamaru?"

"Aku tidak dengar!"

"Memangnya kau tidak bisa menolak pernikahan itu?" tanya Sasuke dengan nada membosankan.

Konohamaru mendengus. "Aku bisa melakukannya tapi aku lebih menginginkan nyawaku."

Sai tergelak.

"Ya, itu benar." Naruto menyeringai. "Ayahnya memang terlihat galak."

"Jadi dia tidak galak?"

"Lebih galak Tsunade-basan sebenarnya."

Untuk hal itu, Konohamaru sepakat dengan Naruto.

Sosok Inojin berlari masuk ke dalam ruang santai. Bocah itu terlihat senang menggenggam bunga sakura di tangannya.

"Jangan berlari, Inojin. Nanti kau terjatuh."

Terlambat. Bocah itu sudah jatuh tersungkur ke karpet.

Sai berdiri dari sofa untuk menghampiri Inojin sebelum putranya menangis. Namun Sakura sudah lebih dulu berlutut di hadapan Inojin dan menenangkannya. Sai bahkan tidak menyadari kapan wanita itu masuk.

"Sayang, sudah Okaasan bilang untuk berhati-hati." ujar Sakura seraya mengusap pipi Inojin dengan lembut.

∞∞∞

Hanabi berlari di beranda belakang paviliun utama. Seharusnya saat ini ia berada di aula untuk berbincang dengan calon ibu mertuanya. Tapi memang dasar dirinya yang bodoh karena meninggalkan tasnya di toilet. Padahal ia sudah menyiapkan hadiah khusus untuk di berikan kepada ibu Konohamaru.

Bugh!

Dan di ujung lorong, ia malah menabrak seseorang.

"Pakai matamu kalau berjalan."

Hanabi mendongak. Raut wajahnya langsung berubah dingin.

"Padahal matamu sudah sebesar melon." Konohamaru tersenyum mengejek. "Jangan-jangan penglihatanmu samar-samar, ya?"

"Tutup mulutmu, monyet."

"Apa kau bilang?"

Hanabi mengangkat satu kakinya lalu menginjak kaki Konohamaru keras-keras.

"Argh!"

Sebelum pria itu membalas, Hanabi buru-buru berlari melewatinya. Namun ia kalah cepat. Konohamaru menarik kerah kimono Hanabi dan menyeret Hanabi kembali ke hadapannya.

"Seharusnya akulah yang menutup mulut kurang hajarmu itu."

"Apa maumu, Senju? Berhenti menggangguku!"

"Siapa yang mengganggu siapa? Kau yang mengganti gula menjadi garam di tehku, kan?"

"Jangan menuduh sembarangan!"

"Aku memiliki semua bukti tentang apa yang kau lakukan kepadaku."

"Lepaskan aku!"

"Kau pikir aku akan menuruti kemauanmu?"

S C A R L E T   M O O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang